Sampit (ANTARA) - Hujan deras cukup lama dan hampir merata, membuat sejumlah daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dilanda banjir, diantaranya merendam 39 rumah di Desa Tumbang Koling Kecamatan Cempaga Hulu.
"Banjir terjadi sejak kemarin. Tadi kami langsung ke lokasi untuk melihat kondisinya. Banjir masih terjadi, tapi tidak ada warga yang sampai mengungsi," kata Camat Cempaga Hulu Ubaidillah dihubungi dari Sampit, Senin.
Banjir terjadi sejak Minggu (16/2) sekitar pukul 15.00 WIB. Sungai meluap dan merendam permukiman warga yang umumnya berada di bantaran sungai.
Ubaidillah bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Cempaga Hulu dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur bersama-sama datang ke desa tersebut. Mereka ingin melihat langsung kondisi banjir dan masyarakat desa setempat.
Hasil pendataan, ada 39 rumah yang terendam dengan ketinggian air 70 centimeter sampai 1 meter. Rumah yang terendam tersebut terdapat di RT 01 sebanyak 6 rumah, RT 03 sebanyak 15 rumah dan RT 04 sebanyak 18 rumah.
Selain itu ada 16 rumah lainnya yang halaman rumahnya terendam dengan ketinggian sekitar 50 centimeter. Rumah tersebut terdapat di RT 01 sebanyak 5 rumah, RT 03 sebanyak 6 rumah dan RT 04 sebanyak 5 rumah.
Kedalaman air di desa yang dipimpin kepala desa bernama Iyul tersebut saat ini masih bertahan. Masyarakat tetap mewaspadai kemungkinan banjir bertambah dalam karena hujan masih terjadi di sejumlah wilayah.
Baca juga: Pemkab Kotim dukung penuh sensus penduduk berbasis online
"Kami masih mempelajari penyebab banjir ini. Mudah-mudahan saja banjir ini segera surut sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan normal," harap Ubaidillah.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur H Muhammad Yusuf mengatakan, pihaknya juga sudah memantau kondisi banjir di Desa Tumbang Koling. Penanggulangan difokuskan untuk menjaga keselamatan masyarakat.
"Rekomendasi utama bantuan diarahkan ke perusahaan sawit sekitar desa. Untuk bantuan logistik akan diteruskan ke Dinas Sosial yang lebih banyak memiliki persediaan logistik pangan," ujar Yusuf.
Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi kemungkinan banjir bertambah dalam. Masyarakat diminta mencari tempat yang aman jika banjir semakin parah.
Baca juga: Narkoba tetap di posisi puncak perkara pidana Kotim
Baca juga: Disdukcapil Kotim hentikan sementara pelayanan akibat kantor terendam banjir
Baca juga: Legislator Kotim kritisi pembersihan sungai tidak maksimal
"Banjir terjadi sejak kemarin. Tadi kami langsung ke lokasi untuk melihat kondisinya. Banjir masih terjadi, tapi tidak ada warga yang sampai mengungsi," kata Camat Cempaga Hulu Ubaidillah dihubungi dari Sampit, Senin.
Banjir terjadi sejak Minggu (16/2) sekitar pukul 15.00 WIB. Sungai meluap dan merendam permukiman warga yang umumnya berada di bantaran sungai.
Ubaidillah bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Cempaga Hulu dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur bersama-sama datang ke desa tersebut. Mereka ingin melihat langsung kondisi banjir dan masyarakat desa setempat.
Hasil pendataan, ada 39 rumah yang terendam dengan ketinggian air 70 centimeter sampai 1 meter. Rumah yang terendam tersebut terdapat di RT 01 sebanyak 6 rumah, RT 03 sebanyak 15 rumah dan RT 04 sebanyak 18 rumah.
Selain itu ada 16 rumah lainnya yang halaman rumahnya terendam dengan ketinggian sekitar 50 centimeter. Rumah tersebut terdapat di RT 01 sebanyak 5 rumah, RT 03 sebanyak 6 rumah dan RT 04 sebanyak 5 rumah.
Kedalaman air di desa yang dipimpin kepala desa bernama Iyul tersebut saat ini masih bertahan. Masyarakat tetap mewaspadai kemungkinan banjir bertambah dalam karena hujan masih terjadi di sejumlah wilayah.
Baca juga: Pemkab Kotim dukung penuh sensus penduduk berbasis online
"Kami masih mempelajari penyebab banjir ini. Mudah-mudahan saja banjir ini segera surut sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan normal," harap Ubaidillah.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur H Muhammad Yusuf mengatakan, pihaknya juga sudah memantau kondisi banjir di Desa Tumbang Koling. Penanggulangan difokuskan untuk menjaga keselamatan masyarakat.
"Rekomendasi utama bantuan diarahkan ke perusahaan sawit sekitar desa. Untuk bantuan logistik akan diteruskan ke Dinas Sosial yang lebih banyak memiliki persediaan logistik pangan," ujar Yusuf.
Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi kemungkinan banjir bertambah dalam. Masyarakat diminta mencari tempat yang aman jika banjir semakin parah.
Baca juga: Narkoba tetap di posisi puncak perkara pidana Kotim
Baca juga: Disdukcapil Kotim hentikan sementara pelayanan akibat kantor terendam banjir
Baca juga: Legislator Kotim kritisi pembersihan sungai tidak maksimal