Sampit (ANTARA) - Sejumlah desa di kawasan Utara Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mulai dilanda banjir akibat tingginya curah hujan di kawasan itu dalam beberapa hari terakhir.
"Tim BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur sedang mensurvei kondisi banjir dan terus memantau atau memonitor perkembangannya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf di Sampit, Selasa.
Kawasan utara meliputi enam kecamatan yaitu Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai. Kawasan ini merupakan hulu Sungai Mentaya namun sering dilanda banjir saat musim hujan.
Laporan yang diterima BPBD, banjir terjadi di tiga kecamatan yaitu Tualan Hulu, Telaga Antang dan Parenggean. Banjir terjadi akibat hujan deras yang melanda kawasan itu pada Senin (27/4) pukul 02.00 WIB.
Banjir di Kecamatan Tualan Hulu terjadi di Desa tumbang Mujam dengan ketinggian air 10 centimeter di atas lantai rumah warga. Dilaporkan ada empat rumah terendam.
Selain itu banjir juga terjadi di Desa Luwuk Sampun RT 1 yang merendam 14 rumah yang dihuni 16 kepala keluarga. Ketinggian air sekitar satu meter di atas jalan. Banjir juga terjadi di Desa Sebungsu dan Tanjung Jorong.
Baca juga: DPRD Kotim tetap wajib awasi penggunaan dana penanganan COVID-19
Banjir di Kecamatan Telaga Antang merendam Desa Tumbang Sangai. Sementara itu, banjir di Kecamatan Parenggean merendam Desa Bajarau dengan ketinggian air 75 centimeter di atas jalan dan merendam beberapa rumah.
Saat ini warga tetap waspada khawatir banjir semakin parah karena hujan masih terjadi. Meski banjir seperti sering terjadi namun masyarakat tetap waspada mengantisipasi banjir parah terjadi.
"Kami masih mendata rumah-rumah yang terdampak banjir, sekalian keluarga yang kurang mampu dalam rangka untuk tinggal di rumah, kalau bisa diberikan samtunan sembako sekaligus mencegah penularan COVID-19," kata Yusuf.
Banjir yang terjadi membuat BPBD Kotawaringin Timur harus meningkatkan kewaspadaan. Jika banjir bertambah dan meluas, BPBD harus bekerja keras karena saat ini personel mereka juga diterjunkan dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
Baca juga: DPRD Kotim soroti kualitas jalan proyek tahun jamak
Baca juga: Pemkab Kotim hapus denda dan longgarkan waktu pembayaran pajak daerah
"Tim BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur sedang mensurvei kondisi banjir dan terus memantau atau memonitor perkembangannya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf di Sampit, Selasa.
Kawasan utara meliputi enam kecamatan yaitu Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai. Kawasan ini merupakan hulu Sungai Mentaya namun sering dilanda banjir saat musim hujan.
Laporan yang diterima BPBD, banjir terjadi di tiga kecamatan yaitu Tualan Hulu, Telaga Antang dan Parenggean. Banjir terjadi akibat hujan deras yang melanda kawasan itu pada Senin (27/4) pukul 02.00 WIB.
Banjir di Kecamatan Tualan Hulu terjadi di Desa tumbang Mujam dengan ketinggian air 10 centimeter di atas lantai rumah warga. Dilaporkan ada empat rumah terendam.
Selain itu banjir juga terjadi di Desa Luwuk Sampun RT 1 yang merendam 14 rumah yang dihuni 16 kepala keluarga. Ketinggian air sekitar satu meter di atas jalan. Banjir juga terjadi di Desa Sebungsu dan Tanjung Jorong.
Baca juga: DPRD Kotim tetap wajib awasi penggunaan dana penanganan COVID-19
Banjir di Kecamatan Telaga Antang merendam Desa Tumbang Sangai. Sementara itu, banjir di Kecamatan Parenggean merendam Desa Bajarau dengan ketinggian air 75 centimeter di atas jalan dan merendam beberapa rumah.
Saat ini warga tetap waspada khawatir banjir semakin parah karena hujan masih terjadi. Meski banjir seperti sering terjadi namun masyarakat tetap waspada mengantisipasi banjir parah terjadi.
"Kami masih mendata rumah-rumah yang terdampak banjir, sekalian keluarga yang kurang mampu dalam rangka untuk tinggal di rumah, kalau bisa diberikan samtunan sembako sekaligus mencegah penularan COVID-19," kata Yusuf.
Banjir yang terjadi membuat BPBD Kotawaringin Timur harus meningkatkan kewaspadaan. Jika banjir bertambah dan meluas, BPBD harus bekerja keras karena saat ini personel mereka juga diterjunkan dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
Baca juga: DPRD Kotim soroti kualitas jalan proyek tahun jamak
Baca juga: Pemkab Kotim hapus denda dan longgarkan waktu pembayaran pajak daerah