Palangka Raya (ANTARA) - Wali Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Fairid Naparin memastikan pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota setempat pada akhir tahun.
"Secara detail kami belum mengetahui seberapa besar dampak penyebaran COVID-19 terhadap pendapatan asli daerah kita. Namun, dianalisis secara kasar pengaruh itu nyata adanya. Yang jelas PAD sektor pajak juga terdampak," kata Fairid di Palangka Raya, Sabtu.
Fairid mengatakan proyeksi itu salah satunya didasarkan pada tutupnya sejumlah usaha di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah akibat pandemi virus dari Wuhan, China itu.
Baca juga: Waspadai penyebaran DBD saat pendemi COVID-19
Keadaan tersebut membuat para pengusaha terancam merugi, bahkan, lanjut Fairid, sebagian yang masih beroperasi mengaku mengalami pendapatan yang menurun karena sepinya pengunjung atau pelanggan.
"Karena kondisi itu, para pengusaha meminta keringanan pajak. Pemerintah kota pun memberikan keringanan pembayaran pajak kepada para pengusaha yang kini terdampak COVID-19," kata Fairid.
Serapan Pendapatan Asli Daerah di "Kota Cantik" juga terancam tak maksimal karena sektor lain seperti retribusi juga berkurang akibat wabah virus Corona yang tidak kunjung usai.
Baca juga: Fairid instruksikan dana kelurahan untuk penanganan COVID-19
"Selain itu objek-objek wisata juga ditutup, padahal di situ ada PAD kita dari sektor retribusi seperti karcis dan parkir. Tentu kondisi saat ini menyebabkan sejumlah retribusi terkait tempat publik terhenti," kata Fairid.
Terlebih saat ini, tambah Fairid, pemerintah daerah diminta untuk melakukan refocusing atau realokasi APBD. Dengan begitu pemerintah daerah akan bekerja keras memulihkan kondisi anggaran maupun PAD.
Di sisi lain, ia juga telah menginstruksikan agar dana kelurahan dapat digunakan dalam upaya penanganan penyebaran COVID-19.
Baca juga: DPRD pertanyakan dimana bantuan APD dari pemerintah pusat?
Saat ini, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis tentang pengalihan dana kelurahan terutama dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang melaksanakan program tersebut.
Tim Gugus Tugas COVID-19 sedang melakukan berbagai upaya penanggulangan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Sosialisasi penanggulangan COVID-19, pemeriksaan penumpang dan kendaraan yang melintasi perbatasan wilayah Palangka Raya juga terus dilakukan
Pemerintah setempat juga mewajibkan setiap warga yang beraktivitas di luar rumah menggunakan masker. Jika ditemukan warga membandel, petugas akan mempersilahkan warga tersebut kembali ke rumah untuk mengambil masker.
Baca juga: Satu dari 'kawanan bandar narkoba' yang digrebek di Palangka Raya meninggal
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Seruyan bertambah, pasien sempat dirawat di RSJ
Baca juga: Laboratorium BSL II RSDS beroperasi Mei, swab sementara dikirim ke Banjarbaru
"Secara detail kami belum mengetahui seberapa besar dampak penyebaran COVID-19 terhadap pendapatan asli daerah kita. Namun, dianalisis secara kasar pengaruh itu nyata adanya. Yang jelas PAD sektor pajak juga terdampak," kata Fairid di Palangka Raya, Sabtu.
Fairid mengatakan proyeksi itu salah satunya didasarkan pada tutupnya sejumlah usaha di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah akibat pandemi virus dari Wuhan, China itu.
Baca juga: Waspadai penyebaran DBD saat pendemi COVID-19
Keadaan tersebut membuat para pengusaha terancam merugi, bahkan, lanjut Fairid, sebagian yang masih beroperasi mengaku mengalami pendapatan yang menurun karena sepinya pengunjung atau pelanggan.
"Karena kondisi itu, para pengusaha meminta keringanan pajak. Pemerintah kota pun memberikan keringanan pembayaran pajak kepada para pengusaha yang kini terdampak COVID-19," kata Fairid.
Serapan Pendapatan Asli Daerah di "Kota Cantik" juga terancam tak maksimal karena sektor lain seperti retribusi juga berkurang akibat wabah virus Corona yang tidak kunjung usai.
Baca juga: Fairid instruksikan dana kelurahan untuk penanganan COVID-19
"Selain itu objek-objek wisata juga ditutup, padahal di situ ada PAD kita dari sektor retribusi seperti karcis dan parkir. Tentu kondisi saat ini menyebabkan sejumlah retribusi terkait tempat publik terhenti," kata Fairid.
Terlebih saat ini, tambah Fairid, pemerintah daerah diminta untuk melakukan refocusing atau realokasi APBD. Dengan begitu pemerintah daerah akan bekerja keras memulihkan kondisi anggaran maupun PAD.
Di sisi lain, ia juga telah menginstruksikan agar dana kelurahan dapat digunakan dalam upaya penanganan penyebaran COVID-19.
Baca juga: DPRD pertanyakan dimana bantuan APD dari pemerintah pusat?
Saat ini, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis tentang pengalihan dana kelurahan terutama dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang melaksanakan program tersebut.
Tim Gugus Tugas COVID-19 sedang melakukan berbagai upaya penanggulangan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Sosialisasi penanggulangan COVID-19, pemeriksaan penumpang dan kendaraan yang melintasi perbatasan wilayah Palangka Raya juga terus dilakukan
Pemerintah setempat juga mewajibkan setiap warga yang beraktivitas di luar rumah menggunakan masker. Jika ditemukan warga membandel, petugas akan mempersilahkan warga tersebut kembali ke rumah untuk mengambil masker.
Baca juga: Satu dari 'kawanan bandar narkoba' yang digrebek di Palangka Raya meninggal
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Seruyan bertambah, pasien sempat dirawat di RSJ
Baca juga: Laboratorium BSL II RSDS beroperasi Mei, swab sementara dikirim ke Banjarbaru