Sampit (ANTARA) - Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengapresiasi kinerja pemerintah, khususnya melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dalam menangani wabah virus mematikan tersebut.
"Apa yang dilakukan pemerintah daerah ini mungkin menjawab apa yang diinginkan masyarakat. Kami menilai upaya yang dilakukan pemerintah daerah sudah maksimal," kata Ketua Komisi III, Sanidin di Sampit Kamis.
Sanidin bersama Wakil Ketua Komisi III Suprianto dan anggota Komisi III Riskon Fabiansyah, berkunjung ke Islamic Center Sampit. Mereka meninjau persiapan akhir di asrama haji di lokasi itu yang akan dijadikan Klinik ODP.
Sebelumnya para wakil rakyat ini sudah pernah berkunjung ke lokasi ini. Kali ini mereka kembali datang untuk memantau perkembangan persiapan operasional Klinik ODP atau orang dalam pemantauan tersebut.
Mereka didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr Faisal Novendra Cahyanto dan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muhammad Yusuf. Saat mereka datang, puluhan pegawai sedang membersihkan tempat itu, sedangkan sebagian lagi mengangkat perabot.
Gedung yang digunakan menjadi asrama haji ini kini untuk sementara waktu dimanfaatkan menjadi Klinik ODP. Kapasitas gedung ini mampu menampung 88 tempat tidur.
Tempat ini akan dibuka 24 jam untuk melayani orang dalam pemantauan (ODP) yang ingin melakukan isolasi atas inisiatif sendiri, ODP yang diharuskan menjalani isolasi karena berisiko, atau warga yang ingin memeriksakan diri karena baru tiba dari luar daerah.
Untuk penanganan pasien dalam pengawasan (PDP), pemerintah daerah mengoptimalkan ruang isolasi yang ada di RSUD dr Murjani Sampit. Jika diperlukan, ruang teratai atau bangsal jiwa bisa disiapkan sebagai ruang isolasi tambahan.
Baca juga: Penyaluran 1.500 paket sembako untuk terdampak COVID-19 di Kotim dimulai Sabtu
Sanidin mengatakan, Komisi III mendukung dan mengapresiasi antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah, diantaranya dengan menyiapkan Klinik ODP. Semua pihak sangat tidak berharap terjadi lonjakan ODP maupun PDP COVID-19, namun antisipasi ini sudah seharusnya dilakukan.
"Sarana sudah dilengkapi. Tapi di balik itu semua, kita tentu berharap ruangan-ruangan yang sudah disiapkan ini jangan sampai terisi (ada pasien), meskipun sudah disiapkan. Saat ini yang jelas artinya pemerintah daerah sudah siap," kata Sanidin.
Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dr Faisal Novendra Cahyanto menjelaskan, ada 10 dokter yang akan berjaga secara bergantian di Klinik ODP. Langkah ini merupakan antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah dalam menangani wabah COVID-19.
"Nanti akan dibagi menjadi dua, ada lorong khusus ODP yang tidak berisiko, ada lorong ODP yang memang dinilai berisiko. Nanti petugas akan berjaga 24 jam untuk memberikan pelayanan," demikian Faisal.
Baca juga: Ini besaran insentif tim medis penanganan COVID-19 di Kotim
Baca juga: Raperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim disetujui
"Apa yang dilakukan pemerintah daerah ini mungkin menjawab apa yang diinginkan masyarakat. Kami menilai upaya yang dilakukan pemerintah daerah sudah maksimal," kata Ketua Komisi III, Sanidin di Sampit Kamis.
Sanidin bersama Wakil Ketua Komisi III Suprianto dan anggota Komisi III Riskon Fabiansyah, berkunjung ke Islamic Center Sampit. Mereka meninjau persiapan akhir di asrama haji di lokasi itu yang akan dijadikan Klinik ODP.
Sebelumnya para wakil rakyat ini sudah pernah berkunjung ke lokasi ini. Kali ini mereka kembali datang untuk memantau perkembangan persiapan operasional Klinik ODP atau orang dalam pemantauan tersebut.
Mereka didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr Faisal Novendra Cahyanto dan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muhammad Yusuf. Saat mereka datang, puluhan pegawai sedang membersihkan tempat itu, sedangkan sebagian lagi mengangkat perabot.
Gedung yang digunakan menjadi asrama haji ini kini untuk sementara waktu dimanfaatkan menjadi Klinik ODP. Kapasitas gedung ini mampu menampung 88 tempat tidur.
Tempat ini akan dibuka 24 jam untuk melayani orang dalam pemantauan (ODP) yang ingin melakukan isolasi atas inisiatif sendiri, ODP yang diharuskan menjalani isolasi karena berisiko, atau warga yang ingin memeriksakan diri karena baru tiba dari luar daerah.
Untuk penanganan pasien dalam pengawasan (PDP), pemerintah daerah mengoptimalkan ruang isolasi yang ada di RSUD dr Murjani Sampit. Jika diperlukan, ruang teratai atau bangsal jiwa bisa disiapkan sebagai ruang isolasi tambahan.
Baca juga: Penyaluran 1.500 paket sembako untuk terdampak COVID-19 di Kotim dimulai Sabtu
Sanidin mengatakan, Komisi III mendukung dan mengapresiasi antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah, diantaranya dengan menyiapkan Klinik ODP. Semua pihak sangat tidak berharap terjadi lonjakan ODP maupun PDP COVID-19, namun antisipasi ini sudah seharusnya dilakukan.
"Sarana sudah dilengkapi. Tapi di balik itu semua, kita tentu berharap ruangan-ruangan yang sudah disiapkan ini jangan sampai terisi (ada pasien), meskipun sudah disiapkan. Saat ini yang jelas artinya pemerintah daerah sudah siap," kata Sanidin.
Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dr Faisal Novendra Cahyanto menjelaskan, ada 10 dokter yang akan berjaga secara bergantian di Klinik ODP. Langkah ini merupakan antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah dalam menangani wabah COVID-19.
"Nanti akan dibagi menjadi dua, ada lorong khusus ODP yang tidak berisiko, ada lorong ODP yang memang dinilai berisiko. Nanti petugas akan berjaga 24 jam untuk memberikan pelayanan," demikian Faisal.
Baca juga: Ini besaran insentif tim medis penanganan COVID-19 di Kotim
Baca juga: Raperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim disetujui