Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah Rimbun menyebut, kondisi rumah dinas guru Sekolah Dasar Negeri 1 Desa Tanjung Jorong Kecamatan Tuala Hulu, sudah rusak parah dan terancam roboh.
Rumah dinas guru itu sebenarnya sudah beberapa kali diusulkan untuk dilakukan perbaikan namun hingga saat ini tak kunjung ada perbaikan dari pemkab, kata Rimbun di Sampit, Jumat.
"Kami di DPRD juga sudah sering meminta dinas teknis untuk mendata dan memperbaiki rumah dinas guru yang rusak tersebut. Namun permintaan kami tersebut belum dilaksanakan," tambahnya.
Dikatakannya, beberapa kali pembahasan anggaran dinas teknis tidak pernah mengajukan usulan perbaikan rumah dinas guru tersebut, sehingga DPRD juga tidak dapat berbuat banyak.
"Rumah dinas guru tersebut sangat penting, sebab tidak semua guru yang bertugas di wilayah pelosok memiliki rumha. Untuk itulah perlu adanya rumah dinas tersebut," ucapnya.
Rumah dinas guru di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya sudah tidak layak untuk ditempati, sehingga perlu adanya perbaikan.
"Bagaimana guru bisa betah ditempat tugas jika tempat tinggalnya saja jauh dari layah. Bahkan lebih buruk dari kandang kambing," terangnya.
Rimbun berharap kondisi tersebut menjadi perhatian pemerintah. Selain menyedia tempat tinggal yang layak, kesejahteraan guru juga harus ditingkatkan dan mengacu pada upah minimum kabpaten (UMK) yang berlaku.
"Rumah dinas guru di Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya sudah berumur 30 tahun, dan belum pernah ada perbaikan terutama rumah dinas guru di wilayah pelosok, selalu lepas dari perhatian pemerintah daerah," katanya.
Baca juga: DPRD Kotim minta pemkab bantu kemudahan akses permodalan usaha
Di tempat terpisah, tokoh pemuda Desa Tanjung Jorong, Kecamatan Tualan Hulu, Ebet Numan membenarkan kondisi rumah dinas guru tersebut sudah rusak parah, bahkan tidak layak dihuni.
"Perbaikan rumah dinas guru tersebut sudah beberapa kali kami usulkan saat musayawarah rencana pembangunan (Musrenbang) di tingkat kecamatan di gelar, namun sampai saat ini bulum ada realisasi," ungkapnya.
Ebet mengaku prihatin dan kasian me,ihat guru yang bertugas di wilayah itu karena harus tinggal di rumah yang reot dan hampir roboh.
Baca juga: DPRD minta pengawasan tempat publik di Kotim diperketat
Rumah dinas guru itu sebenarnya sudah beberapa kali diusulkan untuk dilakukan perbaikan namun hingga saat ini tak kunjung ada perbaikan dari pemkab, kata Rimbun di Sampit, Jumat.
"Kami di DPRD juga sudah sering meminta dinas teknis untuk mendata dan memperbaiki rumah dinas guru yang rusak tersebut. Namun permintaan kami tersebut belum dilaksanakan," tambahnya.
Dikatakannya, beberapa kali pembahasan anggaran dinas teknis tidak pernah mengajukan usulan perbaikan rumah dinas guru tersebut, sehingga DPRD juga tidak dapat berbuat banyak.
"Rumah dinas guru tersebut sangat penting, sebab tidak semua guru yang bertugas di wilayah pelosok memiliki rumha. Untuk itulah perlu adanya rumah dinas tersebut," ucapnya.
Rumah dinas guru di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya sudah tidak layak untuk ditempati, sehingga perlu adanya perbaikan.
"Bagaimana guru bisa betah ditempat tugas jika tempat tinggalnya saja jauh dari layah. Bahkan lebih buruk dari kandang kambing," terangnya.
Rimbun berharap kondisi tersebut menjadi perhatian pemerintah. Selain menyedia tempat tinggal yang layak, kesejahteraan guru juga harus ditingkatkan dan mengacu pada upah minimum kabpaten (UMK) yang berlaku.
"Rumah dinas guru di Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya sudah berumur 30 tahun, dan belum pernah ada perbaikan terutama rumah dinas guru di wilayah pelosok, selalu lepas dari perhatian pemerintah daerah," katanya.
Baca juga: DPRD Kotim minta pemkab bantu kemudahan akses permodalan usaha
Di tempat terpisah, tokoh pemuda Desa Tanjung Jorong, Kecamatan Tualan Hulu, Ebet Numan membenarkan kondisi rumah dinas guru tersebut sudah rusak parah, bahkan tidak layak dihuni.
"Perbaikan rumah dinas guru tersebut sudah beberapa kali kami usulkan saat musayawarah rencana pembangunan (Musrenbang) di tingkat kecamatan di gelar, namun sampai saat ini bulum ada realisasi," ungkapnya.
Ebet mengaku prihatin dan kasian me,ihat guru yang bertugas di wilayah itu karena harus tinggal di rumah yang reot dan hampir roboh.
Baca juga: DPRD minta pengawasan tempat publik di Kotim diperketat