Negara, Bali (ANTARA) - Gempa 5.8 Skala Richter (SR) yang terjadi di Pulau Bali, Selasa pukul 07.18 wita, menyebabkan kerusakan pada sejumlah sekolah di Kabupaten Jembrana, diantaranya dua sekolah di Kecamatan Mendoyo.
"Data serta pantauan sementara yang kami lakukan, ada dua sekolah yang mengalami kerusakan di Kecamatan Mendoyo," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, I Ketut Eko Susilo.
Ia menambahkan, selain kepanikan, akibat gempa genteng dan plafon di ruang kelas 3 dan lima serta kantor guru SD Negeri 1 Yehsumbul berjatuhan.
Karena hanya mengalami kerusakan ringan, menurutnya biaya perbaikan akan ditanggung pihak sekolah dan segera akan dilaksanakan.
Gempa juga menyebabkan kerusakan di SMP Negeri 5 Mendoyo yang kondisinya lebih parah dari SD Negeri 1 Yehsumbul, karena tembok ruang kepala sekolah dan laboratorium IPA retak dan membutuhkan biaya perbaikan hingga Rp40 juta.
"Yang paling mengkhawatirkan adalah kondisi tembok laboratorium itu. Kalau tidak segera diperbaiki, bisa membahayakan murid yang belajar di dalamnya," ujarnya.
Selain kerusakan fisik, ia mengungkapkan akibat gempa tersebut dua orang mengalami luka ringan yaitu I Ketut Semadi Yoga luka lecet dan Ni Komang Ariani sampai jatuh pingsan.
"Kami masih terus melakukan pemantauan di lapangan, termasuk berkoordinasi dengan desa-desa apabila ada kerusakan atau korban lainnya," katanya.
Gempa berkekuatan 5.8 Skala Richter (SR) mengguncang sejumlah wilayah di Provinsi Bali, di antaranya Nusa Dua, Denpasar, Tabanan dan Jembrana, Selasa pukul 08:18:36 WITA, namun gempa yang tidak berpotensi tsunami itu tak sampai mengguncang pariwisata Bali.
Informasi dari BMKG Denpasar menyebutkan gempa yang berpusat di 9.11 lintang selatan, 114.54 bujur timur, dengan kedalaman 68 km itu terjadi di 83 km barat daya Nusa Dua, 84 km barat daya Jembrana, 89 km barat daya Denpasar, 90 km barat daya Tabanan, dan 917 km tenggara Jakarta.
"Data serta pantauan sementara yang kami lakukan, ada dua sekolah yang mengalami kerusakan di Kecamatan Mendoyo," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, I Ketut Eko Susilo.
Ia menambahkan, selain kepanikan, akibat gempa genteng dan plafon di ruang kelas 3 dan lima serta kantor guru SD Negeri 1 Yehsumbul berjatuhan.
Karena hanya mengalami kerusakan ringan, menurutnya biaya perbaikan akan ditanggung pihak sekolah dan segera akan dilaksanakan.
Gempa juga menyebabkan kerusakan di SMP Negeri 5 Mendoyo yang kondisinya lebih parah dari SD Negeri 1 Yehsumbul, karena tembok ruang kepala sekolah dan laboratorium IPA retak dan membutuhkan biaya perbaikan hingga Rp40 juta.
"Yang paling mengkhawatirkan adalah kondisi tembok laboratorium itu. Kalau tidak segera diperbaiki, bisa membahayakan murid yang belajar di dalamnya," ujarnya.
Selain kerusakan fisik, ia mengungkapkan akibat gempa tersebut dua orang mengalami luka ringan yaitu I Ketut Semadi Yoga luka lecet dan Ni Komang Ariani sampai jatuh pingsan.
"Kami masih terus melakukan pemantauan di lapangan, termasuk berkoordinasi dengan desa-desa apabila ada kerusakan atau korban lainnya," katanya.
Gempa berkekuatan 5.8 Skala Richter (SR) mengguncang sejumlah wilayah di Provinsi Bali, di antaranya Nusa Dua, Denpasar, Tabanan dan Jembrana, Selasa pukul 08:18:36 WITA, namun gempa yang tidak berpotensi tsunami itu tak sampai mengguncang pariwisata Bali.
Informasi dari BMKG Denpasar menyebutkan gempa yang berpusat di 9.11 lintang selatan, 114.54 bujur timur, dengan kedalaman 68 km itu terjadi di 83 km barat daya Nusa Dua, 84 km barat daya Jembrana, 89 km barat daya Denpasar, 90 km barat daya Tabanan, dan 917 km tenggara Jakarta.