Jakarta (ANTARA) - Setelah berhasil mendatangkan 350.000 pengunjung pada tahun pertama, Museum MACAN yang berdedikasi pada seni modern dan kontemporer mengumumkan program pameran untuk 2019.
Program MACAN pada tahun kedua ini merefleksikan misi untuk mendukung talenta seni Indonesia dan menampilkan seni internasional yang signifikan di Indonesia, didukung oleh program edukasi yang menyeluruh.
“Program kami akan menampilkan sebuah pameran historis yang berfokus pada salah seorang perupa modern penting di Indonesia, sebuah pameran besar yang membahas pergeseran estetika seni yang terlihat dalam praktik karya beberapa perupa Indonesia berpengaruh pada era sebelum dan setelah Reformasi, dan sebuah pameran retrospektif Xu Bing, seorang perupa kontemporer asal Tiongkok yang diakui secara global," kata Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN, dalam siaran pers, Kamis.
Jeihan: Hari-hari di Cicadas
Pada Maret, Museum MACAN akan mempersembahkan "Jeihan: Hari-hari di Cicadas", sebuah pameran historis yang intim, menampilkan karya-karya Jeihan Sukmantoro. Jeihan adalah seorang perupa dan penyair kelahiran 1938 yang berpengaruh dalam perkembangan seni modern di Indonesia.
Pameran ini menawarkan perspektif baru tentang era yang penting dalam kekaryaan Jeihan mulai 1960an hingga 1980an, ketika sang perupa tinggal di Cicadas. Cicadas, yang berada di bagian timur Bandung, dikenal sebagai area padat penduduk, juga lokasi prostitusi dan tindak kriminal ringan.
Jeihan dikenal dengan karya lukis ekspresionis dan figuratif sejak tahun 1960an.
Lukisan potret dalam pameran ini menampilkan sang perupa, anggota keluarga dan tetangga-tetangga Jeihan, ketika rumahnya berfungsi sebagai tempat komunal, ruang berkumpulnya warga yang ingin menonton TV. Rumah Jeihan kala itu adalah salah satu yang pertama memiliki TV.
Matter and Place
Pada April, MACAN menghadirkan Matter and Place, menampilkan enam karya dan instalasi oleh perupa Indonesia dan internasional.
Pameran ini menampilkan Elevation, sebuah karya arsitektur gagasan Andra Matin yang telah memenangi penghargaan saat pertama kali ditampilkan di Venice Architecture Biennale 2018; instalasi khas-tapak (site-specific installation) oleh perupa Malaysia Shooshie Sulaiman dan beberapa karya dari koleksi museum.
Dunia dalam Berita
Pada 1 Mei-21 Juli 2019, MACAN akan menampilkan pameran survei berskala besar bertajuk "Dunia dalam Berita" karya 10 perupa Indonesia yang merefleksikan pengaruh pergolakan politik sebelum dan sesudah Reformasi, antara dekade 1990an hingga awal 2000an.
Para perupa itu adalah Mella Jaarsma, I GAK Murniasih, Nyoman Masriadi, FX Harsono, Tisna Sanjaya, Agus Suwage, Heri Dono, Krisna Murti, S. Teddy D., dan Taring Padi.
"Dunia dalam Berita" menghadirkan telaah atas dua perubahan penting dalam perkembangan seni kontemporer di Indonesia, yaitu dampak Reformasi pada kekaryaan sekelompok perupa Indonesia yang telah dikenal secara internasional, juga pengaruh kultur populer dalam konteks globalisasi di Indonesia.
Xu Bing: Thought and Method
Kemudian, pada kuartal terakhir 2019 dan menuju 2020, museum akan menampilkan "Xu Bing: Thought and Method", pameran retrospektif solo Xu Bing, perupa kontemporer Tiongkok yang berpengaruh.
Xu dikenal akan karya instalasinya yang kuat, pendekatan konseptual terhadap teknik cetak, juga pemahaman yang mendalam tentang teks dan silang budaya di era aliran informasi dan manusia lintas negara.
Xu lahir di Chongqing, sebuah kota di barat daya Tiongkok, pada 1955 dan menempuh studi di Tiongkok dan Amerika Serikat
Pameran ini dihadirkan dalam kerja sama dengan UCCA Center for Contemporary Art, dan pertama kali ditampilkan di Beijing, Tiongkok pada 2018. Karya instalasi dari berbagai fase dalam karya Xu Bing ditampilkan di pameran ini.
Program MACAN pada tahun kedua ini merefleksikan misi untuk mendukung talenta seni Indonesia dan menampilkan seni internasional yang signifikan di Indonesia, didukung oleh program edukasi yang menyeluruh.
“Program kami akan menampilkan sebuah pameran historis yang berfokus pada salah seorang perupa modern penting di Indonesia, sebuah pameran besar yang membahas pergeseran estetika seni yang terlihat dalam praktik karya beberapa perupa Indonesia berpengaruh pada era sebelum dan setelah Reformasi, dan sebuah pameran retrospektif Xu Bing, seorang perupa kontemporer asal Tiongkok yang diakui secara global," kata Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN, dalam siaran pers, Kamis.
Jeihan: Hari-hari di Cicadas
Pada Maret, Museum MACAN akan mempersembahkan "Jeihan: Hari-hari di Cicadas", sebuah pameran historis yang intim, menampilkan karya-karya Jeihan Sukmantoro. Jeihan adalah seorang perupa dan penyair kelahiran 1938 yang berpengaruh dalam perkembangan seni modern di Indonesia.
Pameran ini menawarkan perspektif baru tentang era yang penting dalam kekaryaan Jeihan mulai 1960an hingga 1980an, ketika sang perupa tinggal di Cicadas. Cicadas, yang berada di bagian timur Bandung, dikenal sebagai area padat penduduk, juga lokasi prostitusi dan tindak kriminal ringan.
Jeihan dikenal dengan karya lukis ekspresionis dan figuratif sejak tahun 1960an.
Lukisan potret dalam pameran ini menampilkan sang perupa, anggota keluarga dan tetangga-tetangga Jeihan, ketika rumahnya berfungsi sebagai tempat komunal, ruang berkumpulnya warga yang ingin menonton TV. Rumah Jeihan kala itu adalah salah satu yang pertama memiliki TV.
Matter and Place
Pada April, MACAN menghadirkan Matter and Place, menampilkan enam karya dan instalasi oleh perupa Indonesia dan internasional.
Pameran ini menampilkan Elevation, sebuah karya arsitektur gagasan Andra Matin yang telah memenangi penghargaan saat pertama kali ditampilkan di Venice Architecture Biennale 2018; instalasi khas-tapak (site-specific installation) oleh perupa Malaysia Shooshie Sulaiman dan beberapa karya dari koleksi museum.
Dunia dalam Berita
Pada 1 Mei-21 Juli 2019, MACAN akan menampilkan pameran survei berskala besar bertajuk "Dunia dalam Berita" karya 10 perupa Indonesia yang merefleksikan pengaruh pergolakan politik sebelum dan sesudah Reformasi, antara dekade 1990an hingga awal 2000an.
Para perupa itu adalah Mella Jaarsma, I GAK Murniasih, Nyoman Masriadi, FX Harsono, Tisna Sanjaya, Agus Suwage, Heri Dono, Krisna Murti, S. Teddy D., dan Taring Padi.
"Dunia dalam Berita" menghadirkan telaah atas dua perubahan penting dalam perkembangan seni kontemporer di Indonesia, yaitu dampak Reformasi pada kekaryaan sekelompok perupa Indonesia yang telah dikenal secara internasional, juga pengaruh kultur populer dalam konteks globalisasi di Indonesia.
Xu Bing: Thought and Method
Kemudian, pada kuartal terakhir 2019 dan menuju 2020, museum akan menampilkan "Xu Bing: Thought and Method", pameran retrospektif solo Xu Bing, perupa kontemporer Tiongkok yang berpengaruh.
Xu dikenal akan karya instalasinya yang kuat, pendekatan konseptual terhadap teknik cetak, juga pemahaman yang mendalam tentang teks dan silang budaya di era aliran informasi dan manusia lintas negara.
Xu lahir di Chongqing, sebuah kota di barat daya Tiongkok, pada 1955 dan menempuh studi di Tiongkok dan Amerika Serikat
Pameran ini dihadirkan dalam kerja sama dengan UCCA Center for Contemporary Art, dan pertama kali ditampilkan di Beijing, Tiongkok pada 2018. Karya instalasi dari berbagai fase dalam karya Xu Bing ditampilkan di pameran ini.