Jakarta (ANTARA) - Dokter bedah plastik Teuku Adifitrian atau akrab disapa Tompi memiliki pandangan yang berbeda seputar rekonstruksi wajah (facial reconstruction) dengan para dokter bedah plastik Korea Selatan untuk mendapatkan wajah ideal.
"Itu berbeda, cara saya melihat filosofi saya dengan dokter di Korea. Mereka udah punya datanya, berapa jarak matanya yang ideal, panjang hidung yang ideal, udah ada pemetaannya," ujar Tompi saat berbincang dalam peluncuran klinik ketampanan Men/o/logy di Jakarta, Kamis (11/7).
Dokter yang juga musikus itu mengaku lebih memilih untuk menyempurnakan bentuk wajah pasien yang sudah ada dibanding mengoperasi wajah untuk mendapatkan hasil ideal seperti diharapkan pasien.
"Dia (dokter Korea) akan operasi mendekati itu. Jadi mirip semua kan mukanya. Saya beranggapan Tuhan menciptakan semua orang cantik dengan karakternya masing-masing, tinggal perawatannya. Intinya, gimana caranya membuat lebih cantik, bukan mengubah si A jadi si C. Jadi enggak perlu ubah semuanya, nanti enggak punya karakter lagi," lanjutnya.
Pelantun "Menghujam Jantungku" itu bercerita tentang beberapa pasien yang datang padanya dengan menunjukkan sebuah gambar dan meminta untuk dioperasi menyerupai model tersebut. Padahal, Tompi mengatakan untuk mengubah bentuk wajah tidak bisa hanya dilakukan pada satu titik saja.
Baca juga: Bams dan Tompi buka klinik ketampanan pertama di Indonesia
"Banyak orang yang beranggapan bahwa dengan operasi satu titik, semuanya akan berubah. Operasi hidung minta seperti Nicholas Saputra. Ya hidungnya mirip, tapi kan mukanya enggak. Jadi sama hidungnya doang, enggak membuat look sama. Yang terpenting adalah harmoninya," ujar personel Trio Lestari itu.
Tompi mengatakan sejumlah orang beranggapan wajah atau tubuh sempurna adalah seperti yang ditampilkan oleh para model di Instagram dan majalah.
"Yang namanya foto di Photoshop, semuanya sempurna, yang hidungnya gede bisa jadi kecil. Itu yang bikin pasien ekspektasinya tinggi. Padahal aslinya kan enggak, orangnya masih miring juga aslinya," ujar pelantun "Ramadhan" itu.
Dia melanjutkan, "Saya enggak pernah menjadikan muka model sebagai acuan. Makanya kalau sama saya, kalau mau konsultasi, datang lalu ngobrol. Kita lihat kayak gimana bagusnya, based dari apa yang dia punya sekarang .Itu yang coba kita adjust."
"Itu berbeda, cara saya melihat filosofi saya dengan dokter di Korea. Mereka udah punya datanya, berapa jarak matanya yang ideal, panjang hidung yang ideal, udah ada pemetaannya," ujar Tompi saat berbincang dalam peluncuran klinik ketampanan Men/o/logy di Jakarta, Kamis (11/7).
Dokter yang juga musikus itu mengaku lebih memilih untuk menyempurnakan bentuk wajah pasien yang sudah ada dibanding mengoperasi wajah untuk mendapatkan hasil ideal seperti diharapkan pasien.
"Dia (dokter Korea) akan operasi mendekati itu. Jadi mirip semua kan mukanya. Saya beranggapan Tuhan menciptakan semua orang cantik dengan karakternya masing-masing, tinggal perawatannya. Intinya, gimana caranya membuat lebih cantik, bukan mengubah si A jadi si C. Jadi enggak perlu ubah semuanya, nanti enggak punya karakter lagi," lanjutnya.
Pelantun "Menghujam Jantungku" itu bercerita tentang beberapa pasien yang datang padanya dengan menunjukkan sebuah gambar dan meminta untuk dioperasi menyerupai model tersebut. Padahal, Tompi mengatakan untuk mengubah bentuk wajah tidak bisa hanya dilakukan pada satu titik saja.
Baca juga: Bams dan Tompi buka klinik ketampanan pertama di Indonesia
"Banyak orang yang beranggapan bahwa dengan operasi satu titik, semuanya akan berubah. Operasi hidung minta seperti Nicholas Saputra. Ya hidungnya mirip, tapi kan mukanya enggak. Jadi sama hidungnya doang, enggak membuat look sama. Yang terpenting adalah harmoninya," ujar personel Trio Lestari itu.
Tompi mengatakan sejumlah orang beranggapan wajah atau tubuh sempurna adalah seperti yang ditampilkan oleh para model di Instagram dan majalah.
"Yang namanya foto di Photoshop, semuanya sempurna, yang hidungnya gede bisa jadi kecil. Itu yang bikin pasien ekspektasinya tinggi. Padahal aslinya kan enggak, orangnya masih miring juga aslinya," ujar pelantun "Ramadhan" itu.
Dia melanjutkan, "Saya enggak pernah menjadikan muka model sebagai acuan. Makanya kalau sama saya, kalau mau konsultasi, datang lalu ngobrol. Kita lihat kayak gimana bagusnya, based dari apa yang dia punya sekarang .Itu yang coba kita adjust."