Sampit (ANTARA) - Pemerintah desa di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diminta mengalokasikan anggaran untuk pencegahan stunting untuk menekan tingginya angka penyakit gagal tumbuh pada anak tersebut.

"Khusus di Kecamatan Teluk Sampit, saya sudah meminta seluruh kepala desa untuk mengalokasikan anggaran untuk pencegahan stunting. Ini penting agar penderita stunting tidak terus bertambah," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah di Sampit, Sabtu.

Kotawaringin Timur termasuk satu dari 160 kabupaten/kota di Indonesia yang menjadi prioritas penanganan stunting tahun ini. Pemerintah pusat menetapkan sepuluh desa di kabupaten ini yang dijadikan lokus penanggulangan stunting.

Sepuluh desa tersebut adalah tiga desa di Kecamatan Bukit Santuai terdiri Desa Tumbang Saluang, Tumbang Rawan dan Tumbang Kaminting, dua desa di Kecamatan Teluk Sampit meliputi Desa Ujung Pandaran dan Lempuyang.

Selain itu Desa Rantau Suang Kecamatan Telaga Antang, Desa Babaung Kecamatan Pulau Hanaut, Desa Bukit Harapan Kecamatan Parenggean, Desa Bawan Kecamatan Mentaya Hulu dan Desa Handil Sohor Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

Juliansyah mengatakan, masuknya dua desa di kecamatan yang dipimpinnya sebagai prioritas penanganan stunting yaitu Desa Ujung Pandaran dan Lempuyang, menjadi perhatian serius. Dia menilai, tingginya stunting di dua desa tersebut bukan murni masalah kemiskinan, tetapi lebih karena kurangnya pengetahuan terkait pemenuhan dan kecukupan asupan gizi bagi anak.

Stunting merupakan gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Anak stunting cenderung lebih kerdil dibanding anak seusianya.

"Setiap desa kami minta menyediakan makanan tambahan gratis untuk anak, seperti biskuit, bubur kacang, susu dan lainnya. Misalnya dilakukan setiap minggu. Ini untuk pencegahan stunting dengan menjaga asupan gizi bagi anak," kata Juliansyah.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sudah memetakan kondisi wilayah rawan stunting. Hasil simulasi prevalensi stunting, terdata ada 20 desa yang dinyatakan rawan dan masuk dalam kategori tinggi angka kasus stunting. 

Kepala Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kotawaringin Timur Maulidah acara rembuk stunting di Gedung Serbaguna Sampit belum lama ini menyebutkan, desa rawan stunting masuk dalam kategori merah, yakni angka dan potensi stunting di desa itu sangat tinggi dan menjadi perhatian.

Desa rawan stunting di Kotawaringin Timur itu di antaranya Rantau Suang, Bawan, Bukit Indah,  Seragam Jaya, Hantipan, Tumbang Mangkuk, Pelantaran, Tumbang Getas, Tanjung Batu, Handil Sohor,  Tumbang Sapia, Lunuk Bagantung, Biru Maju,  Babaung, Karya Bersama. 

Sementara itu, kecamatan dengan balita stunting terbanyak yaitu Mentaya Hilir Selatan dengan 75 kasus, Pulau Hanaut 72 kasus, Telaga Antang 71 kasus,  Bukit Santuai 62 kasus, Mentaya Hulu 53 kasus, Cempaga Hulu 44 kasus, Telawang 25 kasus, Parenggean 12 kasus dan Tualan Hulu 9 kasus.

Kecamatan di wilayah kota yaitu Baamang dan Mentawa Baru Ketapang belum ada laporan stunting. Penanganan stunting membutuhkan peran serta semua pihak.

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024