Sampit (Antara Kalteng) - Kepolisian Kawasan Pelabuhan Mentaya meminta petugas angkut di Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah untuk tertib saat bekerja agar tidak mengganggu kenyamanan penumpang kapal.
"Keluhan tentang porter (petugas angkut) yang tidak tertib itu langsung kami tindak lanjuti. Mereka sudah kami kumpulkan dan diberi arahan agar bekerja secara tertib maka akan ditindak," tegas Kapolsek Kawasan Pelabuhan Mentaya, AKP Rizki Hidayat di Sampit, Kamis.
Rizki mengajak seluruh petugas angkut untuk mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang selaku pengguna jasa. Pola kerja yang saling mendahului dan berebut naik ke kapal, menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penumpang sehingga sering dikeluhkan.
Petugas angkut tidak perlu lagi berebut saling mendahului masuk ke kapal sambil membawa barang penumpang karena semua penumpang dipastikan akan tertampung.
"Ini juga demi keselamatan mereka (petugas angkut). Insiden ada porter yang jatuh atau terbawa kapal sampai ke muara, itu jangan sampai terulang lagi. Jangan lagi ada yang berebut naik padahal tanggal belum diturunkan sempurna. Patuhi aturan karena ini untuk kepentingan kita bersama," ujar Rizki.
Saat rapat persiapan penyelenggaraan arus mudik lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah beberapa hari lalu, keluhan tentang pola kerja porter atau petugas angkut, menjadi salah satu perhatian rapat. Para petugas angkut diminta mengubah pola kerja demi keamanan dan kenyamanan semua pihak.
"Sekarang mulai ada perbaikan, tapi kami harap bisa makin tertib. Tidak perlu lagi tergesa-gesa seolah-olah kehabisan tempat. Sekarang ini sudah ada jaminan seluruh penumpang akan kebagian tempat," kata Kepala PT Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Sampit, Lamson Ompusunggu.
PT Pelni terus meningkatkan pelayanan penumpang agar makin nyaman. Saat keberangkatan maupun kedatangan, arus celon penumpang diatur dengan baik supaya lancar dan nyaman.
Jaminan semua penumpang akan mendapatkan tempat di dalam kapal, seharusnya tidak lagi membuat porter yang membantu mengangkat barang penumpang, masih buru-buru dan saling mendahului untuk masuk kapal.
Porter dan calon penumpang cukup berjalan tertib karena pasti akan kebagian tempat. Jika ada yang berdesakan dan saling mendahului, malah membuat suasana menjadi tidak nyaman karena menyebabkan penumpang lain ikut berdesakan ingin cepat masuk ke kapal.
"Kadang penumpang cuma 200 orang, tapi porter berebut bahkan naik sebelum tangga kapal diturunkan sempurna. Porter harus mau mengubah gaya kerja. Jangan seperti dulu lagi. Tingkah laku porter menjadi gambaran wajah kepelabuhan kita di mata penumpang," sambung Lamson.
Harapan yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur, H Fadlian Noor. Dia meminta organisasi porter mengingatkan anggotanya untuk bekerja dengan tertib agar penumpang merasa nyaman.
Tahun lalu sampai ada porter yang terangkut kapal hingga ke muara. Makanya kami minta porter mematuhi aturan dan bekerja lebih tertib lagi.
Apalagi, sudah ada jaminan dari pihak kapal bahwa semua penumpang akan kebagian tempat di dalam kapal, jadi tidak perlu buru-buru dan berdesakan, kata Fadlian.
"Keluhan tentang porter (petugas angkut) yang tidak tertib itu langsung kami tindak lanjuti. Mereka sudah kami kumpulkan dan diberi arahan agar bekerja secara tertib maka akan ditindak," tegas Kapolsek Kawasan Pelabuhan Mentaya, AKP Rizki Hidayat di Sampit, Kamis.
Rizki mengajak seluruh petugas angkut untuk mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang selaku pengguna jasa. Pola kerja yang saling mendahului dan berebut naik ke kapal, menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penumpang sehingga sering dikeluhkan.
Petugas angkut tidak perlu lagi berebut saling mendahului masuk ke kapal sambil membawa barang penumpang karena semua penumpang dipastikan akan tertampung.
"Ini juga demi keselamatan mereka (petugas angkut). Insiden ada porter yang jatuh atau terbawa kapal sampai ke muara, itu jangan sampai terulang lagi. Jangan lagi ada yang berebut naik padahal tanggal belum diturunkan sempurna. Patuhi aturan karena ini untuk kepentingan kita bersama," ujar Rizki.
Saat rapat persiapan penyelenggaraan arus mudik lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah beberapa hari lalu, keluhan tentang pola kerja porter atau petugas angkut, menjadi salah satu perhatian rapat. Para petugas angkut diminta mengubah pola kerja demi keamanan dan kenyamanan semua pihak.
"Sekarang mulai ada perbaikan, tapi kami harap bisa makin tertib. Tidak perlu lagi tergesa-gesa seolah-olah kehabisan tempat. Sekarang ini sudah ada jaminan seluruh penumpang akan kebagian tempat," kata Kepala PT Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Sampit, Lamson Ompusunggu.
PT Pelni terus meningkatkan pelayanan penumpang agar makin nyaman. Saat keberangkatan maupun kedatangan, arus celon penumpang diatur dengan baik supaya lancar dan nyaman.
Jaminan semua penumpang akan mendapatkan tempat di dalam kapal, seharusnya tidak lagi membuat porter yang membantu mengangkat barang penumpang, masih buru-buru dan saling mendahului untuk masuk kapal.
Porter dan calon penumpang cukup berjalan tertib karena pasti akan kebagian tempat. Jika ada yang berdesakan dan saling mendahului, malah membuat suasana menjadi tidak nyaman karena menyebabkan penumpang lain ikut berdesakan ingin cepat masuk ke kapal.
"Kadang penumpang cuma 200 orang, tapi porter berebut bahkan naik sebelum tangga kapal diturunkan sempurna. Porter harus mau mengubah gaya kerja. Jangan seperti dulu lagi. Tingkah laku porter menjadi gambaran wajah kepelabuhan kita di mata penumpang," sambung Lamson.
Harapan yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur, H Fadlian Noor. Dia meminta organisasi porter mengingatkan anggotanya untuk bekerja dengan tertib agar penumpang merasa nyaman.
Tahun lalu sampai ada porter yang terangkut kapal hingga ke muara. Makanya kami minta porter mematuhi aturan dan bekerja lebih tertib lagi.
Apalagi, sudah ada jaminan dari pihak kapal bahwa semua penumpang akan kebagian tempat di dalam kapal, jadi tidak perlu buru-buru dan berdesakan, kata Fadlian.