Sampit (ANTARA) - Sebagian warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah melaksanakan shalat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1440 Hijriah di Bandara Haji Asan pada Minggu (11/8) pagi.
"Kami sengaja memilih shalat di bandara, karena ingin mencari suasana yang berbeda dari biasanya. Apalagi hari ini tampaknya tak ada kabut asap yang terjadi," ungkap Edy Setio salah seorang warga.
Kondisi cuaca yang cerah dan udara yang tampak tak berasap, membuat ia dan keluarga memilih shalat di lapangan terbuka. Bandara pun menjadi salah satu tempat favorit bagi mereka, jika ingin melaksanakan shalat di lapangan terbuka.
Menurutnya, shalat di bandara tidak bisa dilakukan setiap hari atau pun setiap minggu, namun hanya bisa dilakukan setiap hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Karenanya, ia bersama keluarga tak mau melewatkan kesempatan tersebut.
"Kalau setiap hari atau mungkin setiap minggunya bisa shalat disini, mungkin kami tak akan shalat hari raya di bandara. Namun karena dalam setahun hanya sekitar dua kali, maka kami pun memilih kesini," jelasnya.
Sanjaya salah seorang warga lainnya menjelaskan, jika Bandara Haji Asan menggelar shalat pada hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha, ia pun memang secara rutin memilih shalat di tempat tersebut.
"Sensasinya lain, pokoknya lebih menarik karena shalatnya di sekitar area landasan pacu atau runway pesawat udara," jelasnya saat ditemui Antara Kalteng.
Suasana shalat Idul Adha di Bandara Haji Asan Sampit, Minggu, (11/7/2019). (Foto Antara Kalteng/Muhammad Arif Hidayat)
Ia pun mengapresiasi serta mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, khususnya tim Satgas Karhutla yang telah bekerja keras selama musim kemarau, karena telah berjibaku dan mempertaruhkan nyawanya guna memadamkan titik api yang terjadi di sejumlah wilayah.
"Kalau satgas tidak bekerja maksimal, mungkin hari ini sebagian warga Sampit tidak akan shalat di lapangan terbuka, karena dampak kabut asap akibat karhutla bisa saja terjadi. Jadi kinerja aparat yang bertugas, sudah seharusnya kami apresiasi," tegasnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan, tampak suasana bandara yang sangat berbeda dari biasanya. Jika sehari-harinya selalu disibukkan dengan aktivitas penerbangan pesawat udara serta penumpang, maka pada pagi ini suara takbir dikumandangkan dengan lantangnya di bandara tersebut.
"Kami sengaja memilih shalat di bandara, karena ingin mencari suasana yang berbeda dari biasanya. Apalagi hari ini tampaknya tak ada kabut asap yang terjadi," ungkap Edy Setio salah seorang warga.
Kondisi cuaca yang cerah dan udara yang tampak tak berasap, membuat ia dan keluarga memilih shalat di lapangan terbuka. Bandara pun menjadi salah satu tempat favorit bagi mereka, jika ingin melaksanakan shalat di lapangan terbuka.
Menurutnya, shalat di bandara tidak bisa dilakukan setiap hari atau pun setiap minggu, namun hanya bisa dilakukan setiap hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Karenanya, ia bersama keluarga tak mau melewatkan kesempatan tersebut.
"Kalau setiap hari atau mungkin setiap minggunya bisa shalat disini, mungkin kami tak akan shalat hari raya di bandara. Namun karena dalam setahun hanya sekitar dua kali, maka kami pun memilih kesini," jelasnya.
Sanjaya salah seorang warga lainnya menjelaskan, jika Bandara Haji Asan menggelar shalat pada hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha, ia pun memang secara rutin memilih shalat di tempat tersebut.
"Sensasinya lain, pokoknya lebih menarik karena shalatnya di sekitar area landasan pacu atau runway pesawat udara," jelasnya saat ditemui Antara Kalteng.
Ia pun mengapresiasi serta mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, khususnya tim Satgas Karhutla yang telah bekerja keras selama musim kemarau, karena telah berjibaku dan mempertaruhkan nyawanya guna memadamkan titik api yang terjadi di sejumlah wilayah.
"Kalau satgas tidak bekerja maksimal, mungkin hari ini sebagian warga Sampit tidak akan shalat di lapangan terbuka, karena dampak kabut asap akibat karhutla bisa saja terjadi. Jadi kinerja aparat yang bertugas, sudah seharusnya kami apresiasi," tegasnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan, tampak suasana bandara yang sangat berbeda dari biasanya. Jika sehari-harinya selalu disibukkan dengan aktivitas penerbangan pesawat udara serta penumpang, maka pada pagi ini suara takbir dikumandangkan dengan lantangnya di bandara tersebut.