Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Kondisi Desa Tampu Langit, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, dahulu sangat memprihatinkan bahkan terisolir. Hal itu disebabkan tidak adanya infrastruktur jalan menghubungkan pemukiman warga yang tinggal di RT1 hingga RT3 di desa tersebut.
Berkat dana desa yang disalurkan Pemerintah Pusat dan keseriusan aparatur desa serta masyarakat setempat memanfaatkannya, infrastruktur jalan pun mulai terbangun, kata Kepala Desa Tampu Langit Kasiati saat ditemui Antara Kalteng, Senin.
"Walau secara bertahap tapi pembangunannya mulai terlihat dan akan segera rampung di tahun 2019. Infrastruktur yang kami bangun yakni siring dan jalan untuk menghubungkan antara warga RT 1 dan RT 3. Di lokasi tersebut ada yang sering disebut masyarakat Luwaw Sima," beber dia.
Luwaw Sima sejenis tanah rawa dan akan berair dalam jika hujan deras. Karena itu, pembangunan dilaksanakan harus bertahap dengan anggaran sekitar Rp100-190 juta setiap tahunnya.
Menurut kades perempuan itu, adanya DD tersebut membuat masyarakat sangat senang dan merasa terbantu. Tidak heran jika pelaksanaannya pun disambut dengan antusias oleh warga setempat.
Tahun 2018, Desa Tampu Langit menerjma DD sebesar Rp700 juta. Dari dana tersebut, sekitar Rp125 juta digunakan untuk pembuatan siring sekitar 200 meter. Sebagian dana lainnya digunakan untuk pembangunan TK Al Quran.
Dari Rp700 juta, hanya bisa dicairkan sekitar 60 persen. Sisa dana kemungkinan akan menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) APBDes 2018.
"Pencairannya kemungkinan bulan Desember. Kita tidak berani melaksanakan pembangunan diakhir tahun," kata Kasiati yang terpilih pada Pilkades serentak tahun 2017.
Baca juga: Sumber daya masyarakat disiapkan mendukung desa wisata Kampung Dayak
Dalam perencanaan, pembangunan infastruktur penghubung antara RT 1 dengan RT 3 akan rampung pada 2019. Selanjutnya akan direncanakan pembangunan yang mengarah pada pendapatan desa.
"Karena Tampu Langit terkenal sebagai penghasil ikan. Kami rencanakan membangun wisata alam pemancingan sungai air tawar," katanya.
Ikan air tawar di Desa Tampu Langit sangat menjanjikan bagi pehobby mancing mania. Ikan jenis Tapah bisa mencapai 10 - 25 kg per ekor.
Pembangunan di Desa Karang Langit terkendala harga bahan material yang mahal karena ongkos angkutan. Hal ini dikarenakan jalan menuju desa masih jauh dan kurang memadai. Selain itu, sinyal telepon seluler sulit didapat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kardinal mengatakan, desa yang memiliki kemajuan itu ada dua, salah satunya Desa Tampu Langit.
"Penilaian untuk desa maju berkembang tidak hanya pada sisi pembangunan saja. Tapi mulai perencanaan dan dilanjutkan pembangunan," katanya.
Penilaian mulai dari perencanaan pembangunan desa. Setelah perencanaan, maka akan dinilai realisasi pembangunan secara fisik. Terkahir, laporan pertanggungjawaban. Kedepan, pembangunan diarahkan ke sektor usaha ekonomi yang bisa menjadi pendapatan bagi desa. Ini untuk menciptakan desa mandiri.
Baca juga: Tragis, ibu dan putrinya tewas ditabrak truk fuso di Tapen Raya
Berkat dana desa yang disalurkan Pemerintah Pusat dan keseriusan aparatur desa serta masyarakat setempat memanfaatkannya, infrastruktur jalan pun mulai terbangun, kata Kepala Desa Tampu Langit Kasiati saat ditemui Antara Kalteng, Senin.
"Walau secara bertahap tapi pembangunannya mulai terlihat dan akan segera rampung di tahun 2019. Infrastruktur yang kami bangun yakni siring dan jalan untuk menghubungkan antara warga RT 1 dan RT 3. Di lokasi tersebut ada yang sering disebut masyarakat Luwaw Sima," beber dia.
Luwaw Sima sejenis tanah rawa dan akan berair dalam jika hujan deras. Karena itu, pembangunan dilaksanakan harus bertahap dengan anggaran sekitar Rp100-190 juta setiap tahunnya.
Menurut kades perempuan itu, adanya DD tersebut membuat masyarakat sangat senang dan merasa terbantu. Tidak heran jika pelaksanaannya pun disambut dengan antusias oleh warga setempat.
Tahun 2018, Desa Tampu Langit menerjma DD sebesar Rp700 juta. Dari dana tersebut, sekitar Rp125 juta digunakan untuk pembuatan siring sekitar 200 meter. Sebagian dana lainnya digunakan untuk pembangunan TK Al Quran.
Dari Rp700 juta, hanya bisa dicairkan sekitar 60 persen. Sisa dana kemungkinan akan menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) APBDes 2018.
"Pencairannya kemungkinan bulan Desember. Kita tidak berani melaksanakan pembangunan diakhir tahun," kata Kasiati yang terpilih pada Pilkades serentak tahun 2017.
Baca juga: Sumber daya masyarakat disiapkan mendukung desa wisata Kampung Dayak
Dalam perencanaan, pembangunan infastruktur penghubung antara RT 1 dengan RT 3 akan rampung pada 2019. Selanjutnya akan direncanakan pembangunan yang mengarah pada pendapatan desa.
"Karena Tampu Langit terkenal sebagai penghasil ikan. Kami rencanakan membangun wisata alam pemancingan sungai air tawar," katanya.
Ikan air tawar di Desa Tampu Langit sangat menjanjikan bagi pehobby mancing mania. Ikan jenis Tapah bisa mencapai 10 - 25 kg per ekor.
Pembangunan di Desa Karang Langit terkendala harga bahan material yang mahal karena ongkos angkutan. Hal ini dikarenakan jalan menuju desa masih jauh dan kurang memadai. Selain itu, sinyal telepon seluler sulit didapat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kardinal mengatakan, desa yang memiliki kemajuan itu ada dua, salah satunya Desa Tampu Langit.
"Penilaian untuk desa maju berkembang tidak hanya pada sisi pembangunan saja. Tapi mulai perencanaan dan dilanjutkan pembangunan," katanya.
Penilaian mulai dari perencanaan pembangunan desa. Setelah perencanaan, maka akan dinilai realisasi pembangunan secara fisik. Terkahir, laporan pertanggungjawaban. Kedepan, pembangunan diarahkan ke sektor usaha ekonomi yang bisa menjadi pendapatan bagi desa. Ini untuk menciptakan desa mandiri.
Baca juga: Tragis, ibu dan putrinya tewas ditabrak truk fuso di Tapen Raya