Sampit (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah meningkatkan kewaspadaan banjir menyikapi permukaan air sungai yang cukup signifikan saat terjadi hujan deras.
"Berapa daerah sudah mulai terjadi genangan air pasca hujan di daerah masing-masing. Naiknya permukaan air sungai diharapakan mulai diantisipasi dengan baik oleh aparat desa dan kecamatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotawaringin Timur Yephi Hartady di Sampit, Selasa.
Kewaspadaan sangat dibutuhkan sebagai antisipasi untuk mencegah dampak bencana banjir. Selain untuk mencegah korban jiwa, masyarakat juga diharapkan mengantisipasi banjir supaya menyelamatkan harta benda dari rendaman air.
Laporan yang diterima BPBD Kotawaringin Timur pada 11 Januari 2020, permukaan air sungai sempat naik cukup tinggi, seperti terjadi di Desa Tumbang Mujan Kecamatan Tualan Hulu. Bahkan di Desa Pamalian Kecamatan Kota Besi, ada jalan di areal perkebunan kelapa sawit sempat terendam banjir sehingga mengganggu lalu lintas warga yang biasanya melewati jalan tersebut.
Kejadian itu memang tidak sampai merendam rumah warga. Kenaikan permukaan air itu juga terjadi hanya beberapa jam, kemudian kembali surut.
Meski begitu, perkembangan ini menjadi peringatan bahwa potensi banjir semakin harus diwaspadai seiring meningkatnya intensitas hujan. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau dataran rendah yang pernah dilanda banjir, diminta lebih waspada karena bencana banjir bisa terjadi kapan saja.
Baca juga: Legislator Kotim pertanyakan batalnya program bantuan bibit sapi
Sejak Desember 2019 lalu BPBD Kotawaringin Timur sudah meningkatkan kewaspadaan bencana banjir. Koordinasi dengan instansi terkait juga diintensifkan sebagai langkah pencegahan dini.
Secara khusus BPBD meminta aparat pemerintah kecamatan, kelurahan dan desa untuk waspada dan meningkatkan koordinasi. Pemantauan harus dilakukan secara rutin sehingga jika ada indikasi potensi banjir maka bisa dengan cepat diantisipasi dampaknya.
"Utamakan pencegahan yang sifatnya menghindarkan terjadinya kerugian harta benda, terlebih korban jiwa. Harap mulai memberikan laporan apabila tinggi permukaan air sudah mulai rawan. Koordinasikan dengan BPBD Kotim. Tingkatkan kesiagaan, cegah kerugian dan korban sejak dini," demikian Yephi.
Kotawaringin Timur termasuk daerah rawan bencana, diantaranya banjir dan puting beliung saat musim hujan. Kewaspadaan semua pihak diharapkan bisa mengurangi dampak bencana, khususnya bisa menghindari adanya korban jiwa.
Baca juga: Pemkab Kotim gencarkan kembali sosialisasi pemberantasan pungutan liar
Baca juga: Peningkatan infrastruktur masih mendominasi usulan masyarakat Kotim
"Berapa daerah sudah mulai terjadi genangan air pasca hujan di daerah masing-masing. Naiknya permukaan air sungai diharapakan mulai diantisipasi dengan baik oleh aparat desa dan kecamatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotawaringin Timur Yephi Hartady di Sampit, Selasa.
Kewaspadaan sangat dibutuhkan sebagai antisipasi untuk mencegah dampak bencana banjir. Selain untuk mencegah korban jiwa, masyarakat juga diharapkan mengantisipasi banjir supaya menyelamatkan harta benda dari rendaman air.
Laporan yang diterima BPBD Kotawaringin Timur pada 11 Januari 2020, permukaan air sungai sempat naik cukup tinggi, seperti terjadi di Desa Tumbang Mujan Kecamatan Tualan Hulu. Bahkan di Desa Pamalian Kecamatan Kota Besi, ada jalan di areal perkebunan kelapa sawit sempat terendam banjir sehingga mengganggu lalu lintas warga yang biasanya melewati jalan tersebut.
Kejadian itu memang tidak sampai merendam rumah warga. Kenaikan permukaan air itu juga terjadi hanya beberapa jam, kemudian kembali surut.
Meski begitu, perkembangan ini menjadi peringatan bahwa potensi banjir semakin harus diwaspadai seiring meningkatnya intensitas hujan. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau dataran rendah yang pernah dilanda banjir, diminta lebih waspada karena bencana banjir bisa terjadi kapan saja.
Baca juga: Legislator Kotim pertanyakan batalnya program bantuan bibit sapi
Sejak Desember 2019 lalu BPBD Kotawaringin Timur sudah meningkatkan kewaspadaan bencana banjir. Koordinasi dengan instansi terkait juga diintensifkan sebagai langkah pencegahan dini.
Secara khusus BPBD meminta aparat pemerintah kecamatan, kelurahan dan desa untuk waspada dan meningkatkan koordinasi. Pemantauan harus dilakukan secara rutin sehingga jika ada indikasi potensi banjir maka bisa dengan cepat diantisipasi dampaknya.
"Utamakan pencegahan yang sifatnya menghindarkan terjadinya kerugian harta benda, terlebih korban jiwa. Harap mulai memberikan laporan apabila tinggi permukaan air sudah mulai rawan. Koordinasikan dengan BPBD Kotim. Tingkatkan kesiagaan, cegah kerugian dan korban sejak dini," demikian Yephi.
Kotawaringin Timur termasuk daerah rawan bencana, diantaranya banjir dan puting beliung saat musim hujan. Kewaspadaan semua pihak diharapkan bisa mengurangi dampak bencana, khususnya bisa menghindari adanya korban jiwa.
Baca juga: Pemkab Kotim gencarkan kembali sosialisasi pemberantasan pungutan liar
Baca juga: Peningkatan infrastruktur masih mendominasi usulan masyarakat Kotim