Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang, Muhammad Kurniawan Anwar menyebut, pendangkalan drainase memicu parahnya banjir yang merendam Jalan Jenderal Sudirman km 4 sehingga menyebabkan kemacetan parah.

"Masalah utama drainase. Setelah dikeruk, banjir mulai surut. Ini yang harus menjadi perhatian kita supaya kejadian seperti tidak terulang lagi," kata Kurniawan di Sampit, Selasa.

Banjir di lokasi tersebut terjadi sejak Sabtu (17/10) lalu akibat luapan anak sungai di sekitar kawasan itu. Pemicunya adalah hujan deras yang terjadi sejak Jumat (16/10) malam hingga Sabtu (17/10) pagi memicu air meluber dan merendam badan jalan.

Hingga Selasa pagi, kemacetan masih terjadi cukup panjang. Namun, kondisi banjir mulai surut namun kemacetan masih terjadi cukup panjang hingga mencapai Bundaran Balanga.

Politisi muda Partai Amanat Nasional ini turun memantau kondisi di lokasi. Dia memeriksa drainase di kiri dan kanan jalan yang merupakan bagian dari ruas jalan nasional Trans Kalimantan Poros Selatan tersebut.

Kurniawan menilai, pendangkalan drainase sangat berpengaruh terhadap laju pembuangan air saat hujan deras. Terlebih, lokasi banjir tersebut diperkirakan lebih rendah sehingga menjadi sasaran luberan air dari drainase maupun rawa di sekitar kawasan itu.

Baca juga: Banjir picu kemacetan panjang di Sampit

Untuk mencegah banjir terus berulang, drainase harus dibersihkan secara rutin agar tidak sampai terjadi pendangkalan. Harapannya agar air tetap mengalir meski hujan deras sekalipun sehingga tidak sampai meluber dan merendam badan jalan.

"Dinas Pekerjaan Umum harus menurunkan ekskavator untuk mengeruk titik-titik yang terjadi pendangkalan agar aliran air di drainase menjadi lebih lancar," harap Kurniawan.

Untuk jangka panjang, perlu ada peninggian badan jalan nasional tersebut. Tujuannya agar ruas jalan benar-benar aman dari ancaman banjir saat hujan deras.

Ruas jalan tersebut cukup padat karena akses utama menuju tiga kabupaten di wilayah barat yaitu Kotawaringin Barat, Lamandau dan Sukamara. Jika terganggu maka juga bisa menimbulkan dampak kurang baik bagi tiga daerah tersebut.

Baca juga: Satu pasien COVID-19 meninggal, Satgas ajak masyarakat Kotim tingkatkan kewaspadaan

Baca juga: Pasar Sejumput Sampit terbakar, warga bercebur ke sungai selamatkan diri


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024