Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Muhammad Shaleh, mendesak pemerintah daerah untuk membatasi aktivitas truk angkutan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

"Selain aktivitasnya dibatasi, jalur yang biasa menjadi lintasan angkutan CPO juga harus dialihkan ke jalan alternatif dan tidak melintas di dalam Kota Sampit," katanya di Sampit, Minggu.

Shaleh khawatir jika aktivitas truk angkutan CPO tidak dibatasi, dapat mengganggu kelancaran arus mudik Lebaran 2019 dan memicu terjadinya kecelakaan.

Menjelang Lebaran, arus mudik di beberapa ruas jalan antar kabupaten, kota dan provinsi mulai mengalami peningkatan, sehingga arus lalu lintas kendaraan harus diatur dengan baik guna menekan potensi terjadinya kecelakaan.

Truk angkutan CPO yang jumlahnya mencapai ratusan diharapkan dilarang masuk dalam Kota Sampit pada siang hari dan dialihkan pada malam hari. Hal itu demi kenyamanan bersama, sehingga lalu lintas bisa lebih mudah diatur dan dikendalikan.

"Para sopir truk angkutan CPO diminta untuk mematuhi rambu lalu lintas yang ada di jalan raya, serta tidak ugal-ugalan, sebab hal itu dapat membahayakan pengguna jalan lainnya," ucapnya.

Shaleh juga mengimbau kepada pemudik untuk berhati-hati dalam berkendara, karena belakangan sering terjadi kecelakaan akibat minyak CPO yang tumpah di jalanan.

Untuk mengantisipasi dan menekan terjadinya kecelakaan, diharapkan pemerintah daerah memasang rambu lalu lintas, utamanya di titik rawan kecelakaan seperti tanjakan, jalan dan jembatan rusak serta tikungan tajam.

"Jika pemudik tidak hafal dengan jalur yang akan dilalui, diminta untuk berhati-hati dan tidak memacu kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi, agar terhindar dari kecelakaan," tegas Shaleh.

Pemudik juga diminta tidak memasakan diri saat berkendara, jika dalam keadaan lelah dan kurang sehat diimbau untuk istirahat di pos-pos yang disediakan pemerintah maupun pihak swasta atau tempat lainnya yang memungkinkan.

Pewarta : Untung Setiawan
Uploader : Admin 4
Copyright © ANTARA 2024