Palangka Raya (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kantor Perwakilan Kalimantan Tengah mengajak ormas kepemudaan di provinsi itu turut aktif mengatasi masih maraknya pernikahan dini.
"Saya mengajak ormas kepemudaan dan para pemuda di Kalteng bisa berkontribusi dalam memajukan daerah melalui Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia (IPP), keluarga yang sehat dan mengatasi praktik pernikahan dini," kata Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng Satyawati Kusuma Wijaya di Palangka Raya, Jumat.
Satyawati mengatakan pernikahan yang dilakukan terlalu dini dapat mempengaruhi kualitas hidup warga negara Indonesia.
Baca juga: BKKBN Kalteng dorong orang tua untuk terampil asuh anak
"Untuk itu, dalam berumah tangga, sebaiknya juga harus menghindari yang namanya 4T, yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu rapat atau dekat jarak melahirkan dan terlalu banyak anak," katanya.
Dia mengatakan, ormas kepemudaan memiliki peran strategis dalam menyukseskan program pembangunan daerah terutama dengan sasaran masyarakat kategori pemuda.
Untuk itu, dia berharap ormas kepemudaan yang ada di Provinsi Kalimanan Tengah dapat dan terus bersinergi dengan pemerintah termasuk di dalamnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Baca juga: BKKBN Kalteng canangkan sekolah siaga kependudukan
Menurutnya, ormas kepemudaan termasuk KNPI merupakan garda terdepan dalam membawa perubahan dalam pembangunan IPP di massa depan. Dengan semangat pemuda, lanjut dia, generasi milenial harus menghindari pelaku "hibernasi" atau aktifitas yang kurang bermanfaat dan tidak produktif.
Dia kembali mengajak generasi muda melalui KNPI dan seluruh OKP mempelopori menekan angka pernikahan usia di Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" ini. Pasalnya, Kalteng masuk dalam lima besar masalah pernikahan usia dini dan menyebabkan angka stunting atau kekurangan gizi akut.
"Stunting di Kalteng berada pada nomor dua setelah Sulawesi Barat. Maka, untuk itu BKKBN berkeinginan agar KNPI Kalteng bisa memiliki terobosan yang bisa disampaikan dalam Rapimnas KNPI Pusat dengan membawa perubahan dalam membangun IPP," katanya.
Baca juga: Target BKKBN 2020 gunakan 'brand' lebih milenial
"Saya mengajak ormas kepemudaan dan para pemuda di Kalteng bisa berkontribusi dalam memajukan daerah melalui Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia (IPP), keluarga yang sehat dan mengatasi praktik pernikahan dini," kata Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng Satyawati Kusuma Wijaya di Palangka Raya, Jumat.
Satyawati mengatakan pernikahan yang dilakukan terlalu dini dapat mempengaruhi kualitas hidup warga negara Indonesia.
Baca juga: BKKBN Kalteng dorong orang tua untuk terampil asuh anak
"Untuk itu, dalam berumah tangga, sebaiknya juga harus menghindari yang namanya 4T, yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu rapat atau dekat jarak melahirkan dan terlalu banyak anak," katanya.
Dia mengatakan, ormas kepemudaan memiliki peran strategis dalam menyukseskan program pembangunan daerah terutama dengan sasaran masyarakat kategori pemuda.
Untuk itu, dia berharap ormas kepemudaan yang ada di Provinsi Kalimanan Tengah dapat dan terus bersinergi dengan pemerintah termasuk di dalamnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Baca juga: BKKBN Kalteng canangkan sekolah siaga kependudukan
Menurutnya, ormas kepemudaan termasuk KNPI merupakan garda terdepan dalam membawa perubahan dalam pembangunan IPP di massa depan. Dengan semangat pemuda, lanjut dia, generasi milenial harus menghindari pelaku "hibernasi" atau aktifitas yang kurang bermanfaat dan tidak produktif.
Dia kembali mengajak generasi muda melalui KNPI dan seluruh OKP mempelopori menekan angka pernikahan usia di Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" ini. Pasalnya, Kalteng masuk dalam lima besar masalah pernikahan usia dini dan menyebabkan angka stunting atau kekurangan gizi akut.
"Stunting di Kalteng berada pada nomor dua setelah Sulawesi Barat. Maka, untuk itu BKKBN berkeinginan agar KNPI Kalteng bisa memiliki terobosan yang bisa disampaikan dalam Rapimnas KNPI Pusat dengan membawa perubahan dalam membangun IPP," katanya.
Baca juga: Target BKKBN 2020 gunakan 'brand' lebih milenial