Palangka Raya (ANTARA) - Komando Resimen 102 Panju Panjung memberikan pelatihan kepada masyarakat di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, cara memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lokasi pertanian terpadu.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pertanian terpadu berkelanjutan, kata Komandan Korem 102/Pjg Brigjen TNI Purwo Sudaryanto di Aula Mayonif R 631/Atg Kota Palangka Raya, Senin.
"Sekaligus meningkatkan keterampilan pengelolaan usaha tani yang memiliki nilai perbaikan lingkungan, ekonomis, sosial dan kesehatan. Teknologi pertanian tepat guna, efesien dan ramah lingkungan," tambahnya.
Jenderal berpangkat bintang satu itu menjelaskan, pertanian terpadu belum banyak diterapkan di Indonesia. Pertanian terpadu merupakan pengintegrasian kegiatan pertanian dengan kegiatan bidang lain seperti peternakan dan perikanan. Pertanian terpadu berarti memanfaatkan lahan pertanian untuk menghasilkan produk lain selain dari tanaman budidaya.
Langkah ini tentunya merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan produktivitas lahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, pertanian terpadu juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan sistem tata kelola yang baik.
"Penerapan pertanian terpadu pada dasarnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang ada. Sehingga, terjadi hubungan timbal balik secara langsung antara lingkungan biotik dan abiotik dalam ekosistem lahan pertanian," kata Purwo.
Dia mengatakan melalui pelatihan ini akan dibahas berbagai persoalan dan cara pemecahannya sehingga akan terwujud kesamaan pemahaman, persepsi dan pola pikir, efektifitas, akurasi dan obyektifitas.
Baca juga: Optimalkan pemasaran produk pertanian melalui Pasar Tani Berkah
Danrem 102 Panju Panjung itu mengatakan evaluasi serta pembahasan masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelatihan. Hal itu dalam rangka mendukung keberhasilan tugas pokok Korem 102/Pjg.
"Sehubungan dengan itu baik kepada panitia penyelenggara maupun peserta pelatihan agar benar-benar fokus dan mencurahkan segenap perhatiannya agar tujuan pelatihan ini dapat tercapai secara optimal," ujarnya.
Kegiatan pelatihan yang akan berlangsung kurang lebih empat hari itu, mulai dari tanggal 27 sampai dengan 30 Juli 2020 tentunya membutuhkan kesiapan fisik prima dan mental yang kuat, agar para peserta dapat menampilkan kemampuan terbaiknya selama proses pelatihan ini berlangsung.
Bahkan akan banyak bentuk-bentuk pelatihan yang relatif asing bagi para peserta, nantinya tapi saya yakin dengan ketekunan dan kesadaran yang tulus para peserta akan mampu melewatinya dengan baik.
"Karena dalam empat hari kegiatan akan dilaksanakan dua hari teori dan dua hari praktik langsung di lapangan agar para peserta mendapatkan ilmu dalam pelatihan ini," demikian Purwo.
Baca juga: Poktan diminta ikuti arahan agar program tanam jagung hibrida berhasil
Baca juga: Kelompok tani di Kapuas bagikan hasil panennya untuk warga terdampak COVID-19
Baca juga: Petani di Gumas ingin perluas lahan untuk menanam cabai
Baca juga: Kelompok Tani di Gumas terapkan jaga jarak fisik saat panen padi
Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pertanian terpadu berkelanjutan, kata Komandan Korem 102/Pjg Brigjen TNI Purwo Sudaryanto di Aula Mayonif R 631/Atg Kota Palangka Raya, Senin.
"Sekaligus meningkatkan keterampilan pengelolaan usaha tani yang memiliki nilai perbaikan lingkungan, ekonomis, sosial dan kesehatan. Teknologi pertanian tepat guna, efesien dan ramah lingkungan," tambahnya.
Jenderal berpangkat bintang satu itu menjelaskan, pertanian terpadu belum banyak diterapkan di Indonesia. Pertanian terpadu merupakan pengintegrasian kegiatan pertanian dengan kegiatan bidang lain seperti peternakan dan perikanan. Pertanian terpadu berarti memanfaatkan lahan pertanian untuk menghasilkan produk lain selain dari tanaman budidaya.
Langkah ini tentunya merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan produktivitas lahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, pertanian terpadu juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan sistem tata kelola yang baik.
"Penerapan pertanian terpadu pada dasarnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang ada. Sehingga, terjadi hubungan timbal balik secara langsung antara lingkungan biotik dan abiotik dalam ekosistem lahan pertanian," kata Purwo.
Dia mengatakan melalui pelatihan ini akan dibahas berbagai persoalan dan cara pemecahannya sehingga akan terwujud kesamaan pemahaman, persepsi dan pola pikir, efektifitas, akurasi dan obyektifitas.
Baca juga: Optimalkan pemasaran produk pertanian melalui Pasar Tani Berkah
Danrem 102 Panju Panjung itu mengatakan evaluasi serta pembahasan masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelatihan. Hal itu dalam rangka mendukung keberhasilan tugas pokok Korem 102/Pjg.
"Sehubungan dengan itu baik kepada panitia penyelenggara maupun peserta pelatihan agar benar-benar fokus dan mencurahkan segenap perhatiannya agar tujuan pelatihan ini dapat tercapai secara optimal," ujarnya.
Kegiatan pelatihan yang akan berlangsung kurang lebih empat hari itu, mulai dari tanggal 27 sampai dengan 30 Juli 2020 tentunya membutuhkan kesiapan fisik prima dan mental yang kuat, agar para peserta dapat menampilkan kemampuan terbaiknya selama proses pelatihan ini berlangsung.
Bahkan akan banyak bentuk-bentuk pelatihan yang relatif asing bagi para peserta, nantinya tapi saya yakin dengan ketekunan dan kesadaran yang tulus para peserta akan mampu melewatinya dengan baik.
"Karena dalam empat hari kegiatan akan dilaksanakan dua hari teori dan dua hari praktik langsung di lapangan agar para peserta mendapatkan ilmu dalam pelatihan ini," demikian Purwo.
Baca juga: Poktan diminta ikuti arahan agar program tanam jagung hibrida berhasil
Baca juga: Kelompok tani di Kapuas bagikan hasil panennya untuk warga terdampak COVID-19
Baca juga: Petani di Gumas ingin perluas lahan untuk menanam cabai
Baca juga: Kelompok Tani di Gumas terapkan jaga jarak fisik saat panen padi