Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Harga tandan buah segar kelapa sawit PT Antang Ganda Utama Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, pada Pebruari 2018 naik dari Rp1.588 per kilogram menjadi Rp1.609/kg.
"Membaiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ini membuat petani plasma kembali gembira karena dalam dua bulan terakhir harga terus turun," kata Tomy seorang petani kelapa sawit di Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan, Kamis.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan para petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan oleh sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun inti 16.297 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Barito Utara Abdurrahman membenarkan harga TBS sawit pada bulan Pebruari 2018 naik yakni Rp1.609 atau naik Rp21 dari harga Januari 2018 sebesar Rp1.588/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya.
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 85,51 persen atau naik dibanding dengan periode sebelumnya 84,97 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) turun dari sebelumnya Rp6.591 menjadi Rp6.386/kg. Namun harga jual CPO di pasar dalam negeri mengalami kenaikan dari Rp7.347 menjadi Rp7.461/kg.
"Naiknya harga TBS ini disebabkan membaiknya harga harga CPO dan meski kernel turun," ujarnya.
Perseroan Terbatas AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng kini manajemennya tergabung dalam grup PT Dhanistha Surya Nusantara yang memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.
"Membaiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ini membuat petani plasma kembali gembira karena dalam dua bulan terakhir harga terus turun," kata Tomy seorang petani kelapa sawit di Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan, Kamis.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan para petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan oleh sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun inti 16.297 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Barito Utara Abdurrahman membenarkan harga TBS sawit pada bulan Pebruari 2018 naik yakni Rp1.609 atau naik Rp21 dari harga Januari 2018 sebesar Rp1.588/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya.
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 85,51 persen atau naik dibanding dengan periode sebelumnya 84,97 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) turun dari sebelumnya Rp6.591 menjadi Rp6.386/kg. Namun harga jual CPO di pasar dalam negeri mengalami kenaikan dari Rp7.347 menjadi Rp7.461/kg.
"Naiknya harga TBS ini disebabkan membaiknya harga harga CPO dan meski kernel turun," ujarnya.
Perseroan Terbatas AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng kini manajemennya tergabung dalam grup PT Dhanistha Surya Nusantara yang memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.