Sampit (ANTARA) - Komitmen tinggi ditunjukkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dalam membantu promosi dan pengembangan pariwisata daerah setempat.
"Ini merupakan sinergi supaya para pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner dan kerajinan juga bisa menjual produknya kepada para wisatawan lokal dan luar daerah sehingga bisa membangkitkan perekonomian di Kotawaringin Timur di masa pandemi COVID-19 ini," kata Ketua UMKM Harati, Rahmat Noor di Sampit, Jumat.
Menurut Rahmat, penting bagi pelaku UMKM untuk membantu promosi dan pengembangan pariwisata. Hal itu lantaran sektor UMKM juga memiliki kaitan erat dengan pariwisata.
Jika pariwisata daerah semakin maju maka dampaknya juga akan positif terhadap sektor UMKM. Transaksi produk UMKM diharapkan meningkat dengan banyaknya wisatawan atau tamu yang datang ke daerah ini.
Untuk itulah Rahmat bersama sekitar 50 pelaku UMKM yang tergabung dalam UMKM Harati sangat serius dalam mendukung promosi pariwisata Kotawaringin Timur.
Seperti dua hari terakhir, Rahmat dengan senang hati mengantar rombongan tamu dari Surabaya untuk berkeliling menikmati wisata yang ada di dalam Kota Sampit. Menggunakan mobil UMKM Harati, Rahmat mengajak tamu-tamu tersebut mengunjungi situs bersejarah dan objek wisata di Kota Sampit.
Diketahui, saat ini cukup banyak objek wisata yang bisa dikunjungi wisatawan mulai dari ikon Jelawat yang merupakan maskot daerah, Museum Kayu, Bundaran Balanga yang di dalamnya terdapat tiang pantar atau tugu perdamaian konflik etnis.
Selain itu mengajak tamu tersebut ke Taman Miniatur Budaya untuk mengenal lebih jauh tentang kehidupan masyarakat Suku Dayak. Rombongan juga diantar melihat tempat pemakaman korban tragedi konflik etnis 2001 sebagai bahan renungan dan pengingat betapa pentingnya untuk menjaga kerukunan dan kedamaian.
Kunjungan ini ternyata memberikan kesan positif bagi wisatawan tersebut. Mereka senang bisa berkunjung ke Sampit karena telah membuka mata mereka tentang fakta kondisi daerah ini yang saat ini sudah jauh lebih baik.
Baca juga: Pelaku UMKM Kotim berharap difasilitasi masuk ritel modern
"Sampit aman dan wisatanya bagus. UMKM di daerah ini juga tertata rapi. Saya sangat senang bisa berkunjung ke sini. Sampit tidak (seram) seperti yang diisukan selama ini," kata Rendik Afrizal, salah satu wisatawan.
Aulia Ramadanti, wisatawan lainnya juga mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Sampit. Dia bangga mendapat kesempatan berharga berkunjung ke daerah yang bagi orang awam di luar daerah, masih sering dikaitkan dengan tragedi konflik etnis berdarah 2001 silam.
"Ini sisi lain Sampit yang sebenarnya yang harus diketahui semua orang. Selama ini yang sering didengar masih seputar kerusuhan etnis padahal faktanya Sampit aman, indah dan wisatanya juga bagus," ujarnya.
Begitu pula Nova Dwi Darmadi. Wisatawan ini menilai imej kurang bagus tentang Sampit imbas konflik etnis, dengan sendirinya akan terbantahkan jika orang datang langsung melihat kondisi daerah ini.
"Pengalaman luar biasa bisa berkunjung ke Sampit. Kondisinya aman, tertata dan kondusif. Tidak seperti yang dibayangkan banyak orang tentang bayangan konflik etnis 2001 silam," demikian Nova.
Baca juga: Rudini-Samsudin yakin gugatan dikabulkan MK
Baca juga: Pemkab Kotim larang perayaan tahun baru
"Ini merupakan sinergi supaya para pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner dan kerajinan juga bisa menjual produknya kepada para wisatawan lokal dan luar daerah sehingga bisa membangkitkan perekonomian di Kotawaringin Timur di masa pandemi COVID-19 ini," kata Ketua UMKM Harati, Rahmat Noor di Sampit, Jumat.
Menurut Rahmat, penting bagi pelaku UMKM untuk membantu promosi dan pengembangan pariwisata. Hal itu lantaran sektor UMKM juga memiliki kaitan erat dengan pariwisata.
Jika pariwisata daerah semakin maju maka dampaknya juga akan positif terhadap sektor UMKM. Transaksi produk UMKM diharapkan meningkat dengan banyaknya wisatawan atau tamu yang datang ke daerah ini.
Untuk itulah Rahmat bersama sekitar 50 pelaku UMKM yang tergabung dalam UMKM Harati sangat serius dalam mendukung promosi pariwisata Kotawaringin Timur.
Seperti dua hari terakhir, Rahmat dengan senang hati mengantar rombongan tamu dari Surabaya untuk berkeliling menikmati wisata yang ada di dalam Kota Sampit. Menggunakan mobil UMKM Harati, Rahmat mengajak tamu-tamu tersebut mengunjungi situs bersejarah dan objek wisata di Kota Sampit.
Diketahui, saat ini cukup banyak objek wisata yang bisa dikunjungi wisatawan mulai dari ikon Jelawat yang merupakan maskot daerah, Museum Kayu, Bundaran Balanga yang di dalamnya terdapat tiang pantar atau tugu perdamaian konflik etnis.
Selain itu mengajak tamu tersebut ke Taman Miniatur Budaya untuk mengenal lebih jauh tentang kehidupan masyarakat Suku Dayak. Rombongan juga diantar melihat tempat pemakaman korban tragedi konflik etnis 2001 sebagai bahan renungan dan pengingat betapa pentingnya untuk menjaga kerukunan dan kedamaian.
Kunjungan ini ternyata memberikan kesan positif bagi wisatawan tersebut. Mereka senang bisa berkunjung ke Sampit karena telah membuka mata mereka tentang fakta kondisi daerah ini yang saat ini sudah jauh lebih baik.
Baca juga: Pelaku UMKM Kotim berharap difasilitasi masuk ritel modern
"Sampit aman dan wisatanya bagus. UMKM di daerah ini juga tertata rapi. Saya sangat senang bisa berkunjung ke sini. Sampit tidak (seram) seperti yang diisukan selama ini," kata Rendik Afrizal, salah satu wisatawan.
Aulia Ramadanti, wisatawan lainnya juga mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Sampit. Dia bangga mendapat kesempatan berharga berkunjung ke daerah yang bagi orang awam di luar daerah, masih sering dikaitkan dengan tragedi konflik etnis berdarah 2001 silam.
"Ini sisi lain Sampit yang sebenarnya yang harus diketahui semua orang. Selama ini yang sering didengar masih seputar kerusuhan etnis padahal faktanya Sampit aman, indah dan wisatanya juga bagus," ujarnya.
Begitu pula Nova Dwi Darmadi. Wisatawan ini menilai imej kurang bagus tentang Sampit imbas konflik etnis, dengan sendirinya akan terbantahkan jika orang datang langsung melihat kondisi daerah ini.
"Pengalaman luar biasa bisa berkunjung ke Sampit. Kondisinya aman, tertata dan kondusif. Tidak seperti yang dibayangkan banyak orang tentang bayangan konflik etnis 2001 silam," demikian Nova.
Baca juga: Rudini-Samsudin yakin gugatan dikabulkan MK
Baca juga: Pemkab Kotim larang perayaan tahun baru