Jakarta (Antaranews Kalteng) - Spekulasi terhadap apa yang terjadi pada jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi terus berkembang, menyusul pengakuan Saudi terhadap pembunuhan yang dianggap belum menyeluruh oleh berbagai negara.

Reuters memuat laporan mengenai kasus pembunuhan Khashoggi di konsulat jenderal Arab Saudi di Turki, mengutip sumber anonim dari intelijen hingga orang yang mengenal kerajaan.

Saud al-Qahtani, salah seorang pengawal senior Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, dicopot dari jabatannya karena menjadi salah seorang yang terlibat pembunuhan tersebut. Diperkirakan jumlah eksekutor kasus ini berjumlah 15 orang.

Laporan Reuters tersebut menyebutkan kehadiran Qahtani, yang selalu menemani Pangeran MbS, dalam kasus Khashoggi dari jarak jauh, secara virtual melalui panggilan di aplikasi Skype.

Khashoggi masuk ke konsulat di Istanbul sekitar jam 13.00 pada 2 Oktober lalu untuk mengurus sejumlah dokumen terkait rencana pernikahannya dengan Hatice Cengiz. 

Baca juga: Benarkah Arab Saudi mata-matai Khashoggi melalui Twitter?

Menurut sumber dari lembaga keamanan Turki, Khashoggi segera disergap 15 intelijen Saudi, yang baru datang dua jam sebelumnya menggunakan jet pribadi.

Seorang sumber anonim dari Arab Saudi menyatakan Qahtani hadir di ruangan tersebut melalui Skype. 

Dia melontarkan caci-maki pada Khashoggi, korban disebut membalas hinaan itu dengan caranya sendiri. 

Qahtani, melalui sambungan Skype meminta orang-orang itu untuk menyelesaikan urusan dengan Khashoggi. “Bawakan kepala si anj*ng itu,” kata intelijen Turki menirukan perintah Qahtani.

Tidak dijelaskan apakah Qahtani menonton pembunuhan tersebut sampai selesai. Seorang sumber dari Arab Saudi menyebut operasi pembunuhan ini "ceroboh dan gagal".

Narasumber asal Arab tersebut dan intelijen Turki menyatakan rekaman audio di Skype kini berada di tangan Presiden Turki Erdogan, dia dikabarkan menolak menyerahkannya pada Amerika.

Seorang pejabat senior di Saudi yang memberi keterangan resmi tentang kejadian ini, bahwa Khashoggi terlibat perkelahian, menyatakan tidak mengetahui kabar Qahtani hadir melalui Skype. Saudi masih menyelidiki kasus ini.

Erdogan mengatakan akan memberikan informasi perkembangan penyelidikan Turki terhadap kasus ini pada Selasa waktu setempat, pidato mingguannya.

Baca juga: Ketegangan AS dan Arab Saudi pengaruhi harga minyak

Pewarta : Natisha Andarningtyas
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024