Pulang Pisau (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dibudpar) Kabupaten Pulang Pisau Osa Maliki menegaskan Festival Budaya Handep Hapakat yang dilaksanakan secara virtual tetap mengedepankan budaya lokal setempat.
“Tidak ada maksud untuk mendiskreditkan budaya tradisional karena tujuan dari kegiatan ini adalah mengeksplore seluruh potensi budaya tradisional yang ada di kabupaten setempat,” kata Osa di Pulang Pisau, Kamis.
Osa mengungkapkan bahwa penegasan tersebut untuk meluruskan asumsi di media sosial yang cenderung dalam penyelenggaraan festival ini dikesankan mengesampingkan budaya lokal.
Keberadaan Disbudpar sendiri adalah untuk mengangkat potensi budaya lokal selanjutnya dikembangkan untuk membangun sektor pariwisata.
Menurut Osa, Festival Budaya Handep Hapakat sebelumnya digelar pemerintah setiap tahun untuk memeriahkan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pulang Pisau dan Hari Jadi Republik Indonesia. Namun di tengah pandemi COVID-19 sekarang ini, kegiatan yang sama dilaksanakan secara virtual karena tidak diperbolehkan ada kegiatan yang mengumpulkan massa dalam jumlah besar.
“Melalui kegiatan ini juga sekaligus mengevaluasi sejauh mana budaya di dalam masyarakat berjalan, karena pemerintah setempat yang sebelumnya telah mengalokasikan bantuan untuk sanggar dan paguyuban,” terang dia.
Terkait dengan lomba video tik tok pop daerah, menurut Osa, Disbudpar hanya mengambil media melalui aplikasi kekinian yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat di seluruh dunia dengan tujuan lebih mengeksplore budaya daerah Kabupaten Pulang Pisau agar bisa dan cepat dikenal oleh masyarakat secara luas.
“Untuk materi dalam lomba ini wajib 70 persen budaya lokal sehingga ada ciri khas Kabupaten Pulang Pisau yang bisa dikenal oleh masyarakat luas,” paparnya.
Osa juga mengatakan pihaknya selalu terbuka menerima masukan-masukan yang selanjutnya bisa bersama-sama mengangkat budaya tradisional menjadi daya tarik pariwisata di kabupaten setempat. Bahkan untuk target 2021 Disbudpar mendorong dibentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di setiap desa dan kelurahan.
Tujuan dibentuk Pokdarwis ini, terang Osa, untuk menggali dan mengangkat potensi budaya tradisional lokal yang ada di masing-masing desa untuk dikelola dan dikembangkan dalam memperkuat sektor pariwisata di kabupaten setempat.
Baca juga: Gugus tugas evaluasi perkembangan COVID-19 terkait penerapan normal baru di Pulpis
Baca juga: Gugus Tugas Pulang Pisau ingatkan masyarakat waspada kluster baru COVID-19
“Tidak ada maksud untuk mendiskreditkan budaya tradisional karena tujuan dari kegiatan ini adalah mengeksplore seluruh potensi budaya tradisional yang ada di kabupaten setempat,” kata Osa di Pulang Pisau, Kamis.
Osa mengungkapkan bahwa penegasan tersebut untuk meluruskan asumsi di media sosial yang cenderung dalam penyelenggaraan festival ini dikesankan mengesampingkan budaya lokal.
Keberadaan Disbudpar sendiri adalah untuk mengangkat potensi budaya lokal selanjutnya dikembangkan untuk membangun sektor pariwisata.
Menurut Osa, Festival Budaya Handep Hapakat sebelumnya digelar pemerintah setiap tahun untuk memeriahkan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pulang Pisau dan Hari Jadi Republik Indonesia. Namun di tengah pandemi COVID-19 sekarang ini, kegiatan yang sama dilaksanakan secara virtual karena tidak diperbolehkan ada kegiatan yang mengumpulkan massa dalam jumlah besar.
“Melalui kegiatan ini juga sekaligus mengevaluasi sejauh mana budaya di dalam masyarakat berjalan, karena pemerintah setempat yang sebelumnya telah mengalokasikan bantuan untuk sanggar dan paguyuban,” terang dia.
Terkait dengan lomba video tik tok pop daerah, menurut Osa, Disbudpar hanya mengambil media melalui aplikasi kekinian yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat di seluruh dunia dengan tujuan lebih mengeksplore budaya daerah Kabupaten Pulang Pisau agar bisa dan cepat dikenal oleh masyarakat secara luas.
“Untuk materi dalam lomba ini wajib 70 persen budaya lokal sehingga ada ciri khas Kabupaten Pulang Pisau yang bisa dikenal oleh masyarakat luas,” paparnya.
Osa juga mengatakan pihaknya selalu terbuka menerima masukan-masukan yang selanjutnya bisa bersama-sama mengangkat budaya tradisional menjadi daya tarik pariwisata di kabupaten setempat. Bahkan untuk target 2021 Disbudpar mendorong dibentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di setiap desa dan kelurahan.
Tujuan dibentuk Pokdarwis ini, terang Osa, untuk menggali dan mengangkat potensi budaya tradisional lokal yang ada di masing-masing desa untuk dikelola dan dikembangkan dalam memperkuat sektor pariwisata di kabupaten setempat.
Baca juga: Gugus tugas evaluasi perkembangan COVID-19 terkait penerapan normal baru di Pulpis
Baca juga: Gugus Tugas Pulang Pisau ingatkan masyarakat waspada kluster baru COVID-19