Muara Teweh (ANTARA) - Bupati Barito Utara, H Nadalsyah menyesalkan aksi perusakan ikon kota di Muara Teweh akibat orang yang tidak bertanggung jawab.
"Tadi malam saya juga sudah mendapatkan laporan, bahwa ada Lampu bertulisan Panglima Batur di pecah juga oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Nadalsyah di Muara Teweh, Jumat.
Bupati sangat menyayangkan perbuatan tersebut, dan mengatakan, kejadian ini sudah untuk yang kedua kalinya terjadi yang awalnya adalah pemecahan lampu di simpang tiga Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jalan Tumenggung Surapati atau di depan SMPN-2 Muara Teweh.
Dirinya berharap kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga fasilitas-fasilitas (ikon kota) yang ada khususnya di Kota Muara Teweh.
"Karena ini adalah milik kita semua, milik masyarakat Kabupaten Barito Utara, bagaimana kota kita bisa indah, bisa baik dan tidak kalah dengan kota-kota maju seperti pulau jawa dan Kalimantan lain," kata Nadalsyah.
Dia mengatakan, bagi yang ada niat jahat untuk merusak ikon kota agar dapat mengurungkan niatnya untuk membuat kerusakan, karena itu adalah godaan-godaan syaitan dan iblis yang sesaat. "Itu yang sangat tidak kami harapkan," ujarnya.
Ditambahkannya, kami memohon kepada seluruh masyarakat untuk ikut membantu, menjaga aset-aset pemerintah daerah Kabupaten Barito Utara, khususnnya yang berada di Kota Muara Teweh. karena ini adalah milik masyarakat.
"Kalau indah kan, kita semua yang melihatnya akan senang, bagaimana kota kita bisa bersaing dengan kota-kota yang sudah maju, bila acap kali tangan kita sendiri yang merusak keindahan kota kita," ujarnya.
Pecahnya letter sign nama monumen Panglima Batur yang berada di kawasan taman Seribu Riam kebanggaan masyarakat Muara Teweh yang terbuat dari bahan acrilic dirusak orang tak dikenal diperkirakan pada Jumat (31/5) sekitar pukul 2.57 WIB.
Andi warga Muara Teweh sangat menyesalkan tindakan tangan jahil yang merusak ikon kota Muara Teweh. Sebelum dirusak nampak bila malam lampu hias kelihatan dengan nama monomen Panglima Batur.
"Akan tetapi setelah dirusak oleh warga yang tak dikenal, nampaknya keindahan taman Seribu Riam dan juga monumen Panglima Batur jadi hilang saat malam. Dan sebelumnya taman Seribu Riam dan monumen Panglima Batur ini setiap malan selalu terang," katanya.
Menurut Andi, kemarin malam terlihat nama monumen Panglima Batur masih tetap utuh dan masih mengeluarkan bercahaya lampu tanpa ada kerusakan sedikitpun, akan tetapi saat pagi tadi sangat nampak kerusakan terjadi hingga beberapa hurup yang hilang dan pecah akibat dipukul dengan benda keras.
"Kita sangat menyayangkan tindakan warga yang tidak bertanggungjawab tersebut merusak keindahan kota Muara Teweh ini. Seharunya warga masyarakat selalu menjaga jangan sampai fasilitas umum dilakukan pengrusakan," kata Andi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penaataan Ruang Barito Utara, H Fery Kusmiadi sangat menyayangkan akibat dari perbuatan orang tak bertanggungjawab karena merusak fasilitas umum yang dibangun oleh pemerintah.
Tulisan nama monumen dan patung Panglima Batur dibuat untuk mengenang jasa perjuangan Panglima Batur putra Barito sekaligus sebagai ikon kota Muara Teweh dan letaknya pun persis di tengah kota. Dan pembuatannya juga melalui anggaran pemerintah daerah.
Fery Kusmiadi juga menyayangkan, sebagai warga masyarakat yang baik harusnya dapat memelihara dan menjaga pembangunan yang sudah dilaksanakan, terlebih bangunan itu bernilai sejarah.
"Sebagai warga merasa prihatin dengan sikap seperti ini, harusnya kita saling menjaga dan memelihara fasilitas umum yang dibangun pemerintah dari uang rakyat," tuturnya.
"Tadi malam saya juga sudah mendapatkan laporan, bahwa ada Lampu bertulisan Panglima Batur di pecah juga oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Nadalsyah di Muara Teweh, Jumat.
Bupati sangat menyayangkan perbuatan tersebut, dan mengatakan, kejadian ini sudah untuk yang kedua kalinya terjadi yang awalnya adalah pemecahan lampu di simpang tiga Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jalan Tumenggung Surapati atau di depan SMPN-2 Muara Teweh.
Dirinya berharap kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga fasilitas-fasilitas (ikon kota) yang ada khususnya di Kota Muara Teweh.
"Karena ini adalah milik kita semua, milik masyarakat Kabupaten Barito Utara, bagaimana kota kita bisa indah, bisa baik dan tidak kalah dengan kota-kota maju seperti pulau jawa dan Kalimantan lain," kata Nadalsyah.
Dia mengatakan, bagi yang ada niat jahat untuk merusak ikon kota agar dapat mengurungkan niatnya untuk membuat kerusakan, karena itu adalah godaan-godaan syaitan dan iblis yang sesaat. "Itu yang sangat tidak kami harapkan," ujarnya.
Ditambahkannya, kami memohon kepada seluruh masyarakat untuk ikut membantu, menjaga aset-aset pemerintah daerah Kabupaten Barito Utara, khususnnya yang berada di Kota Muara Teweh. karena ini adalah milik masyarakat.
"Kalau indah kan, kita semua yang melihatnya akan senang, bagaimana kota kita bisa bersaing dengan kota-kota yang sudah maju, bila acap kali tangan kita sendiri yang merusak keindahan kota kita," ujarnya.
Pecahnya letter sign nama monumen Panglima Batur yang berada di kawasan taman Seribu Riam kebanggaan masyarakat Muara Teweh yang terbuat dari bahan acrilic dirusak orang tak dikenal diperkirakan pada Jumat (31/5) sekitar pukul 2.57 WIB.
Andi warga Muara Teweh sangat menyesalkan tindakan tangan jahil yang merusak ikon kota Muara Teweh. Sebelum dirusak nampak bila malam lampu hias kelihatan dengan nama monomen Panglima Batur.
"Akan tetapi setelah dirusak oleh warga yang tak dikenal, nampaknya keindahan taman Seribu Riam dan juga monumen Panglima Batur jadi hilang saat malam. Dan sebelumnya taman Seribu Riam dan monumen Panglima Batur ini setiap malan selalu terang," katanya.
Menurut Andi, kemarin malam terlihat nama monumen Panglima Batur masih tetap utuh dan masih mengeluarkan bercahaya lampu tanpa ada kerusakan sedikitpun, akan tetapi saat pagi tadi sangat nampak kerusakan terjadi hingga beberapa hurup yang hilang dan pecah akibat dipukul dengan benda keras.
"Kita sangat menyayangkan tindakan warga yang tidak bertanggungjawab tersebut merusak keindahan kota Muara Teweh ini. Seharunya warga masyarakat selalu menjaga jangan sampai fasilitas umum dilakukan pengrusakan," kata Andi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penaataan Ruang Barito Utara, H Fery Kusmiadi sangat menyayangkan akibat dari perbuatan orang tak bertanggungjawab karena merusak fasilitas umum yang dibangun oleh pemerintah.
Tulisan nama monumen dan patung Panglima Batur dibuat untuk mengenang jasa perjuangan Panglima Batur putra Barito sekaligus sebagai ikon kota Muara Teweh dan letaknya pun persis di tengah kota. Dan pembuatannya juga melalui anggaran pemerintah daerah.
Fery Kusmiadi juga menyayangkan, sebagai warga masyarakat yang baik harusnya dapat memelihara dan menjaga pembangunan yang sudah dilaksanakan, terlebih bangunan itu bernilai sejarah.
"Sebagai warga merasa prihatin dengan sikap seperti ini, harusnya kita saling menjaga dan memelihara fasilitas umum yang dibangun pemerintah dari uang rakyat," tuturnya.