Sampit (ANTARA) - Sebanyak 20 murid dan satu guru di SDN 5 Baamang Hilir Kecamatan Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diduga keracunan setelah menyantap kue ulang tahun yang dibeli saat merayakan ulang tahun dua murid di kelas itu.
"Paling sekitar tiga menit setelah memakan kue itu, langsung ada yang mengeluh pusing dan muntah. Saya membantu anak-anak dan sempat mencicipi kue itu. Saya juga muntah satu kali," kata Satiah, wali kelas II B SDN 5 Baamang Hilir saat di RSUD dr Murjani Sampit, Kamis.
Satiah menceritakan, saat itu ada dua murid yang kebetulan berulang tahun. Secara spontan, mereka berinisiatif membeli kue ulang tahun untuk merayakan ulang tahun teman mereka tersebut.
Mereka pergi ke Pasar Keramat karena ingin memilih sendiri kue ulang tahun yang akan dibeli. Kue yang dibeli berupa kue tart berukuran kecil sesuai uang yang terkumpul dari para murid.
Ada enam kue ulang tahun yang dibeli murid dan kemudian dibawa ke kelas untuk disantap bersama. Usai menyantap makanan, satu persatu murid mengeluh pusing, bahkan ada yang muntah.
Seluruh murid di kelas itu mengeluh pusing dan muntah, termasuk Satiah, sang wali kelas. Total ada 20 murid dan satu guru yang sempat memakan kue ulang tahun tersebut.
Dari 23 murid di kelas itu, hanya tiga orang yang tidak terimbas yakni dua orang yang memang tidak mau memakan kue itu, sedangkan satu orang karena tidak hadir karena sakit.
Murid yang diduga keracunan tersebut langsung dilarikan ke Puskesmas Baamang I yang jaraknya hanya sekitar 10 meter dari sekolah itu. Sebagian yakni 13 murid dah satu guru dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit untuk ditangani lebih lanjut.
"Kejadiannya sangat cepat. Beberapa saat setelah makan kue itu, langsung pusing dan muntah. Alhamdulillah sudah membaik dan sebagian sudah diizinkan pulang," kata Satiah.
Bupati Supian Hadi saat di RSUD dr Murjani Sampit memantau kondisi murid dan guru yang diduga keracunan kue ulang tahun, Kamis (20/2/2020). ANTARA/Norjani
Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi juga datang membesuk murid dan guru yang diduga keracunan massal tersebut. Supian mengaku bersyukur karena kondisi seluruh korban mulai stabil.
"Kejadian ini tentu menjadi perhatian kami. Seluruh dinas terkait saya minta untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan. Pembuat makanan juga jangan sampai menggunakan bahan yang berbahaya. Makanan atau minuman yang sudah lama dan diperkirakan kedaluwarsa, jangan sampai dijual karena membahayakan konsumen," kata Supian.
Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel saat di rumah sakit mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kejadian tersebut. Saat ini kue yang diduga menyebabkan keracunan massal telah disita dan penjual kue juga sedang dimintai keterangan.
"Ini sedang kami selidiki. Nanti tentu akan dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui penyebab kejadian ini. Fokus kita bersama saat ini adalah menangani agar semua murid dan guru kembali pulih," kata Rommel.
Sementara itu, hingga Kamis siang hanya tersisa tiga murid yang masih menjalani perawatan namun kondisinya mulai membaik. Mereka yang sudah pulang ke rumah juga akan tetap dipantau oleh petugas kesehatan setempat untuk memastikan mereka benar-benar pulih.
Baca juga: Pemkab Kotim antisipasi banjir saat Sampit Expo
Baca juga: Usulan pembentukan Kotara tetap menjadi perhatian DPRD Kotim
"Paling sekitar tiga menit setelah memakan kue itu, langsung ada yang mengeluh pusing dan muntah. Saya membantu anak-anak dan sempat mencicipi kue itu. Saya juga muntah satu kali," kata Satiah, wali kelas II B SDN 5 Baamang Hilir saat di RSUD dr Murjani Sampit, Kamis.
Satiah menceritakan, saat itu ada dua murid yang kebetulan berulang tahun. Secara spontan, mereka berinisiatif membeli kue ulang tahun untuk merayakan ulang tahun teman mereka tersebut.
Mereka pergi ke Pasar Keramat karena ingin memilih sendiri kue ulang tahun yang akan dibeli. Kue yang dibeli berupa kue tart berukuran kecil sesuai uang yang terkumpul dari para murid.
Ada enam kue ulang tahun yang dibeli murid dan kemudian dibawa ke kelas untuk disantap bersama. Usai menyantap makanan, satu persatu murid mengeluh pusing, bahkan ada yang muntah.
Seluruh murid di kelas itu mengeluh pusing dan muntah, termasuk Satiah, sang wali kelas. Total ada 20 murid dan satu guru yang sempat memakan kue ulang tahun tersebut.
Dari 23 murid di kelas itu, hanya tiga orang yang tidak terimbas yakni dua orang yang memang tidak mau memakan kue itu, sedangkan satu orang karena tidak hadir karena sakit.
Murid yang diduga keracunan tersebut langsung dilarikan ke Puskesmas Baamang I yang jaraknya hanya sekitar 10 meter dari sekolah itu. Sebagian yakni 13 murid dah satu guru dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit untuk ditangani lebih lanjut.
"Kejadiannya sangat cepat. Beberapa saat setelah makan kue itu, langsung pusing dan muntah. Alhamdulillah sudah membaik dan sebagian sudah diizinkan pulang," kata Satiah.
Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi juga datang membesuk murid dan guru yang diduga keracunan massal tersebut. Supian mengaku bersyukur karena kondisi seluruh korban mulai stabil.
"Kejadian ini tentu menjadi perhatian kami. Seluruh dinas terkait saya minta untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan. Pembuat makanan juga jangan sampai menggunakan bahan yang berbahaya. Makanan atau minuman yang sudah lama dan diperkirakan kedaluwarsa, jangan sampai dijual karena membahayakan konsumen," kata Supian.
Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel saat di rumah sakit mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kejadian tersebut. Saat ini kue yang diduga menyebabkan keracunan massal telah disita dan penjual kue juga sedang dimintai keterangan.
"Ini sedang kami selidiki. Nanti tentu akan dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui penyebab kejadian ini. Fokus kita bersama saat ini adalah menangani agar semua murid dan guru kembali pulih," kata Rommel.
Sementara itu, hingga Kamis siang hanya tersisa tiga murid yang masih menjalani perawatan namun kondisinya mulai membaik. Mereka yang sudah pulang ke rumah juga akan tetap dipantau oleh petugas kesehatan setempat untuk memastikan mereka benar-benar pulih.
Baca juga: Pemkab Kotim antisipasi banjir saat Sampit Expo
Baca juga: Usulan pembentukan Kotara tetap menjadi perhatian DPRD Kotim