Jakarta (Antara Kalteng) - Ridho Rhoma ditangkap karena kasus narkoba pada Sabtu lalu. Ini menguatkan dugaan bahwa industri hiburan Indonesia belum bebas dari jeratan barang haram itu.
"Permasalahan narkoba sangat kompleks, tidak hanya menyoal faktor tekanan pekerjaan, kesadaran diri soal bahaya narkoba ataupun lingkungan semata," ujar dia, dalam kesempatan berbeda.
"Dalam dunia psikologi ada istilah individual differences, dimana masing-masing indvidu mempunyai pemicu yang berbeda ketika mengonsumsi narkoba. Ada faktor coba-coba, faktor sosial, rekreasional, keingnan lepas dari masalah serta faktor lainnya," sambung Prasetya.
Alasan tekanan pekerjaan, seperti pernah diakui Ridho dan penyanyi lain, semisal Andika The Titans dan Sammy Simorangkir menjadi faktor pemicu mereka mengonsumsi barang haram itu. Hal ini juga diakui mantan Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Brigadir Jenderal Polisi Drs Siswandi.
"Untuk kasus artis, mereka ini umumnya bisa keletihan, kurang percaya diri, sebenarnya hanya alasan," tutur dia di kawasan Petamburan, Jakarta, Senin.
"Yang jelas dia sudah mengeluarkan biaya besar (untuk membeli narkoba). Sekarang satu gram sudah Rp1,8 juta. Kalau 0,7 gram khan bisa Rp 1,2 juta," sambung pria yang kini terlibat dalam Gerakan Generasi Peduli Anti Narkoba itu. Itu gambaran harga sabu-sabu yang kelasnya lebih tinggi ketimbang kokain ataucrack.
Komedian Tessy atau Kabul Basuki pun mengakui hal serupa. Pria yang pernah terjerat pemakaian sabu-sabu (crystal metamphetamina atau met alias ekstasi) pada 2014 lalu itu mengatakan sepi tawaran kerja membuatnya frustasi.
"Saya benar-benar drop dengan kerjaan. Yang jelas saya dicekal salah satu instansi. Saya tidak boleh tampil di televisi. Karena itu selama empat tahun, saya tidak ada pekerjaan," tutur Tessy, dalam kesempatan berbeda.
Di luar itu, menurut Kepala Bagian Psikologi Polda Metro Jaya, AKBP Hary Prasetya, masih ada beragam alasan yang kerap melingkupi keputusan seseorang mengonsumsi narkoba.
"Permasalahan narkoba sangat kompleks, tidak hanya menyoal faktor tekanan pekerjaan, kesadaran diri soal bahaya narkoba ataupun lingkungan semata," ujar dia, dalam kesempatan berbeda.
"Dalam dunia psikologi ada istilah individual differences, dimana masing-masing indvidu mempunyai pemicu yang berbeda ketika mengonsumsi narkoba. Ada faktor coba-coba, faktor sosial, rekreasional, keingnan lepas dari masalah serta faktor lainnya," sambung Prasetya.
Kemudian, menyoal jenis narkoba yang umum dikonsumsi kalangan selebriti, Siswandi menilai tergantung kebutuhan yang bersangkutan, bisa sabu-sabu, ekstasi, tembakau gorilla ataupun lainnya.
"Ada yang ganja, sabu-sabu. Kalau dia mau syuting siang, enggak mungkin pakai ekstasi. Kayak Ridho kemarin, perjalanan mau syuting," kata dia.