Jakarta (ANTARA) - Samsung Electronics mempertimbangkan untuk melepas asisten virtual Bixby dan Galaxy Apps Store dari perangkat seluler, sebagai bagian dari kesepakatan pembagian pendapatan dengan perusahaan induk Google, Alphabet.
Namun, dikutip dari Reuters, Kamis, Samsung mengatakan tidak memiliki rencana untuk menghilangkan Bixby dan Galaxy Store dari perangkatnya, mengatakan kedua layanan tersebut merupakan bagian penting dari ekosistem Galaxy.
"Kami tetap berkomitmen pada layanan dan ekosistem kami sendiri," kata Samsung.
Baca juga: Galaxy Note 20 jadi ponsel 5G termurah dari Samsung?
Google telah mencoba selama bertahun-tahun untuk membuat Samsung menghentikan layanan miliknya itu, menurut seseorang yang sebelumnya terlibat dalam hubungan tersebut.
Raksasa pencarian, yang perangkat lunak Android-nya berjalan di ponsel Samsung dan puluhan perusahaan teknologi lainnya, itu terkadang sebagai insentif memberi sebagian pendapatan iklan yang dihasilkan dari aplikasi Google yang ditampilkan di perangkat produsen.
Namun, Samsung berupaya keras mempromosikan aplikasinya sendiri, agar menghasilkan pendapatan, meskipun mereka berjuang bertahun-tahun untuk mempromosikan layanan itu kepada pengguna.
Baca juga: Samsung Galaxy Fold 2 'Unpacked' meluncur bulan depan
Rincian keuangan dalam negosiasi antara kedua perusahaan tidak diketahui. Namun, menurut sumber yang mengetahui pembicaraan itu, Google membuat persyaratan yang lebih menguntungkan untuk Samsung dibanding dalam kesepakatan sebelumnya jika mundur dari strategi aplikasinya tersebut.
Kedua perusahaan berencana untuk menyelesaikan kesepakatannya pada hari Jumat.
Google mengatakan secara teratur membahas cara-cara untuk meningkatkan pengalaman pengguna dengan para mitra, dan bahwa Samsung tetap bebas untuk membuat app store dan asisten digitalnya sendiri.
Baca juga: Renault - Samsung hadirkan sedan SM6 versi 'facelift'
Baca juga: Samsung harapkan komersialisasi layanan 6G terjadi pada 2030
Baca juga: Ponsel baru dari Samsung akan meluncur awal Agustus
Namun, dikutip dari Reuters, Kamis, Samsung mengatakan tidak memiliki rencana untuk menghilangkan Bixby dan Galaxy Store dari perangkatnya, mengatakan kedua layanan tersebut merupakan bagian penting dari ekosistem Galaxy.
"Kami tetap berkomitmen pada layanan dan ekosistem kami sendiri," kata Samsung.
Baca juga: Galaxy Note 20 jadi ponsel 5G termurah dari Samsung?
Google telah mencoba selama bertahun-tahun untuk membuat Samsung menghentikan layanan miliknya itu, menurut seseorang yang sebelumnya terlibat dalam hubungan tersebut.
Raksasa pencarian, yang perangkat lunak Android-nya berjalan di ponsel Samsung dan puluhan perusahaan teknologi lainnya, itu terkadang sebagai insentif memberi sebagian pendapatan iklan yang dihasilkan dari aplikasi Google yang ditampilkan di perangkat produsen.
Namun, Samsung berupaya keras mempromosikan aplikasinya sendiri, agar menghasilkan pendapatan, meskipun mereka berjuang bertahun-tahun untuk mempromosikan layanan itu kepada pengguna.
Baca juga: Samsung Galaxy Fold 2 'Unpacked' meluncur bulan depan
Rincian keuangan dalam negosiasi antara kedua perusahaan tidak diketahui. Namun, menurut sumber yang mengetahui pembicaraan itu, Google membuat persyaratan yang lebih menguntungkan untuk Samsung dibanding dalam kesepakatan sebelumnya jika mundur dari strategi aplikasinya tersebut.
Kedua perusahaan berencana untuk menyelesaikan kesepakatannya pada hari Jumat.
Google mengatakan secara teratur membahas cara-cara untuk meningkatkan pengalaman pengguna dengan para mitra, dan bahwa Samsung tetap bebas untuk membuat app store dan asisten digitalnya sendiri.
Baca juga: Renault - Samsung hadirkan sedan SM6 versi 'facelift'
Baca juga: Samsung harapkan komersialisasi layanan 6G terjadi pada 2030
Baca juga: Ponsel baru dari Samsung akan meluncur awal Agustus