Palangka Raya (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 3,309 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi setempat selama ramadhan serta menjelang lebaran tahun 2020.
"Uang tunai Rp3,309 triliun tersebut mengalami pengurangan sekitar 23,86 persen dibandingkan dengan penyiapan tahun lalu yang mencapai Rp4,346 triliun," kata Kepala BI Perwakilan Kalteng Rihando di Palangka Raya, Kamis.
Berkurangnya penyediaan uang tunai tersebut karena BI memperhatikan aspek kemanusiaan dan kesehatan masyarakat dalam mitigasi penyebaran COVID-19. Bahkan, untuk lebaran tahun ini, BI Kalteng menerapkan layanan penukaran uang kepada masyarakat hanya melalui loket di bank.
Rihando mengaku bahwa pihaknya telah berkoordinasi dan meminta seluruh perbankan yang ada di provinsi Kalteng, dalam memberikan layanan penukaran uang tunai agar selalu memperhatikan protokol pencegahan COVID-19. Mulai dari penggunaan masker, pemindaian suhu tubuh, dan penerapan physical distancing.
"Penukaran kepada masyarakat akan dilayani di 56 titik layanan penukaran baik di Kantor Cabang (KC) bank di Palangka Raya maupun di wilayah KC bank Kas Titipan terhitung mulai dari tanggal 24 April sampai dengan 20 Mei 2020," beber dia.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalteng melambat dan di bawah nasional
Sekalipun telah melakukan dan mempersiapkan berbagai upaya mitigasi dalam mendukung kelancaran layanan penukaran, baik secara internal dan eksternal, namun BI Kalteng tetap lebih mendorong masyarakat di provinsi ini menggunakan transaksi pembayaran secara non tunai melalui digital banking, uang elektronik, dan QR Code Pembayaran dengan standar QRIS (QR Code Indonesia Standard).
Kepala BI Kalteng itu mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan pemahaman tentang QRIS, mulai dari mengadakan lomba penulisan artikel tentang QRIS yang diikuti oleh 88 peserta dari masyarakat umum, serta lainnya. Bahkan rencananya mengadakan sosialisasi tentang transaksi non tunai melalui Webinar terhadap beberapa pegawai sektor kesehatan, pengelola pasar dan mahasiswa serta melalui media sosial.
"Melalui non tunai, transaksi pembayaran lebih mudah, aman, nyaman dan lebih terhindar dari penyebaran penyakit terutama COVID-19," demikian Rihando.
Baca juga: BI Kalteng berikan vitamin dan makanan ekstra ke wartawan
Baca juga: BI perkirakan ekonomi di Kalteng melambat akibat COVID-19
Baca juga: QRIS salah satu cara cegah penyebaran virus corona, kata BI Kalteng
"Uang tunai Rp3,309 triliun tersebut mengalami pengurangan sekitar 23,86 persen dibandingkan dengan penyiapan tahun lalu yang mencapai Rp4,346 triliun," kata Kepala BI Perwakilan Kalteng Rihando di Palangka Raya, Kamis.
Berkurangnya penyediaan uang tunai tersebut karena BI memperhatikan aspek kemanusiaan dan kesehatan masyarakat dalam mitigasi penyebaran COVID-19. Bahkan, untuk lebaran tahun ini, BI Kalteng menerapkan layanan penukaran uang kepada masyarakat hanya melalui loket di bank.
Rihando mengaku bahwa pihaknya telah berkoordinasi dan meminta seluruh perbankan yang ada di provinsi Kalteng, dalam memberikan layanan penukaran uang tunai agar selalu memperhatikan protokol pencegahan COVID-19. Mulai dari penggunaan masker, pemindaian suhu tubuh, dan penerapan physical distancing.
"Penukaran kepada masyarakat akan dilayani di 56 titik layanan penukaran baik di Kantor Cabang (KC) bank di Palangka Raya maupun di wilayah KC bank Kas Titipan terhitung mulai dari tanggal 24 April sampai dengan 20 Mei 2020," beber dia.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalteng melambat dan di bawah nasional
Sekalipun telah melakukan dan mempersiapkan berbagai upaya mitigasi dalam mendukung kelancaran layanan penukaran, baik secara internal dan eksternal, namun BI Kalteng tetap lebih mendorong masyarakat di provinsi ini menggunakan transaksi pembayaran secara non tunai melalui digital banking, uang elektronik, dan QR Code Pembayaran dengan standar QRIS (QR Code Indonesia Standard).
Kepala BI Kalteng itu mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan pemahaman tentang QRIS, mulai dari mengadakan lomba penulisan artikel tentang QRIS yang diikuti oleh 88 peserta dari masyarakat umum, serta lainnya. Bahkan rencananya mengadakan sosialisasi tentang transaksi non tunai melalui Webinar terhadap beberapa pegawai sektor kesehatan, pengelola pasar dan mahasiswa serta melalui media sosial.
"Melalui non tunai, transaksi pembayaran lebih mudah, aman, nyaman dan lebih terhindar dari penyebaran penyakit terutama COVID-19," demikian Rihando.
Baca juga: BI Kalteng berikan vitamin dan makanan ekstra ke wartawan
Baca juga: BI perkirakan ekonomi di Kalteng melambat akibat COVID-19
Baca juga: QRIS salah satu cara cegah penyebaran virus corona, kata BI Kalteng