Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Supian Hadi mengaku bangga dengan komitmen seluruh masyarakat yang tetap menjaga kerukunan dan kebersamaan sehingga kondisi daerah selalu kondusif.
"Masyarakat Kotawaringin Timur sudah memiliki pandangan dan komitmen yang sama. Masyarakat tidak ingin terprovokasi oleh isu-isu yang rawan menimbulkan perpecahan," kata Supian Hadi di Sampit, Minggu.
Menjaga kerukunan serta keamanan dan ketertiban masyarakat, menjadi tanggung jawab semua pihak. Keamanan sangat penting agar masyarakat bisa menjalankan aktivitas dengan baik dan pembangunan bisa dijalankan sesuai rencana.
Sejarah kelam konflik etnis 2001 silam menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat Kotawaringin Timur. Kejadian tersebut tidak boleh terulang karena hanya akan menyengsarakan semua pihak.
Untuk itulah Supian selalu mengajak masyarakat untuk terus menjaga kerukunan, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan. Ancaman dan potensi gangguan akan selalu ada, namun kebersamaan seluruh masyarakat akan menjadi kekuatan besar untuk menangkal hal-hal negatif tersebut.
Dia menegaskan, tidak ada tempat di Kotawaringin Timur bagi provokator. Pemerintah daerah bersama penegak hukum telah sepakat untuk bertindak tegas terhadap siapa saja yang mencoba memprovokasi maupun menimbulkan kerawanan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
Jika ada terjadi permasalahan yang berpotensi meluas, semua pihak bergerak cepat untuk mencegahnya. Upaya itu dirasa sangat efektif karena semua pihak mempunyai pandangan yang sama tentang pentingnya menjaga kondisi daerah agar selalu kondusif.
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi dukungan tokoh agama
Semua pihak juga diimbau tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa memicu timbulnya konflik. Isu SARA atau suku, agama, ras dan antargolongan harus dihindari agar tidak menimbulkan masalah serius karena sangat sensitif.
"Terlebih menjelang pilkada ini, kita harus meningkatkan kekompakan untuk mencegah munculnya konflik. Semua pihak kami imbau untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memicu konflik," kata Supian.
Supian menegaskan, masyarakat Kotawaringin Timur sangat cerdas dalam menentukan pilihan. Untuk itu tidak perlu ada tindakan-tindakan yang melanggar aturan, apalagi menyangkut isu SARA karena hanya akan memicu munculnya masalah.
Sementara itu saat diminta komentar terkait insiden pengeroyokan oleh oknum anggota sebuah perguruan pencak silat terhadap seorang warga, Supian belum mau berkomentar lebih jauh.
Supian berpesan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kerukunan dan kebersamaan. Jika terjadi permasalahan, diharapkan diselesaikan secara baik-baik dengan semangat kebersamaan dan mencegah terjadinya konflik.
Baca juga: Time Rally bawa misi promosi wisata Sampit
Baca juga: DPRD Kotim dukung target sukses ganda Porprov Kalteng
"Masyarakat Kotawaringin Timur sudah memiliki pandangan dan komitmen yang sama. Masyarakat tidak ingin terprovokasi oleh isu-isu yang rawan menimbulkan perpecahan," kata Supian Hadi di Sampit, Minggu.
Menjaga kerukunan serta keamanan dan ketertiban masyarakat, menjadi tanggung jawab semua pihak. Keamanan sangat penting agar masyarakat bisa menjalankan aktivitas dengan baik dan pembangunan bisa dijalankan sesuai rencana.
Sejarah kelam konflik etnis 2001 silam menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat Kotawaringin Timur. Kejadian tersebut tidak boleh terulang karena hanya akan menyengsarakan semua pihak.
Untuk itulah Supian selalu mengajak masyarakat untuk terus menjaga kerukunan, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan. Ancaman dan potensi gangguan akan selalu ada, namun kebersamaan seluruh masyarakat akan menjadi kekuatan besar untuk menangkal hal-hal negatif tersebut.
Dia menegaskan, tidak ada tempat di Kotawaringin Timur bagi provokator. Pemerintah daerah bersama penegak hukum telah sepakat untuk bertindak tegas terhadap siapa saja yang mencoba memprovokasi maupun menimbulkan kerawanan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
Jika ada terjadi permasalahan yang berpotensi meluas, semua pihak bergerak cepat untuk mencegahnya. Upaya itu dirasa sangat efektif karena semua pihak mempunyai pandangan yang sama tentang pentingnya menjaga kondisi daerah agar selalu kondusif.
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi dukungan tokoh agama
Semua pihak juga diimbau tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa memicu timbulnya konflik. Isu SARA atau suku, agama, ras dan antargolongan harus dihindari agar tidak menimbulkan masalah serius karena sangat sensitif.
"Terlebih menjelang pilkada ini, kita harus meningkatkan kekompakan untuk mencegah munculnya konflik. Semua pihak kami imbau untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memicu konflik," kata Supian.
Supian menegaskan, masyarakat Kotawaringin Timur sangat cerdas dalam menentukan pilihan. Untuk itu tidak perlu ada tindakan-tindakan yang melanggar aturan, apalagi menyangkut isu SARA karena hanya akan memicu munculnya masalah.
Sementara itu saat diminta komentar terkait insiden pengeroyokan oleh oknum anggota sebuah perguruan pencak silat terhadap seorang warga, Supian belum mau berkomentar lebih jauh.
Supian berpesan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kerukunan dan kebersamaan. Jika terjadi permasalahan, diharapkan diselesaikan secara baik-baik dengan semangat kebersamaan dan mencegah terjadinya konflik.
Baca juga: Time Rally bawa misi promosi wisata Sampit
Baca juga: DPRD Kotim dukung target sukses ganda Porprov Kalteng