Sampit (ANTARA) - Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan meningkatkan kesiagaan karena potensi kebakaran lahan dinilai semakin tinggi.
"Prediksi ke depan, air di lokasi kebakaran lahan sudah habis, jadi pemadaman mengharapkan pasokan air dari mobil tangki dan water bombing (pembom air). Satu sampai dua minggu ini diperkirakan akan kelihatan air di lokasi kebakaran akan habis," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf di Sampit, Minggu.
Saat ini kebakaran lahan terbanyak berada di kawasan selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Sebagian besar kebakaran di lokasi yang jauh dari akses jalan dan sulit dijangkau sehingga pemadaman mengandalkan helikopter pembom air.
Selain lokasi yang sulit dijangkau, makin berkurangnya sumber air menjadi kendala dalam pemadaman kebakaran lahan. Gambut yang terbakar sangat sulit dipadamkan karena api terus membakar sampai ke dalam tanah sehingga pemadaman harus dilakukan berulang-ulang agar api benar-benar padam.
Yusuf menyebutkan, saat ini lahan terbakar di Kotawaringin Timur sekitar 150 hektare. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 50 persen yang benar-benar tertangani. Pemadaman difokuskan pada kepala api agar tidak terus menjalar.
Pemadaman melalui udara menggunakan dua helikopter pembom air akan dimaksimalkan. Yusuf juga mengimbau perusahaan besar swasta dan instansi pemerintah membantu menyuplai air menggunakan mobil tangki sehingga pemadaman bisa dilakukan melalui darat dan udara agar hasilnya optimal.
Baca juga: Polres Kotim pasang garis polisi 71 lokasi kebakaran lahan
Selain memadamkan kebakaran lahan di Kotawaringin Timur, dua helikopter pembom air yang dioperasionalkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana tersebut itu sempat diperbantukan memadamkan kebakaran lahan di Kabupaten Seruyan. Namun setelah diketahui lahan yang terbakar merupakan areal perusahaan, pemadaman pun dihentikan karena pemadaman tersebut merupakan kewajiban perusahaan, sedangkan dua helikopter itu diprioritaskan pemadaman kebakaran di lahan yang bukan areal perusahaan.
Sementara itu untuk kebakaran lahan perkebunan, juga terjadi di Kotawaringin Timur. Areal yang terbakar juga cukup luas.
"Di Kotawaringin Timur ada sekitar 60 hektare. Informasinya (kebun) itu punya kelompok tani. Sudah kami laporkan ke penegak hukum untuk ditindaklanjuti," kata Yusuf.
Yusuf menambahkan, saat ini personel yang ada sudah tidak sebanding dengan kebakaran lahan yang makin marak. Dia berharap dukungan masyarakat dan semua pihak untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan agar tidak terus meluas.
"Prediksi ke depan, air di lokasi kebakaran lahan sudah habis, jadi pemadaman mengharapkan pasokan air dari mobil tangki dan water bombing (pembom air). Satu sampai dua minggu ini diperkirakan akan kelihatan air di lokasi kebakaran akan habis," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf di Sampit, Minggu.
Saat ini kebakaran lahan terbanyak berada di kawasan selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Sebagian besar kebakaran di lokasi yang jauh dari akses jalan dan sulit dijangkau sehingga pemadaman mengandalkan helikopter pembom air.
Selain lokasi yang sulit dijangkau, makin berkurangnya sumber air menjadi kendala dalam pemadaman kebakaran lahan. Gambut yang terbakar sangat sulit dipadamkan karena api terus membakar sampai ke dalam tanah sehingga pemadaman harus dilakukan berulang-ulang agar api benar-benar padam.
Yusuf menyebutkan, saat ini lahan terbakar di Kotawaringin Timur sekitar 150 hektare. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 50 persen yang benar-benar tertangani. Pemadaman difokuskan pada kepala api agar tidak terus menjalar.
Pemadaman melalui udara menggunakan dua helikopter pembom air akan dimaksimalkan. Yusuf juga mengimbau perusahaan besar swasta dan instansi pemerintah membantu menyuplai air menggunakan mobil tangki sehingga pemadaman bisa dilakukan melalui darat dan udara agar hasilnya optimal.
Baca juga: Polres Kotim pasang garis polisi 71 lokasi kebakaran lahan
Selain memadamkan kebakaran lahan di Kotawaringin Timur, dua helikopter pembom air yang dioperasionalkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana tersebut itu sempat diperbantukan memadamkan kebakaran lahan di Kabupaten Seruyan. Namun setelah diketahui lahan yang terbakar merupakan areal perusahaan, pemadaman pun dihentikan karena pemadaman tersebut merupakan kewajiban perusahaan, sedangkan dua helikopter itu diprioritaskan pemadaman kebakaran di lahan yang bukan areal perusahaan.
Sementara itu untuk kebakaran lahan perkebunan, juga terjadi di Kotawaringin Timur. Areal yang terbakar juga cukup luas.
"Di Kotawaringin Timur ada sekitar 60 hektare. Informasinya (kebun) itu punya kelompok tani. Sudah kami laporkan ke penegak hukum untuk ditindaklanjuti," kata Yusuf.
Yusuf menambahkan, saat ini personel yang ada sudah tidak sebanding dengan kebakaran lahan yang makin marak. Dia berharap dukungan masyarakat dan semua pihak untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan agar tidak terus meluas.