Jakarta (ANTARA) - Pemberian imunisasi pada anak harus tetap berjalan meski sedang pandemi virus corona.
Jika Anda berniat untuk memberikan vaksin pada anak dan keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Penundaan imunisasi pada bayi usia 0-18 bulan tidaklah dianjurkan. Namun untuk membawa anak ke pusat kesehatan, membuat sebagian orang tua khawatir.
Konsultan pediatri ZAP Clinic, dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes menjelaskan tata cara vaksinasi agar terhindar dari penularan virus corona. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih tempat kesehatan yang melakukan screening sejak di pintu paling depan.
"Pilih tempat kesehatan yang meminimalisir proses administrasi, kalau mau konsul atau administrasi kalau bisa sebelumnya lewat online. Pembayaran administrasi juga kalau bisa enggak perlu dilakukan, manfaatkan teknologi," jelas dr. Citra dalam bincang-bincang bersama ZAP Clinic, Kamis.
Baca juga: Layanan khusus untuk imunisasi anak dari ZAP Clinic
Ketika berkunjung ke tempat kesehatan harus selalu menggunakan masker dan menjaga jarak dengan pengunjung lain. Jika tidak ada yang perlu diurus, sebaiknya langsung pulang dan tidak berlama-lama di area tempat kesehatan.
"Pilih juga tempat kesehatan yang memisahkan anak yang sakit dengan yang sehat. Lakukan booking online sebelumnya, konsultasi sama dokter bisa virtual terus vaksin, selesai pulang," kata dr. Citra.
"Tapi kalau mungkin ada yang mau ditunggu kayak nunggu efek samping vaksin, untuk beberapa vaksin memang ada yang menimbulkan efek samping, bisa dilakukan di mobil, baru pulang," lanjutnya.
dr. Citra juga menambahkan selama masa pandemi sebisa mungkin tidak membawa anak bolak-balik ke tempat kesehatan.
"Kalau terlambat melakukan vaksinasi, bisa dilakukan sekaligus. Ini enggak akan menimbulkan efek samping, ini aman. Selama masa pandemi sebisa mungkin anak enggak boleh bolak-balik ke rumah sakit, jadi kita lakukan vaksin sekaligus," ujar dr. Citra.
Baca juga: Gumas pusatkan pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan
Baca juga: Benarkah jamu mulai tak diminati lagi?
Baca juga: Cara atasi konflik dengan pasangan di masa pandemi COVID-19
Jika Anda berniat untuk memberikan vaksin pada anak dan keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Penundaan imunisasi pada bayi usia 0-18 bulan tidaklah dianjurkan. Namun untuk membawa anak ke pusat kesehatan, membuat sebagian orang tua khawatir.
Konsultan pediatri ZAP Clinic, dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes menjelaskan tata cara vaksinasi agar terhindar dari penularan virus corona. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih tempat kesehatan yang melakukan screening sejak di pintu paling depan.
"Pilih tempat kesehatan yang meminimalisir proses administrasi, kalau mau konsul atau administrasi kalau bisa sebelumnya lewat online. Pembayaran administrasi juga kalau bisa enggak perlu dilakukan, manfaatkan teknologi," jelas dr. Citra dalam bincang-bincang bersama ZAP Clinic, Kamis.
Baca juga: Layanan khusus untuk imunisasi anak dari ZAP Clinic
Ketika berkunjung ke tempat kesehatan harus selalu menggunakan masker dan menjaga jarak dengan pengunjung lain. Jika tidak ada yang perlu diurus, sebaiknya langsung pulang dan tidak berlama-lama di area tempat kesehatan.
"Pilih juga tempat kesehatan yang memisahkan anak yang sakit dengan yang sehat. Lakukan booking online sebelumnya, konsultasi sama dokter bisa virtual terus vaksin, selesai pulang," kata dr. Citra.
"Tapi kalau mungkin ada yang mau ditunggu kayak nunggu efek samping vaksin, untuk beberapa vaksin memang ada yang menimbulkan efek samping, bisa dilakukan di mobil, baru pulang," lanjutnya.
dr. Citra juga menambahkan selama masa pandemi sebisa mungkin tidak membawa anak bolak-balik ke tempat kesehatan.
"Kalau terlambat melakukan vaksinasi, bisa dilakukan sekaligus. Ini enggak akan menimbulkan efek samping, ini aman. Selama masa pandemi sebisa mungkin anak enggak boleh bolak-balik ke rumah sakit, jadi kita lakukan vaksin sekaligus," ujar dr. Citra.
Baca juga: Gumas pusatkan pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan
Baca juga: Benarkah jamu mulai tak diminati lagi?
Baca juga: Cara atasi konflik dengan pasangan di masa pandemi COVID-19