Medan (Antara Kalteng) - Harga Tandan Buah sawit atau TBS petani di Sumatera Utara bergerak naik menjadi Rp1.800 per kg akibat produksi berkurang sebagai dampak kemarau.
"Sebelumnya harga TBS masih Rp1.600-Rp1.700 per kg bahkan di awal tahun masih Rp1.200 per kg," kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Darlih Harahap di Medan, Jumat.
Menurut dia, kenaikan harga dipicu pasokan atau produksi yang ketat dampak perubahan iklim yang cenderung kemarau.
Akibat kemarau, produksi berkurang hingga hampir 40 persen.
"Apkasindo berharap harga TBS terus naik agar menolong petani yang lagi mengalami penurunan produksi," katanya.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang menyebutkan, harga ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah juga menguat meski dalam beberapa hari sedang turun.
Dari harga CPO sebelumnya yang di kisaran 450-500 dolar AS per metrik ton pada tanggal 6 April, harga CPO di Rotterdam sudah 717, 50 dolar AS per metrik ton.
Kenaikan harga dipicu pasokan ketat akibat musim kemarau.
"Harga CPO diperkirakan akan naik lagi karena ada El Nino/musim kering yang berkelanjutan," katanya.
Dia mengakui, ada penurunan harga di pekan ini dari tanggal 4 April yang sempat mencapai 730 dolar AS.
Penurunan juga terlihat di harga lelang pada Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PT.Perkebunan Nusantara yang di 6 April menjadi Rp8.590 per kg dari Rp8.600 per kg pada 4 April.
"Harga memang masih terus berfluktuasi, tetapi diyakini tren menguat akibat pengetatan pasokan dampak anomali cuaca," kata Sebayang.
"Sebelumnya harga TBS masih Rp1.600-Rp1.700 per kg bahkan di awal tahun masih Rp1.200 per kg," kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Darlih Harahap di Medan, Jumat.
Menurut dia, kenaikan harga dipicu pasokan atau produksi yang ketat dampak perubahan iklim yang cenderung kemarau.
Akibat kemarau, produksi berkurang hingga hampir 40 persen.
"Apkasindo berharap harga TBS terus naik agar menolong petani yang lagi mengalami penurunan produksi," katanya.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang menyebutkan, harga ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah juga menguat meski dalam beberapa hari sedang turun.
Dari harga CPO sebelumnya yang di kisaran 450-500 dolar AS per metrik ton pada tanggal 6 April, harga CPO di Rotterdam sudah 717, 50 dolar AS per metrik ton.
Kenaikan harga dipicu pasokan ketat akibat musim kemarau.
"Harga CPO diperkirakan akan naik lagi karena ada El Nino/musim kering yang berkelanjutan," katanya.
Dia mengakui, ada penurunan harga di pekan ini dari tanggal 4 April yang sempat mencapai 730 dolar AS.
Penurunan juga terlihat di harga lelang pada Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PT.Perkebunan Nusantara yang di 6 April menjadi Rp8.590 per kg dari Rp8.600 per kg pada 4 April.
"Harga memang masih terus berfluktuasi, tetapi diyakini tren menguat akibat pengetatan pasokan dampak anomali cuaca," kata Sebayang.