Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, H Ary Dewar meminta kerusakan jalan dalam kota Sampit menjadi prioritas untuk segera diperbaiki demi keamanan dan kenyamanan masyarakat.
"Sangat ironis kalau jalan di dalam kota rusak, padahal sangat dibutuhkan masyarakat. Kalau dibiarkan, dikhawatirkan akan semakin parah kerusakannya," kata Ary Dewar di Sampit, Kamis.
Ruas jalan dalam kota yang saat ini mengalami kerusakan yaitu Jalan S Parman, Kapten Mulyono, Pelita Barat, HM Arsyad, Jenderal Sudirman serta Mohammad Hatta atau juga disebut lingkar selatan Sampit.
Untuk ruas Jalan HM Arsyad, Sudirman dan Mohammad Hatta atau lingkar selatan, kewenangannya ada di tangan pemerintah provinsi, sedangkan Jalan S Parman, Kapten Mulyono dan Pelita Barat merupakan kewenangan pemerintah kabupaten.
Jalan S Parman semakin rusak diduga karena padatnya lalu lintas kendaraan bermuatan berat dari maupun menuju Pelabuhan Sampit, sedangkan Jalan HM Arsyad juga rusak parah karena dilalui kendaraan berat dari maupun menuju Pelabuhan Bagendang.
Pemerintah sudah menyiapkan Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan sebagai jalan untuk kendaraan berat menunju Pelabuhan Bagendang dan jaraknya lebih dekat karena memotong dari Bundaran Balanga Jalan Jenderal Sudirman menuju Bundaran KB Jalan HM Arsyad.
Sayangnya kondisi ruas jalan lingkar selatan itu rusak parah sehingga banyak kendaraan bermuatan berat yang memilih melintasi jalan dalam kota dengan rute Jalan Jenderal Sudirman, Kapten Mulyono, Pelita Barat dan tembus HM Arsyad menuju Pelabuhan Bagendang.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim apresiasi capaian pemerintahan Sahati
Dampaknya, jalan-jalan dalam kota yang dilalui tersebut jadi korban. Jalan yang hanya mampu menahan beban delapan ton muatan sumbu terberat (MST) itu kini rusak akibat dilalui kendaraan bermuatan berat belasan ton, seperti angkutan minyak kelapa sawit dan lainnya.
Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Gerindra serta Ketua DPC Partai Gerindra Kotawaringin Timur ini menilai, kerusakan jalan sangat mengganggu masyarakat selaku pengguna jalan. Kondisi itu bisa berdampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
Kerusakan jalan di dalam kota juga merusak pemandangan dan akan menimbulkan kesan kurang baik bagi tamu yang datang ke daerah yang telah mencanangkan diri sebagai tujuan wisata di Kalimantan Tengah ini. Hal lebih mengkhawatirkan, kerusakan jalan tersebut juga bisa mengancam keselamatan masyarakat.
"Saya menerima banyak keluhan masyarakat terkait kerusakan jalan ini. Makanya, perbaikan jalan harus didahulukan sebelum pembangunan lainnya. Semua jalanan di dalam Kota Sampit, termasuk jalan permukiman sampai ke gang-gang harus sudah mulus di tahun 2021 ini," demikian Ary Dewar.
Baca juga: Polres Kotim incar publik figur pengguna narkoba
"Sangat ironis kalau jalan di dalam kota rusak, padahal sangat dibutuhkan masyarakat. Kalau dibiarkan, dikhawatirkan akan semakin parah kerusakannya," kata Ary Dewar di Sampit, Kamis.
Ruas jalan dalam kota yang saat ini mengalami kerusakan yaitu Jalan S Parman, Kapten Mulyono, Pelita Barat, HM Arsyad, Jenderal Sudirman serta Mohammad Hatta atau juga disebut lingkar selatan Sampit.
Untuk ruas Jalan HM Arsyad, Sudirman dan Mohammad Hatta atau lingkar selatan, kewenangannya ada di tangan pemerintah provinsi, sedangkan Jalan S Parman, Kapten Mulyono dan Pelita Barat merupakan kewenangan pemerintah kabupaten.
Jalan S Parman semakin rusak diduga karena padatnya lalu lintas kendaraan bermuatan berat dari maupun menuju Pelabuhan Sampit, sedangkan Jalan HM Arsyad juga rusak parah karena dilalui kendaraan berat dari maupun menuju Pelabuhan Bagendang.
Pemerintah sudah menyiapkan Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan sebagai jalan untuk kendaraan berat menunju Pelabuhan Bagendang dan jaraknya lebih dekat karena memotong dari Bundaran Balanga Jalan Jenderal Sudirman menuju Bundaran KB Jalan HM Arsyad.
Sayangnya kondisi ruas jalan lingkar selatan itu rusak parah sehingga banyak kendaraan bermuatan berat yang memilih melintasi jalan dalam kota dengan rute Jalan Jenderal Sudirman, Kapten Mulyono, Pelita Barat dan tembus HM Arsyad menuju Pelabuhan Bagendang.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim apresiasi capaian pemerintahan Sahati
Dampaknya, jalan-jalan dalam kota yang dilalui tersebut jadi korban. Jalan yang hanya mampu menahan beban delapan ton muatan sumbu terberat (MST) itu kini rusak akibat dilalui kendaraan bermuatan berat belasan ton, seperti angkutan minyak kelapa sawit dan lainnya.
Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Gerindra serta Ketua DPC Partai Gerindra Kotawaringin Timur ini menilai, kerusakan jalan sangat mengganggu masyarakat selaku pengguna jalan. Kondisi itu bisa berdampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
Kerusakan jalan di dalam kota juga merusak pemandangan dan akan menimbulkan kesan kurang baik bagi tamu yang datang ke daerah yang telah mencanangkan diri sebagai tujuan wisata di Kalimantan Tengah ini. Hal lebih mengkhawatirkan, kerusakan jalan tersebut juga bisa mengancam keselamatan masyarakat.
"Saya menerima banyak keluhan masyarakat terkait kerusakan jalan ini. Makanya, perbaikan jalan harus didahulukan sebelum pembangunan lainnya. Semua jalanan di dalam Kota Sampit, termasuk jalan permukiman sampai ke gang-gang harus sudah mulus di tahun 2021 ini," demikian Ary Dewar.
Baca juga: Polres Kotim incar publik figur pengguna narkoba