Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Sebanyak 24 anak dari keluarga kurang mampu, mengikuti bhakti sosial operasi bibir sumbing dan langit-langit gratis yang dilaksanakan Pemuda Katolik Palangka Raya bekerjasama dengan Smile Train, Rumah Sakit Awal Bros Betang Pambelum, dan Pemerintah Kota Palangka Raya.

Bhakti sosial yang dilaksanakan di Rumah Sakit Awal Bros Betang Pambelum Kota Palangka Raya dibuka langsung oleh Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, dan turut dihadiri Uskup Palangka Raya Mgr Aloysius Sutrisnaatmaka dan sejumlah pejabat lainnya, Jumat.

Wali Kota mengatakan kegiatan itu sangat membantu masyarakat yang memiliki anak berbibir sumbing ataupun langit-langit di mulutnya bermasalah, namun tidak memiliki dana untuk melakukan operasi.

"Kami dari Pemerintah Kota Palangka Raya juga sangat terbantu dengan adanya bhakti sosial ini. Saya berharap operasi bibir sumbing dan langit-langit secara gratis ini, bisa dilaksanakan setiap tahun," ucapnya.

Orang nomor satu di Kota berjuluk 'Kota Cantik' itu juga menyampaikan bahwa pihaknya beberapa waktu lalu telah memberikan bantuan bantuan pengobatan kepada seorang anak yang mengalami penyakit jantung, untuk dirujuk ke rumah sakit di jakarta. 

"Tidak hanya anak-anak saja yang kami kirim, lansia juga diberikan perlakuan yang sama. Tetapi pada intinya, kami memberikan bantuan dengan tujuan agar penyakit yang diderita bisa sembuh sesuai dengan keinginannya," kata Fairid.

Ketua pelaksana Bhakti Sosial sekaligus Ketua Pemuda Khatolik Komisariat Cabang Palangka Raya Freddy Simamora mengatakan, untuk pasien yang sudah terdaftar sebanyak 24 orang mengikuti operasi bibir sumbing dan langit-langit.

"Sebenarnya ada 45 orang yang sudah mendaftar, namun yang baru datang baru 24 pasien saja. Karena kegiatannya tiga hari, panitia akan menunggu sampai pukul 17.00 WIB pada hari ini lewat dari jam tersebut akan kami tutup," ungkapnya. 

Freddy mengatakan untuk dokter yang akan melakukan operasi bibir sumbing dan langit-langit tersebut berjumlah dua orang, dan didampingi oleh tim sebanyak tujuh orang dari Kota Surabaya. 

"Untuk diketahui para pasien dan keluarga tidak sepersen pun mengeluarkan biaya, baik itu obat operasi serta penginapan yang sudah di siapkan panitia. Mengenai biaya operasi kalau tidak gratis bisa dikenakan biaya Rp7-8 juta," bebernya. 

Sementara itu Agus (33) warga Kabupaten Kotim yang mendaftarkan anaknya untuk mengikuti kegiatan tersebut merasa senang dengan gagasan kegiatan tersebut. Sebab biaya untuk mengoperasi bibir anak agar tidak sumbing lagi sangat mahal, sehingga sulit dijangkau oleh keluarga yang memiliki penghasilan kecil.

"Semoga saja bhakti sosial seperti ini setiap tahunnya terus dilaksanakan. Sebab kegiatan kemanusiaan seperti itu sangat dibutuhkan masyarakat kecil, khususnya pasien penderita bibir sumbing," tandas pria yang bekerja sebagai karyawan sawit di sebuah perusahaan di Kabupaten Kotim tersebut.

Pewarta : Adi Wibowo
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024