Jakarta (ANTARA) - Pabrikan otomotif asal Inggris, yakni Bentley dan McLaren sedang memutar otak berusaha mencari jalur alternatif lain untuk pasokan suku cadang yang berasal dari China guna mengurangi dampak virus corona yang telah menghentikan produksi di beberapa lokasi pabrik pembuat mobil di seluruh dunia.
Saat ini Bentley dan McLaren masih tetap memproduksi mobil-mobil mereka di Inggris dan belum terpengaruh adanya virus corona, Bentley sendiri telah mengamankan pasokan setidaknya 21 komponen dasar seperti chip silikon yang ia peroleh dari China hingga akhir bulan.
Hal itu disampaikan oleh Chief Executive Bentley Motor, Adrian Hallmark pada saat Bentley memamerkan mobil baru Mulliner Bacalar. Kendati demikian, mereka tidak mengatakan dari mana datangnya pasokan alternatif tersebut.
Baca juga: Penjualan otomotif China anjlok akibat virus corona
"Kami sudah punya sumber daya," kata Chief Executive Bentley Motor, Adrian Hallmark yang dikutip dari Reuters, Rabu. "Belum ada rencana penghentian produksi."
Pada kesempatan yang lain, Bos Otomotif McLaren Mike Flewitt mengatakan perusahaannya sedang mencari sumber alternatif dan langkah yang dilakukan oleh Bentley.
"Kami sedang mengembangkan beberapa peluang pengadaan secara bergantian yang mana kami bisa, tetapi kami tidak memiliki banyak sumber untuk perusahaan sebesar ini," kata Flewitt ketika perusahaan itu meluncurkan model 765LT pada sebuah acara di kantor pusat Woking di Inggris selatan.
Flewitt menambahkan bahwa, saat ini McLaren juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko pasokan yang berasal dari Italia utara. Seperti diketahui, Italia saat ini menjadi negara yang telah menderita wabah virus corona terburuk di Eropa.
Baca juga: Tiga produsen otomotif 'recall' puluhan ribu kendaraan di Korsel
"Kami telah membatasi perjalanan ke pemasok tersebut dan kami harus membuat pengaturan logistik alternatif sehingga kami bisa mengeluarkan materi," tambah dia.
Virus ini telah menginfeksi puluhan ribu dan menewaskan sekitar 3.000 orang yang mayoritas berasal dari China, dan harus mengurung jutaan orang di rumah mereka. Tidak hanya itu, corona juga mengganggu bisnis dan menunda pembukaan kembali pabrik setelah liburan panjang Tahun Baru Imlek yang diperpanjang.
Pasar otomotif China pada tahun lalu memberikan sumbangan penjualan untuk McLaren sekitar 6 persen, yang mencapai sekitar 4.700 kendaraan. Sedangkan untuk Bentley sendiri mencapai 18 persen dengan menjual lebih dari 11.000 kendaraan.
Namun, dengan adanya virus corona penjualan di China menjadi sangat merosot dan hampir sama sekali tidak ada transaksi jual beli untuk kendaraan McLaren.
Halmark menjelaskan, Bentley akan memiliki resiko yang kemungkinan akan kehilangan sebagian besar pelanggannya yang mencapai 200 hingga 250 pada tiga bulan pertama di tahun 2020.
Baca juga: Penjualan mobil MPV dan SUV dalam setahun cukup menggiurkan
Baca juga: Bandara Tjilik Riwut jadi wisata dadakan dan arena bermain di penghujung tahun 2019
Baca juga: Sebanyak 50 ribu unit Hyundai Grandeur dipesan dalam sebulan
Saat ini Bentley dan McLaren masih tetap memproduksi mobil-mobil mereka di Inggris dan belum terpengaruh adanya virus corona, Bentley sendiri telah mengamankan pasokan setidaknya 21 komponen dasar seperti chip silikon yang ia peroleh dari China hingga akhir bulan.
Hal itu disampaikan oleh Chief Executive Bentley Motor, Adrian Hallmark pada saat Bentley memamerkan mobil baru Mulliner Bacalar. Kendati demikian, mereka tidak mengatakan dari mana datangnya pasokan alternatif tersebut.
Baca juga: Penjualan otomotif China anjlok akibat virus corona
"Kami sudah punya sumber daya," kata Chief Executive Bentley Motor, Adrian Hallmark yang dikutip dari Reuters, Rabu. "Belum ada rencana penghentian produksi."
Pada kesempatan yang lain, Bos Otomotif McLaren Mike Flewitt mengatakan perusahaannya sedang mencari sumber alternatif dan langkah yang dilakukan oleh Bentley.
"Kami sedang mengembangkan beberapa peluang pengadaan secara bergantian yang mana kami bisa, tetapi kami tidak memiliki banyak sumber untuk perusahaan sebesar ini," kata Flewitt ketika perusahaan itu meluncurkan model 765LT pada sebuah acara di kantor pusat Woking di Inggris selatan.
Flewitt menambahkan bahwa, saat ini McLaren juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko pasokan yang berasal dari Italia utara. Seperti diketahui, Italia saat ini menjadi negara yang telah menderita wabah virus corona terburuk di Eropa.
Baca juga: Tiga produsen otomotif 'recall' puluhan ribu kendaraan di Korsel
"Kami telah membatasi perjalanan ke pemasok tersebut dan kami harus membuat pengaturan logistik alternatif sehingga kami bisa mengeluarkan materi," tambah dia.
Virus ini telah menginfeksi puluhan ribu dan menewaskan sekitar 3.000 orang yang mayoritas berasal dari China, dan harus mengurung jutaan orang di rumah mereka. Tidak hanya itu, corona juga mengganggu bisnis dan menunda pembukaan kembali pabrik setelah liburan panjang Tahun Baru Imlek yang diperpanjang.
Pasar otomotif China pada tahun lalu memberikan sumbangan penjualan untuk McLaren sekitar 6 persen, yang mencapai sekitar 4.700 kendaraan. Sedangkan untuk Bentley sendiri mencapai 18 persen dengan menjual lebih dari 11.000 kendaraan.
Namun, dengan adanya virus corona penjualan di China menjadi sangat merosot dan hampir sama sekali tidak ada transaksi jual beli untuk kendaraan McLaren.
Halmark menjelaskan, Bentley akan memiliki resiko yang kemungkinan akan kehilangan sebagian besar pelanggannya yang mencapai 200 hingga 250 pada tiga bulan pertama di tahun 2020.
Baca juga: Penjualan mobil MPV dan SUV dalam setahun cukup menggiurkan
Baca juga: Bandara Tjilik Riwut jadi wisata dadakan dan arena bermain di penghujung tahun 2019
Baca juga: Sebanyak 50 ribu unit Hyundai Grandeur dipesan dalam sebulan