Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu menyesatkan, apalagi terkait SARA atau suku, agama, ras dan antar golongan.

"Masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan karena akan merugikan kita semua. Kita jangan sampai terpecah-belah akibat isu-isu tidak jelas," kata Ketua Komisi I DPRD Kotawaringin Timur Agus Seruyantara di Sampit, Jumat.

Menurut Agus, kondisi Kotawaringin Timur sangat kondusif sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan nyaman dan pembangunan bisa berjalan dengan baik. Seluruh masyarakat memiliki tanggung jawab untuk membantu pemerintah dalam menjaga kondisi daerah agar selalu kondusif.

Beberapa hari terakhir beredar isu tidak benar terkait perkelahian sejumlah pemuda. Isu yang mengait-ngaitkan dengan SARA itu rawan memicu konflik di masyarakat padahal faktanya tidak seperti yang dikabarkan.

Politisi PDIP mengapresiasi tindakan cepat Polri, TNI, Dewan Adat Dayak, tokoh masyarakat dan pemerintah kabupaten dalam mengantisipasi dampak akibat isu itu. Langkah cepat itu meluruskan isu negatif serta mempertemukan keluarga korban sehingga semua sepakat bahwa masalah ini murni kasus kriminal dan akan diselesaikan secara tegas sesuai aturan hukum.

Agus mengajak masyarakat menyikapi masalah ini dengan bijak dan objektif. Perkelahian pemuda yang masuk dalam kategori tindakan kriminal harus diselesaikan dengan penegakan hukum terhadap para pelakunya.

Masalah ini jangan dikaitkan dengan SARA karena rawan menimbulkan konflik. Pengalaman kelam konflik etnis 2001 silam harus menjadi pelajaran semua pihak agar bersama-sama mencegahnya supaya tidak terulang lagi karena merugikan masyarakat luas.

Baca juga: Orangtua korban pemukulan di Sampit minta kasus anaknya tidak dikaitkan SARA
Baca juga: Bupati Kotim imbau warga tidak percaya isu SARA

"Kita negara hukum, jadi serahkan semua masalah pelanggaran hukum kepada aparat penegak hukum untuk menanganinya sesuai aturan," kata Agus.

Sementara itu sebelumnya, orangtua dua remaja yang menjadi korban pemukulan oleh sekelompok pemuda di Sampit juga meminta kejadian yang dialami anak mereka tidak dikaitkan dengan masalah SARA karena itu murni tindakan kriminal.

"Saya tidak mengetahui kalau ada beredar di media sosial isu yang tidak benar tentang kejadian itu. Saya ingin tidak ada lagi isu yang aneh-aneh di media sosial yang menyebut ini masalah suku, agama, ras, etnis dan sebagainya. Itu sangat tidak benar," kata Mulyadi, orang tua salah satu korban pemukulan.

Mulyadi yang merupakan Sekretaris Desa Rantau Sawang Kecamatan Telaga Antang mengaku cemas karena kejadian yang dialami putranya dikait-kaitkan dengan masalah SARA sehingga rawan memicu konflik. Untuk itulah dia merasa perlu menjelaskan agar masyarakat tidak percaya dengan isu tidak benar tersebut.

Mulyadi juga memastikan bahwa anaknya dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Tidak ada luka tusuk maupun cacat seperti isu yang beredar.

"Saat ini saya ingin perdamaian. Untuk proses hukum, kita serahkan kepada yang berwenang yaitu Polres dan DAD. Anak kami aman, sehat dan tidak cacat. Tidak seperti yang diberitakan," tegas Mulyadi.

Hal serupa diungkapkan Lukman, orangtua korban lainnya. Dia menegaskan anaknya dalam kondisi sehat, tidak ada luka tusuk, apalagi menderita cacat. Dia memastikan isu yang beredar itu tidak benar.

Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel kembali menegaskan, perkelahian antara dua korban dengan sembilan tersangka merupakan tindak pidana murni. Kasus ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah SARA. Saat ini sembilan tersangka pelaku telah ditahan di Markas Polda Kalimantan Tengah untuk menjalani proses hukum.

Baca juga: Perkelahian pemuda di Sampit tidak terkait SARA, masyarakat jangan terprovokasi


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024