Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Riskon Fabiansyah mengkritisi pembersihan sungai yang dinilai tidak dilakukan dengan maksimal sehingga rawan memicu banjir akibat arus air tidak lancar.
"Pembersihan sungai itu jangan hanya saat musim hujan seperti sekarang, tetapi harus dilakukan secara rutin sehingga alur tetap bersih dan tidak ada sampah atau rumput yang menghambat arus air," kata Riskon di Sampit, Senin.
Politisi muda Partai Golkar yang menjadi anggota Komisi III ini mengomentari kondisi sejumlah sungai kecil di daerah pemilihan yang diwakilinya yaitu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Pembersihan sungai-sungai yang melintasi permukiman atau posisinya strategis, seperti Sungai Mentawa serta samping Jalan Pramuka dan Pemuda harus dilakukan secara rutin karena sangat penting mengalirkan air dari drainase dalam kota menuju Sungai Mentaya.
Banjir sering terjadi saat hujan deras terjadi dalam waktu cukup lama dan bersamaan dengan kondisi Sungai Mentaya sedang pasang. Akibatnya air meluber karena aliran menuju sungai menjadi lebih lambat dari biasanya, diperparah dengan kurang lancarnya aliran di sebagian drainase.
Saat ini sejumlah kawasan di pusat Kota Sampit menjadi langganan banjir saat hujan deras seperti di sebagian kawasan RSUD dr Murjani Sampit dan sekitar kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selain drainase kecil di sekitar lokasi, banjir tersebut diyakini juga imbas menurunnya kemampuan sungai-sungai kecil tersebut mengalirkan air menuju Sungai Mentaya sehingga air pada drainase lingkungan perkantoran dan permukiman sempat meluber.
Riskon mengapresiasi upaya pemerintah daerah yang gencar membersihkan saluran air saat mulai tibanya musim hujan. Namun menurutnya, langkah itu seharusnya dilakukan secara rutin dan sejak awal sehingga banjir tidak sampai terjadi seperti sekarang.
Baca juga: Jalan di kawasan pelosok Kotim perlu perhatian
Banjir seperti ini selalu menjadi ancaman setiap tibanya musim hujan. Kondisi ini seharusnya justru menjadikan pemerintah daerah lebih siap mengantisipasi dan menanggulanginya sehingga banjir tidak berulang.
"Kita tidak perlu saling menyalahkan, yang penting lakukan penanganan cepat sebagai solusinya. Kejadian ini juga harus menjadi bahan evaluasi agar tidak terus terulang setiap musim hujan," kata Riskon.
Politisi yang akrab disapa Eko ini juga mengimbau masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Pembersihan drainase di lingkungan masing-masing harus dilakukan secara rutin agar terhindar dari banjir saat hujan deras.
Masyarakat jangan hanya menuntut pemerintah melakukan penanggulangan banjir. Masyarakat diharapkan juga melakukan aksi nyata membantu pencegahan dan penanggulangan banjir tersebut.
Baca juga: Bupati Kotim bangga masyarakat tetap menjaga kerukunan
Baca juga: Time Rally bawa misi promosi wisata Sampit
"Pembersihan sungai itu jangan hanya saat musim hujan seperti sekarang, tetapi harus dilakukan secara rutin sehingga alur tetap bersih dan tidak ada sampah atau rumput yang menghambat arus air," kata Riskon di Sampit, Senin.
Politisi muda Partai Golkar yang menjadi anggota Komisi III ini mengomentari kondisi sejumlah sungai kecil di daerah pemilihan yang diwakilinya yaitu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Pembersihan sungai-sungai yang melintasi permukiman atau posisinya strategis, seperti Sungai Mentawa serta samping Jalan Pramuka dan Pemuda harus dilakukan secara rutin karena sangat penting mengalirkan air dari drainase dalam kota menuju Sungai Mentaya.
Banjir sering terjadi saat hujan deras terjadi dalam waktu cukup lama dan bersamaan dengan kondisi Sungai Mentaya sedang pasang. Akibatnya air meluber karena aliran menuju sungai menjadi lebih lambat dari biasanya, diperparah dengan kurang lancarnya aliran di sebagian drainase.
Saat ini sejumlah kawasan di pusat Kota Sampit menjadi langganan banjir saat hujan deras seperti di sebagian kawasan RSUD dr Murjani Sampit dan sekitar kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selain drainase kecil di sekitar lokasi, banjir tersebut diyakini juga imbas menurunnya kemampuan sungai-sungai kecil tersebut mengalirkan air menuju Sungai Mentaya sehingga air pada drainase lingkungan perkantoran dan permukiman sempat meluber.
Riskon mengapresiasi upaya pemerintah daerah yang gencar membersihkan saluran air saat mulai tibanya musim hujan. Namun menurutnya, langkah itu seharusnya dilakukan secara rutin dan sejak awal sehingga banjir tidak sampai terjadi seperti sekarang.
Baca juga: Jalan di kawasan pelosok Kotim perlu perhatian
Banjir seperti ini selalu menjadi ancaman setiap tibanya musim hujan. Kondisi ini seharusnya justru menjadikan pemerintah daerah lebih siap mengantisipasi dan menanggulanginya sehingga banjir tidak berulang.
"Kita tidak perlu saling menyalahkan, yang penting lakukan penanganan cepat sebagai solusinya. Kejadian ini juga harus menjadi bahan evaluasi agar tidak terus terulang setiap musim hujan," kata Riskon.
Politisi yang akrab disapa Eko ini juga mengimbau masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Pembersihan drainase di lingkungan masing-masing harus dilakukan secara rutin agar terhindar dari banjir saat hujan deras.
Masyarakat jangan hanya menuntut pemerintah melakukan penanggulangan banjir. Masyarakat diharapkan juga melakukan aksi nyata membantu pencegahan dan penanggulangan banjir tersebut.
Baca juga: Bupati Kotim bangga masyarakat tetap menjaga kerukunan
Baca juga: Time Rally bawa misi promosi wisata Sampit