Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Muhammad Kurniawan Anwar mendorong pengembangan Bandara Haji Asan Sampit karena kebutuhan masyarakat terhadap transportasi udara terus meningkat.
"Bandara Haji Asan harus berbenah. Bukan tanpa alasan, jumlah penumpang dari dan ke Sampit semakin meningkat, dengan bertambahnya panjang dan lebar run way maka pesawat jenis A320 atau Boeing 737-800 bisa mendarat di Bandara Haji Asan Sampit," kata Kurniawan di Sampit, Selasa.
Kotawaringin Timur merupakan daerah terbuka karena mudah diakses melalui jalan darat, laut maupun udara. Kelebihan ini sesuai kebutuhan untuk mendukung peningkatan perekonomian di daerah yang menjadi barometer kemajuan perekonomian Kalimantan Tengah.
Keberadaan transportasi udara semakin dibutuhkan, ditandai dengan terus meningkatnya jumlah penumpang dari tahun ke tahun. Sudah seharusnya jika kapasitas bandara juga terus ditingkatkan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan transportasi udara tersebut.
Tidak jarang warga Kotawaringin Timur memilih terbang melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, meski harus menempuh perjalanan darat sekitar empat jam. Selain lebih banyak pilihan jadwal dan rute penerbangan, penumpang beralasan harga tiket juga lebih murah.
Baca juga: Rp266,3 miliar digelontorkan untuk pembangunan desa di Kotim
Bagi dunia investasi, akses transportasi udara menjadi salah satu pertimbangan calon investor. Mereka lebih tertarik jika suatu daerah sudah memiliki kemudahan akses transportasi karena akan turut berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi.
Untuk itulah politisi muda Partai Amanat Nasional ini mendorong Bandara Haji Asan Sampit terus dikembangkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dia yakin pengembangan bandara akan turut mendukung meningkatnya aktivitas perekonomian di kabupaten ini.
"Masih banyak hal-hal mendesak yang belum terealisasi. Contohnya, runway (landasan pacu) yang masih harus ditambah panjang dan lebarnya. Terlebih sebelah timur runway yang berdekatan dengan Sungai Mentaya yang aktif lalu lintas kapal-kapal besar, tentu itu sebuah obstacle (gangguan) saat pesawat take off atau landing," ujar Kurniawan.
Oleh sebab itu Kurniawan mendesak pemerintah daerah segera bekerja sama dengan pihak Bandara Haji Asan Sampit untuk merumuskan agar runway bisa segera ditambah panjang dan lebarnya. Pengembangan bandara ini diyakini akan menunjang peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat di daerah ini.
Baca juga: POPTI jadi wadah saling menguatkan penderita thalassemia Kotim dan Seruyan
Baca juga: 16 narapidana Lapas Sampit mendapat asimilasi rumah
Baca juga: Tiga sekawan ditangkap diduga palsukan surat hasil tes cepat COVID-19