Rembang (ANTARA) - Nahdlatul Ulama (NU) diharapkan tetap ikhtiar bersama dan sungguh-sungguh menjaga marwah NU dengan cara fokus pada urusan maslahat umat, kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Lasem, Jawa Tengah, Kiai Sholahuddin Fatawi.
"Saatnya NU tidak lagi sibuk bermain pada wilayah elite politik saja yang cenderung melupakan urusan kemaslahatan umat, baik ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan serta pesantren, sehingga NU tumbuh menjadi organisasi yang tegak dan mandiri," ujar Kiai Sholahuddin Fatawi yang biasa disapa Gus Udin di Rembang, Sabtu.
Menurut dia, langkah tersebut cukup strategis dilakukan, di tengah suasana kebatinan NU yang memprihatinkan sekarang ini.
Lebih jauh, Gus Udin mengingatkan, sebagai organisasi sosial keagamaan yang menjunjung nilai keadilan, kejujuran, kesederhanaan dan kemandirian, maka NU harus mempelopori nilai-nilai tersebut dalam sikap dan tindakan nyata.
Gus Udin juga optimistis kaum Nahdliyyin selama ini telah terbiasa hidup sederhana dan mandiri dalam menjaga dan membesarkan NU melalui berbagai gerakan dan tradisi "I'anah" (Iuran), seperti I'snah Syahriyah (Iuran bulanan) dan i'anah sanawiyah (Iuran tahunan), sebagaimana maraknya gerakan koinisasi belakangan ini.
"Untuk keperluan muktamar pun, harus siap melaksanakan secara mandiri agar tidak bergantung pada pihak lain," imbuhnya.
Terkait isu-isu maraknya aksi terorisme, radikalisme, sparatisme dan intoleransi, Gus Udin menilai sudah selesai di internal NU sehingga tak perlu dikhawatirkan lagi.
"Selama ini NU berada di garda terdepan karena pemerintah dianggap absen. Sekarang saatnya NU fokus ke basis dan mengurus kemaslahatan umat karena pemerintah sudah ingat tugasnya menjadi garda terdepan," tegasnya.
"Saatnya NU tidak lagi sibuk bermain pada wilayah elite politik saja yang cenderung melupakan urusan kemaslahatan umat, baik ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan serta pesantren, sehingga NU tumbuh menjadi organisasi yang tegak dan mandiri," ujar Kiai Sholahuddin Fatawi yang biasa disapa Gus Udin di Rembang, Sabtu.
Menurut dia, langkah tersebut cukup strategis dilakukan, di tengah suasana kebatinan NU yang memprihatinkan sekarang ini.
Lebih jauh, Gus Udin mengingatkan, sebagai organisasi sosial keagamaan yang menjunjung nilai keadilan, kejujuran, kesederhanaan dan kemandirian, maka NU harus mempelopori nilai-nilai tersebut dalam sikap dan tindakan nyata.
Gus Udin juga optimistis kaum Nahdliyyin selama ini telah terbiasa hidup sederhana dan mandiri dalam menjaga dan membesarkan NU melalui berbagai gerakan dan tradisi "I'anah" (Iuran), seperti I'snah Syahriyah (Iuran bulanan) dan i'anah sanawiyah (Iuran tahunan), sebagaimana maraknya gerakan koinisasi belakangan ini.
"Untuk keperluan muktamar pun, harus siap melaksanakan secara mandiri agar tidak bergantung pada pihak lain," imbuhnya.
Terkait isu-isu maraknya aksi terorisme, radikalisme, sparatisme dan intoleransi, Gus Udin menilai sudah selesai di internal NU sehingga tak perlu dikhawatirkan lagi.
"Selama ini NU berada di garda terdepan karena pemerintah dianggap absen. Sekarang saatnya NU fokus ke basis dan mengurus kemaslahatan umat karena pemerintah sudah ingat tugasnya menjadi garda terdepan," tegasnya.