Jakarta (ANTARA) - Selama masa pandemi banyak ibu yang merasa putus asa lantaran sang suami enggan membantu dalam mengurus dan bermain dengan anak, padahal bisa jadi karena para ayah tidak mengerti cara melakukannya.
Beberapa istri merasa marah dengan suami karena meski berada di rumah mereka tidak mau membantu dalam mengurus anak. Sayangnya, hal ini tidak dikomunikasikan dengan baik sehingga memicu adanya pertengkaran.
Co-founder rumah konsultasi Tiga Generasi dan psikolog keluarga, Putu Andani, M.Psi, mengatakan ada dua hal yang menyebabkan para ayah tidak membantu dalam mengurus atau bermain dengan anak yakni merasa anak tidak membutuhkannya atau tidak tahu caranya.
"Dia enggak tahu kalau anaknya butuh dia. Mamanya bisa menyampaikan ke bapak-bapak ini bahwa anaknya mau banget main sama bapaknya. Sampaikan fakta-fakta kalau anak kita butuh, misalnya papanya lagi apa anaknya terus nanyain, itu harus disampaikan," ujar Putu dalam bincang-bincang "Love in the Time of Corona", Jumat.
Putu mengatakan kebanyakan ayah merasa bingung saat berhadapan dengan anak. Sebab, mereka tidak tahu harus memulai dari mana untuk bermain dengan anak dan ada perasaan takut ditolak.
Para ibu pun berperan untuk menjelaskan kebutuhan anak dan apa yang perlu dilakukan oleh ayah secara rinci. Ibu juga bisa meminta ayah melakukan hal yang paling mudah terlebih dulu.
Menurut Putu, hal ini sangat normal karena kebanyakan ayah hanya melakukan apa yang sudah menjadi kebiasaan.
"Bapak-bapak ini, dia enggak tahu harus mulai dari mana. Jadi dia udah nyoba deket nih, tapi anaknya malah nyari mamanya, akhirnya enggak jadi main. Kita atau ibu bisa kasih KPI-nya ke bapaknya dan walau progres-nya hanya sedikit harus kita appreciate," kata Putu.
Beberapa istri merasa marah dengan suami karena meski berada di rumah mereka tidak mau membantu dalam mengurus anak. Sayangnya, hal ini tidak dikomunikasikan dengan baik sehingga memicu adanya pertengkaran.
Co-founder rumah konsultasi Tiga Generasi dan psikolog keluarga, Putu Andani, M.Psi, mengatakan ada dua hal yang menyebabkan para ayah tidak membantu dalam mengurus atau bermain dengan anak yakni merasa anak tidak membutuhkannya atau tidak tahu caranya.
"Dia enggak tahu kalau anaknya butuh dia. Mamanya bisa menyampaikan ke bapak-bapak ini bahwa anaknya mau banget main sama bapaknya. Sampaikan fakta-fakta kalau anak kita butuh, misalnya papanya lagi apa anaknya terus nanyain, itu harus disampaikan," ujar Putu dalam bincang-bincang "Love in the Time of Corona", Jumat.
Putu mengatakan kebanyakan ayah merasa bingung saat berhadapan dengan anak. Sebab, mereka tidak tahu harus memulai dari mana untuk bermain dengan anak dan ada perasaan takut ditolak.
Para ibu pun berperan untuk menjelaskan kebutuhan anak dan apa yang perlu dilakukan oleh ayah secara rinci. Ibu juga bisa meminta ayah melakukan hal yang paling mudah terlebih dulu.
Menurut Putu, hal ini sangat normal karena kebanyakan ayah hanya melakukan apa yang sudah menjadi kebiasaan.
"Bapak-bapak ini, dia enggak tahu harus mulai dari mana. Jadi dia udah nyoba deket nih, tapi anaknya malah nyari mamanya, akhirnya enggak jadi main. Kita atau ibu bisa kasih KPI-nya ke bapaknya dan walau progres-nya hanya sedikit harus kita appreciate," kata Putu.