Palangka Raya (ANTARA) - Anggota MPR RI sekaligus Anggota DPR RI Willy Midel Yoseph menegaskan bahwa empat pilar kebangsaan Indonesia, harus terus didengungkan dan dikampanyekan, agar paham-paham dari negara lain tidak menggerogoti masyarakat ini.
Sekarang ini sudah ada sebagian orang tertular paham-paham radikal dan anti terhadap keberagaman di Indonesia, kata Willy saat sosialisasi dan silaturahmi empat pilar kebangsaan MPR RI di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat.
"Salah satu cara untuk mencegah berkembangnya paham-paham radikal itu, ya dengan memperkuat pemahaman seluruh masyarakat Indonesia terhadap empat pilar kebangsaan," beber dia.
Adapun empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. Di mana Pancasila merupakan dasar ataupun Ideologi Negara Indonesia, Undang-undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.
Willy mengatakan empat pilar kebangsaan ini pun sebenarnya sangat perlu dimasukkan kembali dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Hanya, pola pengajaran terhadap empat pilar kebangsaan itu harus berubah dan menyesuaikan perkembangan jaman.
"Pengajarannya dengan memberikan contoh-contoh nyata yang sudah ataupun sedang terjadi. Kalau cara seperti itu dilakukan, saya yakin anak-anak Indonesia pasti paham dan menjalankan empat pilar kebangsaan dalam kehidupannya," kata dia.
Anggota MPR RI sekaligus Anggota DPR RI Willy Midel Yoseph foto bersama dengan peserta sosialisasi empat pilar kebangsaan di Palangka Raya, Jumat (29/11/2019). (ANTARA/Jaya W Manurung)
Mantan Bupati Murung Raya dua periode itu pun menyarankan bahkan meminta pemerintah, bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang tidak setuju dengan empat pilar kebangsaan. Sebab, siapapun yang tinggal di Indonesia harus patuh dan menjalankan empat pilar kebangsaan tersebut.
"Empat pilar kebangsaan itu kan sudah jelas dan final menjadi acuang berbangsa dan bernegara di Indonesia. Jadi, kalau masih ada yang tidak setuju atau berupaya mengubahnya, harus keluar dari negara ini," demikian Willy.
Sosialisasi dan silaturahmi empat pilar kebangsaan itu digelar MPR RI bekerjasama dengan Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional. Kerjasama itu karena empat pilar kebangsaan juga bagian dari program Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional.
Baca juga: Perkuat nilai-nilai kebangsaan, Anggota MPR RI sambangi Unkrip
Sekjen Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional Joni Bungai usai sosialisasi mengatakan, sampai kapanpun empat pilar kebangsaan tersebut harus terus menerus dikampanyekan. Sebab, wilayah Indonesia sangat luas dan berpenduduk banyak, serta setiap tahun lahir generasi baru.
"Jadi, kita memang mendukung adanya program sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dilaksanakan MPR RI. Program itu harus didukung seluruh lapisan masyarakat," kata Joni yang merupakan guru besar di Universitas Palangka Raya.
Baca juga: Willy Yoseph siap bertarung kembali menjadi calon Gubernur Kalteng
Sekarang ini sudah ada sebagian orang tertular paham-paham radikal dan anti terhadap keberagaman di Indonesia, kata Willy saat sosialisasi dan silaturahmi empat pilar kebangsaan MPR RI di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat.
"Salah satu cara untuk mencegah berkembangnya paham-paham radikal itu, ya dengan memperkuat pemahaman seluruh masyarakat Indonesia terhadap empat pilar kebangsaan," beber dia.
Adapun empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. Di mana Pancasila merupakan dasar ataupun Ideologi Negara Indonesia, Undang-undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.
Willy mengatakan empat pilar kebangsaan ini pun sebenarnya sangat perlu dimasukkan kembali dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Hanya, pola pengajaran terhadap empat pilar kebangsaan itu harus berubah dan menyesuaikan perkembangan jaman.
"Pengajarannya dengan memberikan contoh-contoh nyata yang sudah ataupun sedang terjadi. Kalau cara seperti itu dilakukan, saya yakin anak-anak Indonesia pasti paham dan menjalankan empat pilar kebangsaan dalam kehidupannya," kata dia.
Mantan Bupati Murung Raya dua periode itu pun menyarankan bahkan meminta pemerintah, bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang tidak setuju dengan empat pilar kebangsaan. Sebab, siapapun yang tinggal di Indonesia harus patuh dan menjalankan empat pilar kebangsaan tersebut.
"Empat pilar kebangsaan itu kan sudah jelas dan final menjadi acuang berbangsa dan bernegara di Indonesia. Jadi, kalau masih ada yang tidak setuju atau berupaya mengubahnya, harus keluar dari negara ini," demikian Willy.
Sosialisasi dan silaturahmi empat pilar kebangsaan itu digelar MPR RI bekerjasama dengan Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional. Kerjasama itu karena empat pilar kebangsaan juga bagian dari program Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional.
Baca juga: Perkuat nilai-nilai kebangsaan, Anggota MPR RI sambangi Unkrip
Sekjen Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional Joni Bungai usai sosialisasi mengatakan, sampai kapanpun empat pilar kebangsaan tersebut harus terus menerus dikampanyekan. Sebab, wilayah Indonesia sangat luas dan berpenduduk banyak, serta setiap tahun lahir generasi baru.
"Jadi, kita memang mendukung adanya program sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dilaksanakan MPR RI. Program itu harus didukung seluruh lapisan masyarakat," kata Joni yang merupakan guru besar di Universitas Palangka Raya.
Baca juga: Willy Yoseph siap bertarung kembali menjadi calon Gubernur Kalteng