Jakarta (ANTARA) - Para pelaku bisnis mengalami tahun yang menantang akibat pandemi COVID-19, tapi apakah Anda ingin mencoba peruntungan dengan berbisnis tahun depan?
Konsultan keuangan dari Zap Finance, Arief Budiman, dalam Instagram live pekan lalu menuturkan berbisnis tentu sah-sah saja asalkan punya pertimbangan yang matang.
Pada dasarnya, semakin besar modal sebuah usaha, semakin bagus juga hasilnya. Namun, Anda tetap harus realistis dan mempertimbangkan kondisi yang ada. Jangan sampai mengeluarkan modal terlalu besar, tapi hasilnya tidak terukur dan malah membuat Anda merugi.
Dia menganjurkan untuk tidak mengambil modal dari dana darurat, tapi menyiapkan alokasi tersendiri untuk berbisnis.
Baca juga: Pentingnya evaluasi kondisi keuangan untuk hadapi 2021
"Harus ada dua, dana darurat dan modal bisnis. karena jika ambil dana darurat, jika usaha tidak jalan, sudah tidak ada lagi (dana). Jadi kesimpulannya, dana darurat harus ada, modal bisnis pun juga ada," kata dia.
Salah satu bisnis yang terdampak tahun ini adalah bisnis kuliner yang harus kehilangan sebagian konsumen karena pembatasan kapasitas dine in di restoran.
Pada bulan-bulan awal pandemi, tak sedikit bisnis kuliner yang tutup. Pada akhirnya, semua beradaptasi agar tetap bertahan dengan mengikuti pola konsumen yang juga bergeser.
Konsumen kini lebih memilih untuk membeli makanan lewat layanan pesan antar, mendorong pengusaha kuliner membuat inovasi dengan mengeluarkan makanan-makanan beku sehingga hidangan mereka bisa dinikmati di rumah.
Baca juga: Saran Atta Halilintar untuk kelola pemasukan dan tabungan bagi para milenial
Strategi ini juga dilakukan oleh musisi Toma Pratama, pemain bass band Mocca, yang mendirikan bisnis kuliner Kedai Gelojoh yang fokus menyajikan hidangan berbahan dasar daging kambing.
Dia menawarkan hidangan kambing siap santap dalam bentuk beku untuk mewarnai pasar makanan beku yang didominasi makanan sejenis nugget hingga dimsum.
"Memang lumayan sih, ketika orang beli frozen di Gelojoh itum emang spesifik. Dia memang pengin banget makan kambing begitu, karena jauh, akhirnya yang frozen," kata Toma kepada ANTARA beberapa waktu lalu.
Tahun 2021, dia berharap kehadiran vaksin bisa membuat bisnis yang lesu kembali bangkit karena orang-orang semakin percaya diri untuk beraktivitas di luar.
Baca juga: Kenali penyebab milenial susah memulai investasi
Baca juga: Tips mengatur keuangan di tengah pandemi virus corona
Baca juga: Cara merencanakan warisan agar aset terlindungi
Konsultan keuangan dari Zap Finance, Arief Budiman, dalam Instagram live pekan lalu menuturkan berbisnis tentu sah-sah saja asalkan punya pertimbangan yang matang.
Pada dasarnya, semakin besar modal sebuah usaha, semakin bagus juga hasilnya. Namun, Anda tetap harus realistis dan mempertimbangkan kondisi yang ada. Jangan sampai mengeluarkan modal terlalu besar, tapi hasilnya tidak terukur dan malah membuat Anda merugi.
Dia menganjurkan untuk tidak mengambil modal dari dana darurat, tapi menyiapkan alokasi tersendiri untuk berbisnis.
Baca juga: Pentingnya evaluasi kondisi keuangan untuk hadapi 2021
"Harus ada dua, dana darurat dan modal bisnis. karena jika ambil dana darurat, jika usaha tidak jalan, sudah tidak ada lagi (dana). Jadi kesimpulannya, dana darurat harus ada, modal bisnis pun juga ada," kata dia.
Salah satu bisnis yang terdampak tahun ini adalah bisnis kuliner yang harus kehilangan sebagian konsumen karena pembatasan kapasitas dine in di restoran.
Pada bulan-bulan awal pandemi, tak sedikit bisnis kuliner yang tutup. Pada akhirnya, semua beradaptasi agar tetap bertahan dengan mengikuti pola konsumen yang juga bergeser.
Konsumen kini lebih memilih untuk membeli makanan lewat layanan pesan antar, mendorong pengusaha kuliner membuat inovasi dengan mengeluarkan makanan-makanan beku sehingga hidangan mereka bisa dinikmati di rumah.
Baca juga: Saran Atta Halilintar untuk kelola pemasukan dan tabungan bagi para milenial
Strategi ini juga dilakukan oleh musisi Toma Pratama, pemain bass band Mocca, yang mendirikan bisnis kuliner Kedai Gelojoh yang fokus menyajikan hidangan berbahan dasar daging kambing.
Dia menawarkan hidangan kambing siap santap dalam bentuk beku untuk mewarnai pasar makanan beku yang didominasi makanan sejenis nugget hingga dimsum.
"Memang lumayan sih, ketika orang beli frozen di Gelojoh itum emang spesifik. Dia memang pengin banget makan kambing begitu, karena jauh, akhirnya yang frozen," kata Toma kepada ANTARA beberapa waktu lalu.
Tahun 2021, dia berharap kehadiran vaksin bisa membuat bisnis yang lesu kembali bangkit karena orang-orang semakin percaya diri untuk beraktivitas di luar.
Baca juga: Kenali penyebab milenial susah memulai investasi
Baca juga: Tips mengatur keuangan di tengah pandemi virus corona
Baca juga: Cara merencanakan warisan agar aset terlindungi