Sampit (ANTARA) - Empat kebakaran lahan terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sepanjang Kamis pagi hingga sore, dengan lokasi dan luasan lahan terbakar berbeda-beda.
"Mulai ada kebakaran lahan. Hari ini ada empat titik yang ditangani," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Yephi Hartady di Sampit, Kamis.
Yephi menjelaskan, titik kebakaran lahan itu diantaranya terjadi di Kecamatan Cempaga. Berdasarkan titik koordinat, kebakaran lahan itu terjadi di Desa Jemaras.
Untuk memadamkan api, sebuah helikopter dikerahkan untuk memadamkan api dari udara dengan sistem 'water bombing' karena lokasinya cukup luas. Tim di darat juga bergerak menuju lokasi untuk memastikan api benar-benar padam.
Belum dipastikan apakah kebakaran tersebut masuk dalam areal perusahaan perkebunan atau tidak. Namun dari foto udara terlihat kebakaran terjadi dalam satu hamparan dengan luas tanah yang terbakar diperkirakan mencapai enam hektare.
Kebakaran lainnya terjadi di Kecamatan Telawang. Ada sekitar dua hektare lahan terbakar di kecamatan ini. Selain itu ada pula kebakaran lahan terjadi di Jalan HM Arsyad km 7 dengan luas lahan terbakar tidak sampai satu hektare.
Baca juga: Pilkada terancam ditunda jika penularan COVID-19 di Kotim tidak terkendali
Kejadian ini membuat pihaknya semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran lahan. Potensi kerawanan kebakaran mulai meningkat meski hujan sesekali masih terjadi.
Kebakaran lahan ini menyita perhatian BPBD karena saat ini Kotawaringin Timur juga dihadapkan pada musibah lainnya yaitu pandemi COVID-19 dan banjir yang masih harus ditangani.
Yephi mengajak masyarakat dan perusahaan untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan. Terlebih bagi perusahaan besar, ada konsekuensi yang harus ditanggung jika lalai sehingga terjadi kebakaran lahan di areal konsesi mereka.
"Pemantauan terus dilakukan untuk mencegah dan menangani kebakaran lahan. Helikopter juga disiagakan untuk 'water bombing' (pengemboman air), khususnya untuk lokasi-lokasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat," demikian Yephi.
Baca juga: RAPBD Perubahan 2020 Kotim ditandatangani, ini komposisinya
Baca juga: Seorang pelajar SMP hilang di Sungai Mentaya
"Mulai ada kebakaran lahan. Hari ini ada empat titik yang ditangani," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Yephi Hartady di Sampit, Kamis.
Yephi menjelaskan, titik kebakaran lahan itu diantaranya terjadi di Kecamatan Cempaga. Berdasarkan titik koordinat, kebakaran lahan itu terjadi di Desa Jemaras.
Untuk memadamkan api, sebuah helikopter dikerahkan untuk memadamkan api dari udara dengan sistem 'water bombing' karena lokasinya cukup luas. Tim di darat juga bergerak menuju lokasi untuk memastikan api benar-benar padam.
Belum dipastikan apakah kebakaran tersebut masuk dalam areal perusahaan perkebunan atau tidak. Namun dari foto udara terlihat kebakaran terjadi dalam satu hamparan dengan luas tanah yang terbakar diperkirakan mencapai enam hektare.
Kebakaran lainnya terjadi di Kecamatan Telawang. Ada sekitar dua hektare lahan terbakar di kecamatan ini. Selain itu ada pula kebakaran lahan terjadi di Jalan HM Arsyad km 7 dengan luas lahan terbakar tidak sampai satu hektare.
Baca juga: Pilkada terancam ditunda jika penularan COVID-19 di Kotim tidak terkendali
Kejadian ini membuat pihaknya semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran lahan. Potensi kerawanan kebakaran mulai meningkat meski hujan sesekali masih terjadi.
Kebakaran lahan ini menyita perhatian BPBD karena saat ini Kotawaringin Timur juga dihadapkan pada musibah lainnya yaitu pandemi COVID-19 dan banjir yang masih harus ditangani.
Yephi mengajak masyarakat dan perusahaan untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan. Terlebih bagi perusahaan besar, ada konsekuensi yang harus ditanggung jika lalai sehingga terjadi kebakaran lahan di areal konsesi mereka.
"Pemantauan terus dilakukan untuk mencegah dan menangani kebakaran lahan. Helikopter juga disiagakan untuk 'water bombing' (pengemboman air), khususnya untuk lokasi-lokasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat," demikian Yephi.
Baca juga: RAPBD Perubahan 2020 Kotim ditandatangani, ini komposisinya
Baca juga: Seorang pelajar SMP hilang di Sungai Mentaya