Palangka Raya (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah mencatat indeks keyakinan konsumen di provinsi setempat untuk triwulan II tahun 2020, mengalami penurunan yang sangat dalam, bahkan terendah dibandingkan beberapa tahun terakhir.
Penurunan yang signifikan itu akibat adanya pandemi virus corona atau COVID-19 hingga akhir Mei 2020, kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Kalteng Yudo Herlambang saat diseminasi ekonomi terkini melalui daring (dalam jaringan) di Palangka Raya, Rabu.
"Indeks Ekspektasi konsumen juga mengalami penurunan. Hanya, masih relatif baik dibandingkan Indeks Keyakinan Konsumen," tambahnya.
Menurut BI, menurunnya konsumsi masyarakat tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Hal itu dapat dilihat dari hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat IHK Kalteng pada bulan Mei 2020 mengalami inflasi 0,28 persen.
Yudo mengatakan angka inflasi pada Bulan Mei 2020 itu mengalami peningkatan apabila dibandingkan April 2020 yang justru mengalami deflasi 0,18 persen. Hanya memang, peningkatan itu akibat mulai ada permintaan yang meningkat jelang Hari Raya Idul Fitri.
"Secara tahunan, inflasi Kalteng relatif stabil, terutama disumbang penurunan tarif angkutan udara yang turun cukup dalam," beber dia.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalteng melambat dan di bawah nasional
Tak ingin inflasi mengalami peningkatan di bulan Juni 2020 dan seterusnya, Bi Perwakilan Kalteng bersama Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan kabupaten/kota se-Kalteng berupaya keras untuk terus memantau perkembangan harga dan inflasi di tengah masa pandemi.
"Kami juga akan terus berupaya memastikan agar distribusi dan produksi tetap lancar, serta daya beli masyarakat tetap terjaga," demikian Yudo.
Sebelumnya, BI Perwakilan Kalteng menyatakan bahwa perkembangan ekonomi di provinsi nomor dua terluas di Indonesia itu mengalami perlambatan. Di mana, perekonomian Kalteng pada triwulan I tahun 2020 hanya tumbuh sebesar 2,95 persen year on year, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 6,02 persen year on year.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Kalteng itu mengatakan, perlambatan utamanya disebabkan kinerja pertanian dan industri pengolahan yang melambat, serta terkontraksi atau menurunnya kinerja kontruksi.
"Ekonomi Kalteng sampai saat ini pun masih sangat bergantung pada Sumber Daya Alam (SDA)," demikian Yudo.
Baca juga: Atasi COVID-19, BI tegaskan tidak akan mencetak uang
Baca juga: BI pastikan uang tunai pada Ramadhan dan Idul Fitri higienis
Baca juga: BI sebut utang luar negeri dalam batas aman dan terkendali
Penurunan yang signifikan itu akibat adanya pandemi virus corona atau COVID-19 hingga akhir Mei 2020, kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Kalteng Yudo Herlambang saat diseminasi ekonomi terkini melalui daring (dalam jaringan) di Palangka Raya, Rabu.
"Indeks Ekspektasi konsumen juga mengalami penurunan. Hanya, masih relatif baik dibandingkan Indeks Keyakinan Konsumen," tambahnya.
Menurut BI, menurunnya konsumsi masyarakat tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Hal itu dapat dilihat dari hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat IHK Kalteng pada bulan Mei 2020 mengalami inflasi 0,28 persen.
Yudo mengatakan angka inflasi pada Bulan Mei 2020 itu mengalami peningkatan apabila dibandingkan April 2020 yang justru mengalami deflasi 0,18 persen. Hanya memang, peningkatan itu akibat mulai ada permintaan yang meningkat jelang Hari Raya Idul Fitri.
"Secara tahunan, inflasi Kalteng relatif stabil, terutama disumbang penurunan tarif angkutan udara yang turun cukup dalam," beber dia.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalteng melambat dan di bawah nasional
Tak ingin inflasi mengalami peningkatan di bulan Juni 2020 dan seterusnya, Bi Perwakilan Kalteng bersama Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan kabupaten/kota se-Kalteng berupaya keras untuk terus memantau perkembangan harga dan inflasi di tengah masa pandemi.
"Kami juga akan terus berupaya memastikan agar distribusi dan produksi tetap lancar, serta daya beli masyarakat tetap terjaga," demikian Yudo.
Sebelumnya, BI Perwakilan Kalteng menyatakan bahwa perkembangan ekonomi di provinsi nomor dua terluas di Indonesia itu mengalami perlambatan. Di mana, perekonomian Kalteng pada triwulan I tahun 2020 hanya tumbuh sebesar 2,95 persen year on year, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 6,02 persen year on year.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Kalteng itu mengatakan, perlambatan utamanya disebabkan kinerja pertanian dan industri pengolahan yang melambat, serta terkontraksi atau menurunnya kinerja kontruksi.
"Ekonomi Kalteng sampai saat ini pun masih sangat bergantung pada Sumber Daya Alam (SDA)," demikian Yudo.
Baca juga: Atasi COVID-19, BI tegaskan tidak akan mencetak uang
Baca juga: BI pastikan uang tunai pada Ramadhan dan Idul Fitri higienis
Baca juga: BI sebut utang luar negeri dalam batas aman dan terkendali