Sampit (ANTARA) - Riuh tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi dengan suasana haru, mengiringi langkah kaki Bupati Kotawaringin H Supian Hadi dan Wakil Bupati H Muhammad Taufiq Mukri yang beranjak meninggalkan podium inspektur upacara apel bersama di halaman kantor bupati pada Selasa pagi.
Tidak seperti biasanya, apel bersama kali ini dipimpin dua orang sekaligus yaitu Supian Hadi dan Taufiq Mukri atau akrab disebut pasangan Sahati. Ini menjadi terakhir kalinya keduanya memimpin apel karena hari ini merupakan hari terakhir mereka menjabat bupati dan wakil bupati setelah memimpin Kotawaringin Timur selama dua periode.
"Kalau banyak yang menilai ada banyak kemajuan selama kami memimpin, tapi kami merasa masih banyak kekurangan. Kami berdua pamit dan memohon maaf atas semua kesalahan, baik secara pribadi maupun secara kedinasan selama kami menjalankan tugas," kata Supian Hadi saat memimpin apel bersama, Selasa.
Pasangan Supian Hadi dan Taufiq Mukri memimpin Kotawaringin Timur pada periode 2010-2015 dan 2016-2021. Hari ini merupakan hari terakhir mereka menjalankan tugas sebagai pucuk pimpinan pemerintahan di kabupaten ini.
Selama memimpin, Supian dan Taufiq mengaku mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk membangun daerah dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan dua pria berstatus duda ini memilih menunda keinginan pribadi mereka untuk kembali berumah tangga hingga mereka purna tugas agar tetap fokus mengemban amanah rakyat.
Diakuinya, menjadi bupati dan wakil bupati bukan perkara mudah karena tanggung jawabnya sangat besar. Setia hari masyarakat datang dengan berbagai permasalahan dan berharap ada solusi.
Begitu pula dengan urusan pemerintahan daerah. Berbagai situasi mengharuskan kepala daerah mencurahkan pikiran, waktu dan tenaga untuk mencari solusi agar pemerintahan dan program pembangunan berjalan dengan baik.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Supian menerapkan sistem kekeluargaan. Suasana harmonis selalu dijaga agar pemerintah daerah berjalan dengan baik dan optimal untuk mewujudkan motto 'Bergerak Cepat Membangun Kotawaringin Timur'.
Supian mengakui, dalam situasi tertentu, dia tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Sangat mungkin ada pihak yang tidak puas dengan sikap atau kebijakan yang mereka jalankan.
Untuk itulah dia memohon maaf atas sikap mereka yang tidak disengaja, maupun kebijakan yang membuat ada warga atau pegawai merasa tidak nyaman, tersakiti atau bahkan merasa terzalimi. Dia meyakinkan bahwa sama sekali tidak ada niat pihaknya menyakiti atau merugikan orang lain.
"Seperti permasalahan jabatan kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala seksi atau lainnya, mungkin banyak berebut menginginkan jabatan itu. Tapi jumlahnya kan terbatas. Kami juga harus mengedepankan kebutuhan dengan melihat kompetensi. Jadi mohon maaf kalau ada yang misalnya kecewa karena masalah seperti itu," kata Supian.
Supian mengaku berusaha bekerja keras membangun daerah. Bahkan di hari-hari terakhir masa jabatan ini, dirinya masih melakukan "maja lewu" atau sambang desa ke sejumlah desa-desa di pelosok untuk memantau perbaikan dan peningkatan jalan.
Di akhir masa jabatan ini, Supian menggandeng 39 perusahaan besar swasta untuk membantu daerah membuka dan meningkatkan jalan untuk membuka akses ke desa-desa di kawasan pelosok.
Untuk memantau perkembangannya, Supian blusukan menggunakan sepeda motor trail untuk memantau perkembangan pekerjaan yang dilaksanakan masing-masing perusahaan. Gebrakan ini diharapkan membawa manfaat besar bagi masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan karena ada lebih dari 200 kilometer jalan yang dibuka dan ditingkatkan melalui kegiatan ini.
Pemikiran itu pula yang membuat dirinya ngotot membuka jalan dari Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga untuk membuka keterisolasian dua kecamatan di kawasan seberang yaitu Seranau dan Pulau Hanaut. Dia berharap program itu dilanjutkan pemerintahan berikutnya karena dampaknya akan sangat bagus untuk mempercepat peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: KNPI sebut Sahati membawa perubahan besar kemajuan Kotim
Supian juga getol mengembangkan sektor pariwisata karena yakin sektor ini bisa menjadi sumber baru penopang perekonomian masyarakat dan daerah.
Sejak program pariwisata digencarkan beberapa tahun terakhir dengan membangun Ikon Jelawat, Taman Kota, Islamic Center, lima bundaran, pembenahan Pantai Ujung Pandaran dan lainnya, saat ini dampak positifnya mulai dirasakan masyarakat.
Geliat ekonomi juga terasa di pusat kota dengan hadirnya hotel berbintang, mal terbesar di Kalimantan Tengah, tempat hiburan dan lainnya. Ini menjadi gambaran pertumbuhan ekonomi juga meningkat sehingga investor berminat berinvestasi di Kotawaringin Timur.
Di samping kemajuan itu, Supian mengakui ada sejumlah program yang belum bisa dituntaskan selama pemerintahannya. Namun itu bukan karena keengganannya, tetapi imbas dari pandemi COVID-19 yang mengakibatkan banyak program tertunda lantaran anggaran harus difokuskan untuk penanganan COVID-19.
Terkait pandemi COVID-19 ini pulalah Supian merasa gagal. Dia mengaku sangat sedih karena merasa tidak bisa melindungi masyarakatnya sehingga banyak warga yang meninggal dunia akibat keganasan COVID-19.
"Saya minta maaf. Ini yang saya merasa gagal melindungi masyarakat. Makanya saya terus mengajak masyarakat menjalankan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Semua pihak harus peduli dan ikut membantu," ujar Supian Hadi.
Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri juga memohon maaf kepada seluruh masyarakat atas kekurangan dari mereka. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pegawai dan pihak lain yang telah membantu selama mereka berdua diamanahi memimpin pemerintahan daerah ini.
Baca juga: DPRD Kotim beri pemahaman masyarakat pentingnya vaksinasi COVID-19
"Kami sadar kami tidak bisa memuaskan semua pihak. Tentu ada saja yang merasa belum puas dengan capaian selama ini. Kami memohon maaf. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan semampu kami," ucap Taufiq Mukri yang selalu tampi dengan humoris sebagai ciri khasnya.
Kepemimpinan Supian Hadi dan Taufiq Mukri menimbulkan kesan yang baik bagi kalangan pegawai setempat. Terlepas kekurangan pribadi mereka, banyak hal-hal positif yang mereka contohkan kepada para pegawai.
Pelaksana Tugas Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur yang juga Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kotawaringin Timur, Alang Arianto mengatakan, Supian Hadi merupakan bupati milenial yang mempunyai banyak terobosan demi memajukan daerah ini.
Suasana kekeluargaan yang dibangun membuat pegawai tidak sungkan menyampaikan pendapat dan ide. Pasangan Sahati juga tipe pemimpin yang mau mendengar masukan dari staf demi kebaikan bersama.
Jika ada yang diberikan sanksi, itu pun pasti bertujuan untuk pembinaan, bukan tendensi hukuman. Kecuali pelanggaran berat seperti narkoba, maka tidak ada toleransi karena semua sudah diingatkan untuk menjauhi narkoba.
Diakui Alang, mobilitas Supian Hadi cukup tinggi karena semangat yang tinggi dalam membangun daerah. Untuk itu staf juga harus bisa menyesuaikan kinerja agar semua program berjalan dengan baik.
Baca juga: Tiga nama diusulkan jadi Penjabat Bupati Kotim
"Memang kita harus mengikuti gaya beliau karena bupati orangnya mobile supaya cepat diputuskan. Beliau itu bergaul dengan siapapun masuk, sepanjang kita tidak ada keinginan lain yang aneh-aneh. Secara kedinasan pun dibawa santai, tapi kalau saatnya serius, ya harus serius," ujar Alang.
Sementara itu terkait sosok Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri, Alang sangat salut dengan pembawaannya yang selalu tenang dalam menyelesaikan setiap masalah.
"Pak Wabup itu kalau menasihati dengan cara bercanda sehingga orang tidak tersinggung. Beliau kami anggap seperti orangtua. Sedangkan kalau Pak Bupati itu ketika marah akan terlihat dari raut wajahnya, tapi tidak pernah sampai mengeluarkan kata-kata kasar," tambah Alang Arianto.
Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Raihansyah merasa, Supian Hadi menjalankan kepemimpinan dengan cara kekeluargaan. Hal yang selalu ditekankan adalah setiap orang harus menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik meski tidak sedang diawasi pimpinan.
"Sampai saat ini tertanam di benak kami pegawai Sekretariat Daerah bahwa ada pimpinan, tetap bekerja dan tidak ada pimpinan pun pekerjaan harus tetap selesai. Itu yang selalu beliau tekankan," ucap Raihansyah.
Secara pribadi, Raihansyah menilai Supian Hadi sebagai pribadi yang baik dan diharapkan menjadi oran baik. Hal yang menjadi perhatiannya, kekurangan yang perlu menjadi evaluasi Supian Hadi secara pribadi adalah bagaimana mengatur waktu agar semua jadwal berjalan dengan baik sesuai rencana.
Baca juga: Komisi I DPRD Kotim rekomendasikan peninjauan lapangan polemik lahan PT BSK
Tidak seperti biasanya, apel bersama kali ini dipimpin dua orang sekaligus yaitu Supian Hadi dan Taufiq Mukri atau akrab disebut pasangan Sahati. Ini menjadi terakhir kalinya keduanya memimpin apel karena hari ini merupakan hari terakhir mereka menjabat bupati dan wakil bupati setelah memimpin Kotawaringin Timur selama dua periode.
"Kalau banyak yang menilai ada banyak kemajuan selama kami memimpin, tapi kami merasa masih banyak kekurangan. Kami berdua pamit dan memohon maaf atas semua kesalahan, baik secara pribadi maupun secara kedinasan selama kami menjalankan tugas," kata Supian Hadi saat memimpin apel bersama, Selasa.
Pasangan Supian Hadi dan Taufiq Mukri memimpin Kotawaringin Timur pada periode 2010-2015 dan 2016-2021. Hari ini merupakan hari terakhir mereka menjalankan tugas sebagai pucuk pimpinan pemerintahan di kabupaten ini.
Selama memimpin, Supian dan Taufiq mengaku mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk membangun daerah dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan dua pria berstatus duda ini memilih menunda keinginan pribadi mereka untuk kembali berumah tangga hingga mereka purna tugas agar tetap fokus mengemban amanah rakyat.
Diakuinya, menjadi bupati dan wakil bupati bukan perkara mudah karena tanggung jawabnya sangat besar. Setia hari masyarakat datang dengan berbagai permasalahan dan berharap ada solusi.
Begitu pula dengan urusan pemerintahan daerah. Berbagai situasi mengharuskan kepala daerah mencurahkan pikiran, waktu dan tenaga untuk mencari solusi agar pemerintahan dan program pembangunan berjalan dengan baik.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Supian menerapkan sistem kekeluargaan. Suasana harmonis selalu dijaga agar pemerintah daerah berjalan dengan baik dan optimal untuk mewujudkan motto 'Bergerak Cepat Membangun Kotawaringin Timur'.
Supian mengakui, dalam situasi tertentu, dia tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Sangat mungkin ada pihak yang tidak puas dengan sikap atau kebijakan yang mereka jalankan.
Untuk itulah dia memohon maaf atas sikap mereka yang tidak disengaja, maupun kebijakan yang membuat ada warga atau pegawai merasa tidak nyaman, tersakiti atau bahkan merasa terzalimi. Dia meyakinkan bahwa sama sekali tidak ada niat pihaknya menyakiti atau merugikan orang lain.
"Seperti permasalahan jabatan kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala seksi atau lainnya, mungkin banyak berebut menginginkan jabatan itu. Tapi jumlahnya kan terbatas. Kami juga harus mengedepankan kebutuhan dengan melihat kompetensi. Jadi mohon maaf kalau ada yang misalnya kecewa karena masalah seperti itu," kata Supian.
Supian mengaku berusaha bekerja keras membangun daerah. Bahkan di hari-hari terakhir masa jabatan ini, dirinya masih melakukan "maja lewu" atau sambang desa ke sejumlah desa-desa di pelosok untuk memantau perbaikan dan peningkatan jalan.
Di akhir masa jabatan ini, Supian menggandeng 39 perusahaan besar swasta untuk membantu daerah membuka dan meningkatkan jalan untuk membuka akses ke desa-desa di kawasan pelosok.
Untuk memantau perkembangannya, Supian blusukan menggunakan sepeda motor trail untuk memantau perkembangan pekerjaan yang dilaksanakan masing-masing perusahaan. Gebrakan ini diharapkan membawa manfaat besar bagi masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan karena ada lebih dari 200 kilometer jalan yang dibuka dan ditingkatkan melalui kegiatan ini.
Pemikiran itu pula yang membuat dirinya ngotot membuka jalan dari Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga untuk membuka keterisolasian dua kecamatan di kawasan seberang yaitu Seranau dan Pulau Hanaut. Dia berharap program itu dilanjutkan pemerintahan berikutnya karena dampaknya akan sangat bagus untuk mempercepat peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: KNPI sebut Sahati membawa perubahan besar kemajuan Kotim
Supian juga getol mengembangkan sektor pariwisata karena yakin sektor ini bisa menjadi sumber baru penopang perekonomian masyarakat dan daerah.
Sejak program pariwisata digencarkan beberapa tahun terakhir dengan membangun Ikon Jelawat, Taman Kota, Islamic Center, lima bundaran, pembenahan Pantai Ujung Pandaran dan lainnya, saat ini dampak positifnya mulai dirasakan masyarakat.
Geliat ekonomi juga terasa di pusat kota dengan hadirnya hotel berbintang, mal terbesar di Kalimantan Tengah, tempat hiburan dan lainnya. Ini menjadi gambaran pertumbuhan ekonomi juga meningkat sehingga investor berminat berinvestasi di Kotawaringin Timur.
Di samping kemajuan itu, Supian mengakui ada sejumlah program yang belum bisa dituntaskan selama pemerintahannya. Namun itu bukan karena keengganannya, tetapi imbas dari pandemi COVID-19 yang mengakibatkan banyak program tertunda lantaran anggaran harus difokuskan untuk penanganan COVID-19.
Terkait pandemi COVID-19 ini pulalah Supian merasa gagal. Dia mengaku sangat sedih karena merasa tidak bisa melindungi masyarakatnya sehingga banyak warga yang meninggal dunia akibat keganasan COVID-19.
"Saya minta maaf. Ini yang saya merasa gagal melindungi masyarakat. Makanya saya terus mengajak masyarakat menjalankan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Semua pihak harus peduli dan ikut membantu," ujar Supian Hadi.
Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri juga memohon maaf kepada seluruh masyarakat atas kekurangan dari mereka. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pegawai dan pihak lain yang telah membantu selama mereka berdua diamanahi memimpin pemerintahan daerah ini.
Baca juga: DPRD Kotim beri pemahaman masyarakat pentingnya vaksinasi COVID-19
"Kami sadar kami tidak bisa memuaskan semua pihak. Tentu ada saja yang merasa belum puas dengan capaian selama ini. Kami memohon maaf. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan semampu kami," ucap Taufiq Mukri yang selalu tampi dengan humoris sebagai ciri khasnya.
Kepemimpinan Supian Hadi dan Taufiq Mukri menimbulkan kesan yang baik bagi kalangan pegawai setempat. Terlepas kekurangan pribadi mereka, banyak hal-hal positif yang mereka contohkan kepada para pegawai.
Pelaksana Tugas Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur yang juga Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kotawaringin Timur, Alang Arianto mengatakan, Supian Hadi merupakan bupati milenial yang mempunyai banyak terobosan demi memajukan daerah ini.
Suasana kekeluargaan yang dibangun membuat pegawai tidak sungkan menyampaikan pendapat dan ide. Pasangan Sahati juga tipe pemimpin yang mau mendengar masukan dari staf demi kebaikan bersama.
Jika ada yang diberikan sanksi, itu pun pasti bertujuan untuk pembinaan, bukan tendensi hukuman. Kecuali pelanggaran berat seperti narkoba, maka tidak ada toleransi karena semua sudah diingatkan untuk menjauhi narkoba.
Diakui Alang, mobilitas Supian Hadi cukup tinggi karena semangat yang tinggi dalam membangun daerah. Untuk itu staf juga harus bisa menyesuaikan kinerja agar semua program berjalan dengan baik.
Baca juga: Tiga nama diusulkan jadi Penjabat Bupati Kotim
"Memang kita harus mengikuti gaya beliau karena bupati orangnya mobile supaya cepat diputuskan. Beliau itu bergaul dengan siapapun masuk, sepanjang kita tidak ada keinginan lain yang aneh-aneh. Secara kedinasan pun dibawa santai, tapi kalau saatnya serius, ya harus serius," ujar Alang.
Sementara itu terkait sosok Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri, Alang sangat salut dengan pembawaannya yang selalu tenang dalam menyelesaikan setiap masalah.
"Pak Wabup itu kalau menasihati dengan cara bercanda sehingga orang tidak tersinggung. Beliau kami anggap seperti orangtua. Sedangkan kalau Pak Bupati itu ketika marah akan terlihat dari raut wajahnya, tapi tidak pernah sampai mengeluarkan kata-kata kasar," tambah Alang Arianto.
Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Raihansyah merasa, Supian Hadi menjalankan kepemimpinan dengan cara kekeluargaan. Hal yang selalu ditekankan adalah setiap orang harus menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik meski tidak sedang diawasi pimpinan.
"Sampai saat ini tertanam di benak kami pegawai Sekretariat Daerah bahwa ada pimpinan, tetap bekerja dan tidak ada pimpinan pun pekerjaan harus tetap selesai. Itu yang selalu beliau tekankan," ucap Raihansyah.
Secara pribadi, Raihansyah menilai Supian Hadi sebagai pribadi yang baik dan diharapkan menjadi oran baik. Hal yang menjadi perhatiannya, kekurangan yang perlu menjadi evaluasi Supian Hadi secara pribadi adalah bagaimana mengatur waktu agar semua jadwal berjalan dengan baik sesuai rencana.
Baca juga: Komisi I DPRD Kotim rekomendasikan peninjauan lapangan polemik lahan PT BSK