Jakarta (ANTARA) - Brand sneakers asal Bandung NAH Project berusaha menarik minat konsumen dengan memperkenalkan layanan Choose What You Pay, pembeli akan dibebaskan memilih harga beli produk sesuai keinginan tanpa mengurangi kualitas produk maupun bahan yang digunakan.
Layanan Choose What You Pay akan memberikan tiga pilihan harga kepada pembeli: harga terendah, menengah hingga harga tertinggi tanpa mengurangi kualitas produk.
Harga terendah ditentukan dari besarnya biaya produksi, pengemasan dan sedikit keuntungan yang didapatkan oleh NAH Project, sedangkan untuk harga tertinggi ditentukan dari semua biaya komponen produk tersebut, mulai dari produksi, pengemasan, operasional, pemasaran hingga biaya pengembangan produk.
"Respons pembeli cukup positif, bahkan 10-15 persen konsumen kami memilih harga tertinggi untuk membeli produk tersebut. Ini merupakan respon yang luar biasa di tengah gempuran brand-brand sneakers dari luar,” kata Ifa Hanifah, Managing Director NAH Project, dalam siaran resmi, Rabu.
Hingga saat ini NAH Projects telah mencatat transaksi penjualan hingga 45.000 pasang sepatu sejak didirikan pada 2017. Brand ini mengklaim sebagai pelopor dan merek Indonesia satu-satunya yang menggunakan sistem transparansi harga dalam memasarkan produknya.
Mereka buka-bukaan soal berapa biaya detail setiap pembuatan produknya, seperti informasi harga produksi, operasional, pengemasan, riset dan keuntungan yang mereka ambil agar konsumen mengetahui harga sebenarnya dari produk yang dibeli.
Hingga saat ini, NAH Project telah berkolaborasi dengan berbagai brand ataupun content creator, seperti sneakers transparan bertajuk "Harumkan Indonesia MonoTranslucent" hasil kolaborasi dengan Axe Indonesia dan MaknaCreative,sneakers bertajuk "Don’t Keep It To Yourself" yang menyuarakan kesadaran akan kesehatan mental hasil kolaborasi dengan Kevinswork DKITY milik content creator Kevin Lagona, hingga NAH X EVOS Legendary hasil kolaborasi dengan EVOS Esports.
"Tentu kedepannya kami akan mengajak lebih banyak lagi brand atau creator untuk berkolaborasi dalam memajukan sneakers brandlokal. Tidak hanya sneakers, kami juga telah mengembangkan bisnis dengan memproduksi clothing dan aksesoris seperti tote bag dan masker," kata Ifa.
Layanan Choose What You Pay akan memberikan tiga pilihan harga kepada pembeli: harga terendah, menengah hingga harga tertinggi tanpa mengurangi kualitas produk.
Harga terendah ditentukan dari besarnya biaya produksi, pengemasan dan sedikit keuntungan yang didapatkan oleh NAH Project, sedangkan untuk harga tertinggi ditentukan dari semua biaya komponen produk tersebut, mulai dari produksi, pengemasan, operasional, pemasaran hingga biaya pengembangan produk.
"Respons pembeli cukup positif, bahkan 10-15 persen konsumen kami memilih harga tertinggi untuk membeli produk tersebut. Ini merupakan respon yang luar biasa di tengah gempuran brand-brand sneakers dari luar,” kata Ifa Hanifah, Managing Director NAH Project, dalam siaran resmi, Rabu.
Hingga saat ini NAH Projects telah mencatat transaksi penjualan hingga 45.000 pasang sepatu sejak didirikan pada 2017. Brand ini mengklaim sebagai pelopor dan merek Indonesia satu-satunya yang menggunakan sistem transparansi harga dalam memasarkan produknya.
Mereka buka-bukaan soal berapa biaya detail setiap pembuatan produknya, seperti informasi harga produksi, operasional, pengemasan, riset dan keuntungan yang mereka ambil agar konsumen mengetahui harga sebenarnya dari produk yang dibeli.
Hingga saat ini, NAH Project telah berkolaborasi dengan berbagai brand ataupun content creator, seperti sneakers transparan bertajuk "Harumkan Indonesia MonoTranslucent" hasil kolaborasi dengan Axe Indonesia dan MaknaCreative,sneakers bertajuk "Don’t Keep It To Yourself" yang menyuarakan kesadaran akan kesehatan mental hasil kolaborasi dengan Kevinswork DKITY milik content creator Kevin Lagona, hingga NAH X EVOS Legendary hasil kolaborasi dengan EVOS Esports.
"Tentu kedepannya kami akan mengajak lebih banyak lagi brand atau creator untuk berkolaborasi dalam memajukan sneakers brandlokal. Tidak hanya sneakers, kami juga telah mengembangkan bisnis dengan memproduksi clothing dan aksesoris seperti tote bag dan masker," kata Ifa.