Padang Aro (ANTARA) - Penyebab kematian sapi secara mendadak di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat dalam dua pekan ini terindikasi karena terjangkit virus jembrana, kata pejabat setempat.
"Kami sudah melihat langsung ke lapangan dan mengambil sampel organ sapi yang mati mendadak tetapi perkiraan kami penyebab kematian puluhan sapi tersebut karena jembrana. Sapi yang mati merupakan sapi Bali," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Solok Selatan Sherlly, di Padang Aro, Rabu.
Dia mengatakan, organ hewan yang diambil dikirim ke laboratorium untuk diteliti supaya penyebab pasti kematian sapi ini bisa diketahui.
Saat melakukan pengambilan sampel ke lapangan, ungkapnya dalam satu minggu ini ada delapan ekor sapi yang ditemukan mati.
Akan tetapi, masyarakat sering mencium bau bangkai yang diduga adalah sapi yang sudah mati.
"Masyarakat tidak pernah mencari bangkai sapi yang sudah mati tetapi sering mencium bangkai yang diduga adalah sapi mati," katanya.
Selain itu, imbuhnya warga memperkirakan sapi yang sudah mati sekitar 15-30 ekor dan semuanya jenis Bali yang dilepas di area perkebunan kelapa sawit.
Dia mengimbau, masyarakat yang melihat sapinya sakit agar mengupayakan menangkapnya untuk diobati.
"Kami sudah meminta masyarakat untuk menangkap sapi yang terlihat sakit agar bisa diobati," ujarnya.
Sementara itu Wali Nagari Sungai Kunyit Rusnijal, mengatakan sapi warga yang mati mendadak sudah 20 ekor.
"Tadi pemerintah daerah sudah datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan mengambil sampel supaya penyebab kematiannya bisa diketahui," katanya.
Peternak saat ini juga sudah mulai menangkap sapi milik mereka serta menjauhkannya dari lokasi yang sudah mati.
"Untuk menghindari penularan peternak menangkap sapi mereka dan memindahkannya ke tempat lain yang jauh dari penemuan sapi mati," katanya.
Sapi yang mati mendadak berada di lokasi perkebunan PTPN VI di Nagari Sungai Kunyit Kecamatan Sangir Balai Janggo.