Jakarta (ANTARA) - Indonesia Police Watch (IPW) mengapresiasi langkah TNI yang menurunkan poster dan baliho pemimpin ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di berbagai tempat.
"IPW memberi apresiasi pada TNI yang sudah melakukan penurunan poster Rizieq di berbagai tempat. Selain itu, IPW mendukung manuver TNI di wilayah sipil di Petamburan atau di sekitar markas FPI pimpinan Rizieq," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Neta menilai pencabutan poster dan baliho itu seharusnya dilakukan Satpol PP bersama Polri, sebab berdasarkan ketentuan peraturan daerah (perda) semua pemasangan spanduk, poster, dan baliho harus memiliki izin.
Baca juga: Ridwan Kamil penuhi panggilan Bareskrim Polri
Namun, TNI ternyata berinisiatif untuk turut serta menurunkan poster dan baliho tersebut. Atas hal itu, IPW memberikan apresiasi kepada Pangdam Jaya yang telah memerintahkan anggotanya menurunkan poster maupun baliho Rizieq.
"Jajaran Kodam Jaya diharapkan segera membersihkan semua poster dan baliho Rizieq yang tanpa izin tersebut," ujar Neta.
Lebih lanjut, Neta menilai bahwa Rizieq Shihab kerap melontarkan pernyataan yang berpotensi mengganggu keutuhan NKRI. Meskipun pernyataan tersebut hanya bersifat ancaman kosong, tetapi dia mengingatkan bahwa massa FPI cenderung radikal sehingga ucapan Rizieq itu berpotensi memicu gangguan keamanan serta mengganggu keutuhan NKRI.
Baca juga: Ridwan Kamil-Ade Yasin akan diperiksa terkait acara Rizieq Shihab
Ucapan dan ancaman tersebut, lanjut Neta, kian riuh tatkala poster dan baliho Rizieq terlihat di berbagai tempat dan tanpa izin, sehingga timbul kesan bahwa Rizieq dan kelompoknya tidak tersentuh hukum.
"Ironisnya, dalam situasi ini jajaran kepolisian hanya berdiam diri. Manuver Rizieq yang melakukan kerumunan massa di tengah pandemi COVID-19 dibiarkan begitu saja oleh pihak kepolisian. Akibatnya Rizieq bebas bermanuver," ujar Neta.
Neta mengatakan dalam kondisi yang demikian, menjadi wajar apabila TNI turun tangan mengambil alih pengendalian situasi dengan melakukan manuver di sekitar wilayah Petamburan dan memerintahkan anggotanya mencopoti poster dan baliho Rizieq.
"Semua ini dilakukan TNI demi keutuhan NKRI dari ancaman dan manuver Rizieq maupun FPI. Manuver TNI di sekitar Petamburan dan pencabutan baliho Rizieq ini sekaligus menunjukkan bawah negara tidak boleh kalah oleh pihak-pihak yang bermanuver ingin mengacaukan atau merusak keutuhan NKRI," kata dia.
Baca juga: Polisi sebut Ridwan Kamil akan diperiksa oleh tim gabungan
Baca juga: Polda Jabar selidiki dugaan pelanggaran kegiatan Rizieq Shihab
Baca juga: Polisi panggil 14 orang untuk klarifikasi terkait hajatan Rizieq
"IPW memberi apresiasi pada TNI yang sudah melakukan penurunan poster Rizieq di berbagai tempat. Selain itu, IPW mendukung manuver TNI di wilayah sipil di Petamburan atau di sekitar markas FPI pimpinan Rizieq," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Neta menilai pencabutan poster dan baliho itu seharusnya dilakukan Satpol PP bersama Polri, sebab berdasarkan ketentuan peraturan daerah (perda) semua pemasangan spanduk, poster, dan baliho harus memiliki izin.
Baca juga: Ridwan Kamil penuhi panggilan Bareskrim Polri
Namun, TNI ternyata berinisiatif untuk turut serta menurunkan poster dan baliho tersebut. Atas hal itu, IPW memberikan apresiasi kepada Pangdam Jaya yang telah memerintahkan anggotanya menurunkan poster maupun baliho Rizieq.
"Jajaran Kodam Jaya diharapkan segera membersihkan semua poster dan baliho Rizieq yang tanpa izin tersebut," ujar Neta.
Lebih lanjut, Neta menilai bahwa Rizieq Shihab kerap melontarkan pernyataan yang berpotensi mengganggu keutuhan NKRI. Meskipun pernyataan tersebut hanya bersifat ancaman kosong, tetapi dia mengingatkan bahwa massa FPI cenderung radikal sehingga ucapan Rizieq itu berpotensi memicu gangguan keamanan serta mengganggu keutuhan NKRI.
Baca juga: Ridwan Kamil-Ade Yasin akan diperiksa terkait acara Rizieq Shihab
Ucapan dan ancaman tersebut, lanjut Neta, kian riuh tatkala poster dan baliho Rizieq terlihat di berbagai tempat dan tanpa izin, sehingga timbul kesan bahwa Rizieq dan kelompoknya tidak tersentuh hukum.
"Ironisnya, dalam situasi ini jajaran kepolisian hanya berdiam diri. Manuver Rizieq yang melakukan kerumunan massa di tengah pandemi COVID-19 dibiarkan begitu saja oleh pihak kepolisian. Akibatnya Rizieq bebas bermanuver," ujar Neta.
Neta mengatakan dalam kondisi yang demikian, menjadi wajar apabila TNI turun tangan mengambil alih pengendalian situasi dengan melakukan manuver di sekitar wilayah Petamburan dan memerintahkan anggotanya mencopoti poster dan baliho Rizieq.
"Semua ini dilakukan TNI demi keutuhan NKRI dari ancaman dan manuver Rizieq maupun FPI. Manuver TNI di sekitar Petamburan dan pencabutan baliho Rizieq ini sekaligus menunjukkan bawah negara tidak boleh kalah oleh pihak-pihak yang bermanuver ingin mengacaukan atau merusak keutuhan NKRI," kata dia.
Baca juga: Polisi sebut Ridwan Kamil akan diperiksa oleh tim gabungan
Baca juga: Polda Jabar selidiki dugaan pelanggaran kegiatan Rizieq Shihab
Baca juga: Polisi panggil 14 orang untuk klarifikasi terkait hajatan Rizieq