Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Santa Elisabeth Purwokerto, dr Andreas, SpPD mengingatkan bahwa stres bisa memicu peningkatan asam lambung.
"Secara umum stres bisa menjadi salah satu pemicu asam lambung, sehingga masyarakat perlu menghindari stres," katanya di Purwokerto, Jumat.
Dia menambahkan, secara umum stres bisa memicu masalah pencernaan melalui mekanisme gut-brain axis atau aksis antara otak dengan lambung/usus.
Dengan demikian, dibutuhkan manajemen yang baik agar seseorang terhindar dari stres.
Dia melanjutkan selain manajemen yang baik, cara pencegahan stres lainnya adalah istirahat dengan cukup, olahraga dan menjaga hubungan sosial interpersonal yang baik.
Selain stres, ujarnya ada juga faktor lain yang bisa menjadi salah satu pencetus risiko asam lambung.
"Contohnya terlambat makan, meskipun bukan pemicu utama, tapi apabila sering terlambat makan, maka dapat menjadi salah satu pencetus risiko terjadinya masalah asam lambung," jelasnya.
Dalam jangka panjang, asam lambung bisa menimbulkan iritasi saluran cerna hingga risiko perdarahan saluran cerna serta risiko terjadinya keganasan saluran cerna.
Karena itu pola hidup sehat, menghindari stres dan rajin berolahraga menjadi salah satu upaya penting.
"Kendati demikian, tergantung dari jenis penyakit asam lambungnya, ada beberapa jenis olahraga atau latihan fisik yang malah bisa memperburuk, meskipun ada juga jenis olahraga yang bisa mengurangi dan melindungi sistem pencernaan dari pengaruh asam lambung," terangnya.
Karena itu, kata dia, masyarakat bisa memilih jenis olahraga yang tepat.
"Jadi tergantung jenis penyakit asam lambung dan tipe olahraganya, secara umum aktivitas fisik level ringan-sedang (mild moderate) bisa memberikan efek positif proteksi sistem pencernaan manusia," katanya.
"Secara umum stres bisa menjadi salah satu pemicu asam lambung, sehingga masyarakat perlu menghindari stres," katanya di Purwokerto, Jumat.
Dia menambahkan, secara umum stres bisa memicu masalah pencernaan melalui mekanisme gut-brain axis atau aksis antara otak dengan lambung/usus.
Dengan demikian, dibutuhkan manajemen yang baik agar seseorang terhindar dari stres.
Dia melanjutkan selain manajemen yang baik, cara pencegahan stres lainnya adalah istirahat dengan cukup, olahraga dan menjaga hubungan sosial interpersonal yang baik.
Selain stres, ujarnya ada juga faktor lain yang bisa menjadi salah satu pencetus risiko asam lambung.
"Contohnya terlambat makan, meskipun bukan pemicu utama, tapi apabila sering terlambat makan, maka dapat menjadi salah satu pencetus risiko terjadinya masalah asam lambung," jelasnya.
Dalam jangka panjang, asam lambung bisa menimbulkan iritasi saluran cerna hingga risiko perdarahan saluran cerna serta risiko terjadinya keganasan saluran cerna.
Karena itu pola hidup sehat, menghindari stres dan rajin berolahraga menjadi salah satu upaya penting.
"Kendati demikian, tergantung dari jenis penyakit asam lambungnya, ada beberapa jenis olahraga atau latihan fisik yang malah bisa memperburuk, meskipun ada juga jenis olahraga yang bisa mengurangi dan melindungi sistem pencernaan dari pengaruh asam lambung," terangnya.
Karena itu, kata dia, masyarakat bisa memilih jenis olahraga yang tepat.
"Jadi tergantung jenis penyakit asam lambung dan tipe olahraganya, secara umum aktivitas fisik level ringan-sedang (mild moderate) bisa memberikan efek positif proteksi sistem pencernaan manusia," katanya.