Sampit (ANTARA) - RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah sudah menyiapkan ruang isolasi tambahan dengan total kapasitas 16 tempat tidur untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pasien 'suspect' virus Corona jenis COVID-19.
"Besok, empat ruang isolasi dengan 16 tempat tidur ini sudah bisa digunakan. Selanjutnya juga sedang disiapkan di ruang teratai untuk ruang isolasi dengan kapasitas 20 tempat tidur," kata Bupati H Supian Hadi usai memimpin rapat di RSUD dr Murjani Sampit, Jumat.
Supian didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr Faisal Novendra Cahyanto, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Multazam didampingi manajemen rumah sakit setempat, meninjau penyelesaian ruang isolasi tambahan. Setelah itu, Supian memimpin rapat terkait antisipasi penanganan COVID-19 di rumah sakit setempat.
Supian berharap COVID-19 tidak sampai berjangkit di Kotawaringin Timur. Meski begitu, antisipasi harus tetap dilakukan, diantaranya menyiapkan ruang isolasi dengan kapasitas memadai karena rumah sakit ini menjadi salah satu rujukan penanganan COVID-19.
Pemerintah daerah segera menyiapkan peralatan tambahan seperti mesin rontgen portable untuk memudahkan tindakan dan mengantisipasi pasien dalam jumlah banyak. Pengadaannya akan dilakukan secara cepat karena diperbolehkan dalam aturan dalam kondisi seperti sekarang.
Alat pelindung diri juga segera ditambah untuk mengantisipasi jika banyaknya kebutuhan akibat pasien yang ditangani cukup banyak. Hal ini penting agar petugas medis yang menangani pasien aman dan tidak sampai tertular COVID-19.
"Mudah-mudahan semua peralatan tambahan yang diperlukan itu segera terpenuhi secara cepat. Kita harus mengantisipasi lebih jauh karena kita juga rumah sakit rujukan bagi daerah lain," kata Supian.
Untuk jangka panjang, Supian mengakui perlu membangun sebuah gedung khusus untuk isolasi penanganan penyakit menular. Hal itu mengantisipasi wabah penyakit menular yang cukup sering terjadi.
Dari sisi sumber daya manusia, Supian mengatakan, RSUD dr Murjani sudah siap. Beberapa tahun lalu, rumah sakit ini juga pernah menangani pasien 'suspect' flu burung dengan protokol medis yang hampir sama dengan penanganan COVID-19 melalui isolasi.
Sementara itu untuk penanggulangan secara umum, pemerintah daerah melalui Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 meningkatkan sosialisasi dengan berbagai cara, bahkan hingga ke desa-desa di kawasan pelosok.
Baca juga: Penyemprotan desinfektan didahulukan di sekitar rumah ODP COVID-19
Desinfeksi massal juga akan dilakukan secara menyeluruh, terlebih di kawasan-kawasan yang dianggap rawan muncul dan berjangkitnya COVID-19. Pengawasan terhadap orang dalam pengawasan juga ditingkatkan untuk mendeteksi sejak dini potensi munculnya virus tersebut.
Supian bahkan sedang mempertimbangkan pengetatan pemeriksaan di pintu masuk perbatasan Kotawaringin Timur, baik darat, laut dan udara. Jika memungkinkan, penyemprotan desinfektan akan dilakukan terhadap armada dan orang yang masuk ke wilayah Kotawaringin Timur.
Untuk penanganan COVID-19 ini, pemerintah daerah menggunakan dana dari pos anggaran tidak terduga. Dari Rp1 miliar yang tersedia, saat ini sudah terpakai sekitar Rp500 juta untuk berbagai keperluan, khususnya peralatan.
Supian meminta sektor swasta seperti perbankan, pusat perbelanjaan hotel dan lainnya juga aktif membantu. Setidaknya, mereka melakukan pencegahan secara mandiri di lingkungan usaha masing-masing.
"Laporan hari ini ternyata masih ada bank yang tidak menyiapkan tempat cuci tangan, padahal ini salah satu upaya pencegahan penularan. Saya minta semua ikut membantu pemerintah daerah. Ini demi kita semua," demikian Supian.
Baca juga: Pemkab Kotim segera laksanakan desinfeksi massal cegah COVID-19
Baca juga: Kantor pelayanan publik di Sampit disemprot desinfektan
"Besok, empat ruang isolasi dengan 16 tempat tidur ini sudah bisa digunakan. Selanjutnya juga sedang disiapkan di ruang teratai untuk ruang isolasi dengan kapasitas 20 tempat tidur," kata Bupati H Supian Hadi usai memimpin rapat di RSUD dr Murjani Sampit, Jumat.
Supian didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr Faisal Novendra Cahyanto, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Multazam didampingi manajemen rumah sakit setempat, meninjau penyelesaian ruang isolasi tambahan. Setelah itu, Supian memimpin rapat terkait antisipasi penanganan COVID-19 di rumah sakit setempat.
Supian berharap COVID-19 tidak sampai berjangkit di Kotawaringin Timur. Meski begitu, antisipasi harus tetap dilakukan, diantaranya menyiapkan ruang isolasi dengan kapasitas memadai karena rumah sakit ini menjadi salah satu rujukan penanganan COVID-19.
Pemerintah daerah segera menyiapkan peralatan tambahan seperti mesin rontgen portable untuk memudahkan tindakan dan mengantisipasi pasien dalam jumlah banyak. Pengadaannya akan dilakukan secara cepat karena diperbolehkan dalam aturan dalam kondisi seperti sekarang.
Alat pelindung diri juga segera ditambah untuk mengantisipasi jika banyaknya kebutuhan akibat pasien yang ditangani cukup banyak. Hal ini penting agar petugas medis yang menangani pasien aman dan tidak sampai tertular COVID-19.
"Mudah-mudahan semua peralatan tambahan yang diperlukan itu segera terpenuhi secara cepat. Kita harus mengantisipasi lebih jauh karena kita juga rumah sakit rujukan bagi daerah lain," kata Supian.
Untuk jangka panjang, Supian mengakui perlu membangun sebuah gedung khusus untuk isolasi penanganan penyakit menular. Hal itu mengantisipasi wabah penyakit menular yang cukup sering terjadi.
Dari sisi sumber daya manusia, Supian mengatakan, RSUD dr Murjani sudah siap. Beberapa tahun lalu, rumah sakit ini juga pernah menangani pasien 'suspect' flu burung dengan protokol medis yang hampir sama dengan penanganan COVID-19 melalui isolasi.
Sementara itu untuk penanggulangan secara umum, pemerintah daerah melalui Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 meningkatkan sosialisasi dengan berbagai cara, bahkan hingga ke desa-desa di kawasan pelosok.
Baca juga: Penyemprotan desinfektan didahulukan di sekitar rumah ODP COVID-19
Desinfeksi massal juga akan dilakukan secara menyeluruh, terlebih di kawasan-kawasan yang dianggap rawan muncul dan berjangkitnya COVID-19. Pengawasan terhadap orang dalam pengawasan juga ditingkatkan untuk mendeteksi sejak dini potensi munculnya virus tersebut.
Supian bahkan sedang mempertimbangkan pengetatan pemeriksaan di pintu masuk perbatasan Kotawaringin Timur, baik darat, laut dan udara. Jika memungkinkan, penyemprotan desinfektan akan dilakukan terhadap armada dan orang yang masuk ke wilayah Kotawaringin Timur.
Untuk penanganan COVID-19 ini, pemerintah daerah menggunakan dana dari pos anggaran tidak terduga. Dari Rp1 miliar yang tersedia, saat ini sudah terpakai sekitar Rp500 juta untuk berbagai keperluan, khususnya peralatan.
Supian meminta sektor swasta seperti perbankan, pusat perbelanjaan hotel dan lainnya juga aktif membantu. Setidaknya, mereka melakukan pencegahan secara mandiri di lingkungan usaha masing-masing.
"Laporan hari ini ternyata masih ada bank yang tidak menyiapkan tempat cuci tangan, padahal ini salah satu upaya pencegahan penularan. Saya minta semua ikut membantu pemerintah daerah. Ini demi kita semua," demikian Supian.
Baca juga: Pemkab Kotim segera laksanakan desinfeksi massal cegah COVID-19
Baca juga: Kantor pelayanan publik di Sampit disemprot desinfektan