Sampit (ANTARA) - Rihati Husein (65) dan anaknya Achmad Yadi (31) membuktikan bahwa tidak ada hal yang mustahil jika Allah berkehendak, seperti perjalanan panjang mereka hingga mampu berangkat haji dengan mengumpulkan uang dari hasil berjualan pencok, makanan mirip gado-gado.

"Alhamdulillah. Senangnya minta ampun. Beberapa malam ini saya sampai tidak bisa tidur karena saking senangnya akan berangkat haji," kata Rihati di Sampit, Kamis.

Warga Kompleks Bina Karya Permai, Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah ini sudah lama berjualan pencok. Setelah suaminya meninggal, usaha inilah yang menjadi tumpuan keluarganya.

Setiap hari, perempuan yang juga akrab disapa Ibu Giram itu dengan tekun berjualan pencok. Dia dibantu Achmad Yadi yang juga berjualan es kelapa di kios yang sama dengan sang ibu.

Sejak sang anak masih bayi, Rihati memang sudah berniat ingin menunaikan ibadah haji. Dia optimistis dengan niatnya meski saat itu belum ada gambaran dari mana mendapatkan uang puluhan juta untuk biaya berangkat haji.

Dimulai 2002 ketika dia memantapkan hati memulai perjuangannya menggapai cita-citanya berangkat haji. Dia mulai menyisihkan sebagian keuntungan berjualan pencok untuk ditabung demi persiapan haji.

Dia rela menahan keinginan membeli perhiasan dan perabot rumah karena dia sudah bertekad dan berkomitmen untuk menunaikan ibadah haji. Bahkan pernah dia sampai menunggak membayar tagihan listrik lantaran uang sudah disetorkan untuk tabungan haji.

"Saya ikut arisan. Setiap minggu bayar Rp200 ribu. Kalau dapat, uang arisan itu saya setor ke bank untuk mencicil biaya haji. Begitulah seterusnya," kata Rihati.

Setelah mengumpulkan uang selama sembilan tahun, tepatnya 2012 lalu dia mendaftar berangkat haji di salah satu bank dengan biaya pendaftaran Rp5 juta. Tidak hanya untuk dirinya, tetapi Rihati juga mendaftarkan berangkat haji untuk sang anak, Achmad Yadi.

Selain memang sudah berniat memberangkatkan haji sang anak, Rihati juga berharap agar sang anak mendampinginya saat menjalankan ibadah haji nanti. Sebagai orang yang tidak bisa membaca dan menulis, Rihati tentu sangat membutuhkan bantuan orang lain dalam banyak hal.

Sementara itu Achmad Yadi mengaku setiap hari berjualan bersama ibunya. Dia tidak mencari pekerjaan lain karena ingin membantu ibunya sekaligus menjaganya karena dia sadar sang ibu sudah berusia lanjut sehingga tidak boleh terlalu capek.

"Saya khawatir ibu sakit kalau terlalu capek, makanya saya putuskan berjualan membantu ibu. Saya yakin hasilnya akan baik bagi kami semua," ujar Achmad Yadi.

Rombongan jamaah calon haji asal Kotawaringin Timur akan diberangkatkan pada Jumat (26/7) sore. Jamaah diminta menjaga stamina dan kesehatan karena mereka akan menempuh perjalanan darat lebih dari delapan jam menggunakan bus menuju Embarkasi Syamsudin Noor Kalimantan Selatan.

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024