Sampit (ANTARA) - Permintaan beras oleh pedagang di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah kepada Bulog Sub Divisi Regional Sampit, meningkat dua kali lipat sejak terjadinya pandemi COVID-19.
"Pedagang di pasar yang biasanya dalam sehari disuplai tiga sampai lima ton, sekarang bisa 10 ton. Hal ini karena permintaan dari masyarakat memang meningkat. Warga yang biasa beli lima kilogram, bisa langsung 15 kilogram karena untuk cadangan beras di rumah mereka," kata Kepala Seksi Komersil dan Pengembangan Bisnis Bulog Sub Divisi Regional Sampit, Muhammad Azwar Fuad di Sampit, Sabtu.
Sejak terjadi wabah COVID-19, penjualan beras oleh Bulog Sampit meningkat antara 80 hingga 85 persen lebih. Peningkatan terjadi sejak awal Maret lalu.
Kondisi ini diperkirakan akibat ada sebagian masyarakat yang membeli lebih banyak dari sebelumnya. Warga menyetok beras untuk skala rumah tangga karena khawatir kondisi wabah ini berlangsung lama sehingga mereka mempersiapkan cadangan beras.
Azwar Fuad menyebutkan, saat ini stok beras Bulog mencapai 1.200 ton. Jumlah tersebut bisa bertahan antara enam hingga tujuh bulan.
Bulog Sampit juga mengantisipasi kemungkinan wabah COVID-19 berlangsung lama, sementara hasil panen belum mencukupi. Untuk ketahanan cadangan beras, sudah dipesan kepada Bulog pusat sekitar 1.000 ton dan diharapkan tiba pada April nanti.
Baca juga: Korban terdampak COVID-19 di Kotim gembira dapat bantuan sembako
"Itu langkah yang kita ambil sebagai antisipasi jika kondisi tidak kunjung normal, sehingga stok beras bisa dijamin sangat aman sekitar satu tahun ke depan," katanya.
Terkait ketersediaan gula, Azwar Fuad menyebutkan, rencananya sebelum bulan puasa nanti akan tiba sebanyak satu kontiner berisi 25 ton. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 75 ton yang akan didatangkan. Selanjutnya, dua kontiner atau 50 ton akan masuk saat bulan puasa, sehingga persediaan aman dan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.
Bulog menjamin harga jual gula tidak akan melebihi harga eceran tertinggi yakni Rp12.500 /kg. Bulog juga ada menyiapkan minyak goreng, sedangkan daging beku dalam pemesanan.
"Untuk beras tidak ada pembatasan pembelian, namun untuk gula karena datangnya bertahap maka akan ada batasan pembelian supaya jangan sampai ada aksi penimbun. Untuk distribusi ke masyarakat, kami akan bekerjasama dengan Disperindag. Jumlah pembatasannya berapa, masih dikomunikasikan dengan Disperindag," demikian Azwar Fuad.
Baca juga: Satu lagi PDP kluster Gowa di Kotim positif COVID-19
Baca juga: Ini kendala belajar jarak jauh di pelosok Kotim
"Pedagang di pasar yang biasanya dalam sehari disuplai tiga sampai lima ton, sekarang bisa 10 ton. Hal ini karena permintaan dari masyarakat memang meningkat. Warga yang biasa beli lima kilogram, bisa langsung 15 kilogram karena untuk cadangan beras di rumah mereka," kata Kepala Seksi Komersil dan Pengembangan Bisnis Bulog Sub Divisi Regional Sampit, Muhammad Azwar Fuad di Sampit, Sabtu.
Sejak terjadi wabah COVID-19, penjualan beras oleh Bulog Sampit meningkat antara 80 hingga 85 persen lebih. Peningkatan terjadi sejak awal Maret lalu.
Kondisi ini diperkirakan akibat ada sebagian masyarakat yang membeli lebih banyak dari sebelumnya. Warga menyetok beras untuk skala rumah tangga karena khawatir kondisi wabah ini berlangsung lama sehingga mereka mempersiapkan cadangan beras.
Azwar Fuad menyebutkan, saat ini stok beras Bulog mencapai 1.200 ton. Jumlah tersebut bisa bertahan antara enam hingga tujuh bulan.
Bulog Sampit juga mengantisipasi kemungkinan wabah COVID-19 berlangsung lama, sementara hasil panen belum mencukupi. Untuk ketahanan cadangan beras, sudah dipesan kepada Bulog pusat sekitar 1.000 ton dan diharapkan tiba pada April nanti.
Baca juga: Korban terdampak COVID-19 di Kotim gembira dapat bantuan sembako
"Itu langkah yang kita ambil sebagai antisipasi jika kondisi tidak kunjung normal, sehingga stok beras bisa dijamin sangat aman sekitar satu tahun ke depan," katanya.
Terkait ketersediaan gula, Azwar Fuad menyebutkan, rencananya sebelum bulan puasa nanti akan tiba sebanyak satu kontiner berisi 25 ton. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 75 ton yang akan didatangkan. Selanjutnya, dua kontiner atau 50 ton akan masuk saat bulan puasa, sehingga persediaan aman dan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.
Bulog menjamin harga jual gula tidak akan melebihi harga eceran tertinggi yakni Rp12.500 /kg. Bulog juga ada menyiapkan minyak goreng, sedangkan daging beku dalam pemesanan.
"Untuk beras tidak ada pembatasan pembelian, namun untuk gula karena datangnya bertahap maka akan ada batasan pembelian supaya jangan sampai ada aksi penimbun. Untuk distribusi ke masyarakat, kami akan bekerjasama dengan Disperindag. Jumlah pembatasannya berapa, masih dikomunikasikan dengan Disperindag," demikian Azwar Fuad.
Baca juga: Satu lagi PDP kluster Gowa di Kotim positif COVID-19
Baca juga: Ini kendala belajar jarak jauh di pelosok Kotim